Menembus Batas Bersama JNE

harblognas-bersama-jne

Sabtu, 19 November 2016 pukul 16.00 WIB

Saya diantar suami, ibu dan dua anak saya bergegas masuk ke gerobak kesayangan. Kami akan turun gunung menuju peradaban kota Jogja nan ramai. Cuaca agak mendung dan kami sedikit khawatir jika hujan turun lebat disertai angin dan petir seperti yang sudah-sudah. Tapi tekad kami sudah bulat. Jarak 60 km lebih kami tempuh demi bisa memenuhi undangan yang membuat saya tersanjung.

Perjalanan dari Gunungkidul termasuk lancar tak begitu hiruk pikuk seperti biasanya. Namun begitu sampai kota Jogja, olala..macet disana sini. Padat merayap antar lampu merah ke lampu merah berikutnya. Padahal sudah lewat ring road tetap saja antrian kendaraan mengular. Oh, Jogja riwayatmu kini tak seperti tempo doeloe yang sepi dan lengang.

Hotel Harper Mangkubumi Jogja pukul 18.30 WIB

Fiuh..akhirnya sampai juga di tempat tujuan setelah lepas dari kemacetan. Perjalanan menjadi 2,5 jam, lebih lama dari biasanya yang cukup 1,5 jam saja jika keadaan normal tanpa macet. Ah, yang penting sampai tepat waktu sesuai undangan.

Suami tak sempat mengantar sampai lobby hotel karena parkir sudah penuh. Ternyata ada yang merayakan ulang tahun di hotel ini selain event yang akan saya hadiri. Jadilah tempat parkir full. Ya sudah saya melambai manja pada suami dan anak-anak yang menatap kepergian saya memasuki lobby hotel. Mungkin mereka akan menuju alun-alun untuk membunuh waktu selama saya mengikuti event Blogger Gathering dalam rangka Harblognas (Hari Blogger Nasional) yang jatuh pada tanggal 27 Oktober lalu bersama JNE yang akan ulang tahun ke-26 tanggal 26 November nanti.

Di depan tempat acara berlangsung, sudah ada mbak-mbak manis dari JNE yang menyambut saya dengan ramah. Setelah registrasi dan menunjukkan e-tiket yang tertera di email dari smartphone saya, saya mendapat goodie bag dan dipersilakan masuk.

Para tamu undangan yang sebagian besar Blogger Jogja dari berbagai komunitas Blogger seperti Kumpulan Emak Blogger Jogja sudah tampak hadir. Saya cipika-cipiki riang dengan teman sesama blogger. Senang rasanya bertemu teman dari komunitas online yang selama ini hanya tahu nama dari blognya saja.

Mbak Winda Carmelita in action..keren! :)
Mbak Winda Carmelita in action..keren! πŸ™‚

Acara dimulai menjelang pukul 19.00 WIB, tak terlalu molor dari undangan. Sebuah performance yang keren dariΒ  Winda Carmelita yang diimport dari kota Malang mengalun, memecah suasana di malam itu. Suara emas dan iringan musik dari ukulele yang piawai dimainkan Winda ini sangat menghibur kami. Wow, ternyataΒ  Winda yang juga blogger ini punya talenta lain yang patut dikembangkan.

Selesai Winda membawakan lagu, muncul Kurnia Kartikawati yang biasa dipanggil Qachan dari Kumpulan Emak Blogger Jogja. Tampil dengan ootd menawan, Qachan ternyata menjadi MC yang mengawal acara ini. Dengan suara yang ramah, Qachan mendaulat para undangan untuk mengecek ke bawah taplak meja masing-masing barangkali ada yang mendapatkan surprise dari JNE. Ternyata ada yang menemukan selembar kertas yang berlogo JNE dan itu bukan saya. Hohoho..kertas berlogo itu bisa ditukarkan dengan bingkisan dari JNE setelah acara selesai. Yeay, rejeki tak disangka-sangka ya..selamat mba.. πŸ™‚

Mak Qachan, sang MC
Mak Qachan, sang MC

Malam itu, hadir Pak Adi Subagya selaku Brand Manager JNE yang memberikan welcome speech. Beliau mengatakan dulu juga seorang blogger. Yeay..

JNE, yang berusia 26 tahun di tanggal 26 november nanti, mengalami perkembangan yang cukup pesat seiring dengan menjamurnya bisnis E-commerce. Dikatakan pak Adi, jika dulu tahun 2006 JNE hanya mampu mengirim barang sejumlah 600 kg per hari, sekarang bisa mencapai 10 ton per hari. Wow..

Sehingga sekarang JNE berani menargetkan omset 7,5 triliyun per tahun yang dulu sepertinya mustahil. Wow lagi..

Pak Adi Subagya, Brand manager JNE
Pak Adi Subagya, Brand manager JNE

Menembus Batas, Menjadi Inspirasi Bagi Negeri

Tibalah saatnya kami menginjak acara inti yaitu bincang-bincang bersama insan-insan yang inspiratif. Ada Pungky prayitno yang bertugas menjadi moderator, adalah Blogger daerah dari Purwokerto yang saat ini gaungnya sudah ngehits hingga ibukota. Kiprahnya di dunia blogging sangat keren, terbukti dengan sering menyabet juara lomba blog dan blognya laris kebanjiran job. Tepuk tangan..prok..prok..prok.. πŸ™‚

Mak Pungky Prayitno in action :)
Mak Pungky Prayitno in action πŸ™‚

Narasumber pertama adalah Grace Melia, seorang MomBlogger bersinar yang pernah meraih Spesial Award Kartini Next Generation tahun 2014.

Narasumber kedua adalah Uphie Mashar seorang Online Entrepeneur yang sukses menjalankan bisnis online shop-nya bernama Stupid Room.

Dari pihak JNE ada Pak Marsudi yang sudah berkarya selama 21 tahun di JNE. Keren-keren semua yaaa narasumbernya…

Mereka semua menginspirasi anak negeri untuk mampu berkarya menembus batas tanpa ragu-ragu. Mereka membuktikan kepada kita jika kita yakin bahwa kita bisa, Β dan terus berkarya, maka keyakinan kita akan menemukan jalannya menuju hasil yang berbuah manis. Weits..memang seperti apa talkshow-nya..? Penasaran yaaa…

Yuk, kita mulai bincang-bincangnya!

Dari kiri ke kanan : Pungky Prayitno, Pak Marsudi, Grace Melia dan Uphie Mashar
Dari kiri ke kanan : Pungky Prayitno, Pak Marsudi, Grace Melia dan Uphie Mashar

Pungky Prayitno memancing pertanyaan kepada Grace Melia, bagaimana bisa eksis menjadi Blogger yang ngehits. Grace menjawab, awalnya minder menjadi Blogger daerah. Kemudian ada tanya dalam hatinya kenapa Blogger lain bisa banyak prestasi seperti menang lomba, banyak job, diundang sana sini sedangkan Grace saat itu belum sampai pada pencapaian itu.

Lalu Grace terlecut untuk bisa menjadi Blogger handal dengan mulai mempelajari apa sih yang bisa membuat suatu blog diminati banyak pengunjung. Lalu Grace mulai membentuk branding pada blognya. Membuat pembeda yang menjadi ciri khas blognya sehingga mudah diingat oleh orang lain. Grace concern di niche blog parenting sehari-hari yang cara penyajiannya sangat menarik. Terbukti blog Diary Mama Ubii menjadi blog yang cukup berpengaruh dan jadi rujukan para orang tua.

Grace, yang kebetulanΒ  adalah founder komunitas orang tua anak-anak berkebutuhan khusus yang disebabkan oleh virus Rubella yaitu Rumah Ramah Rubella, mampu membidik keinginan pembaca dengan sering mengadakan giveaway dan melempar pertanyaan mau dituliskan apa di blognya. Cara ini berhasil mendulang trafik yang tinggiΒ  di blognya. Ditambah dengan adanya tulisan kolaborasi dengan teman sesama Blogger dan sang suami ikut menyumbang tulisan yang sangat menarik di blognya, lengkap sudah Blog milik Grace Melia menjadi blog yang sukses.

Grace Melia pun mau berbagi tips supaya sukses menjadi Blogger :

Jadilah Blogger yang progresif, yang selalu belajar tentang banyak ilmu baru, konsisten dan mulai memikirkan inovasi apa seandainya dunia blogging sudah tidak diminati lagi.

Uphie Maslah punya cerita sendiri dalam menembus batas sesuai tema yang diusung kali ini. Online entrepeneur yang awalnya ditolak kerja disana sini ini sempat depresi karena sejak lulus sarjana masih menganggur. Sering diremehkan keluarga tentang kemampuannya hingga ada yang bilang,” Uphie tu bisanya apa, paling habis lulus terus nikah. “

Pengalaman diusir ibu kost karena tidak punya uang untuk membayar juga pernah dialaminya. Kala itu dilema melanda antara mau pulang ke rumah malu, tapi kalau terus di kost tak ada uang sama sekali. Hingga Uphie sampai pada titik untuk bergerak maju, tidak bisa hanya berdiam diri saja tanpa usaha. Tak disangka, kehadiran internet safe her life. Dengan membuka online shop bernama Stupid Room, usahanya perlahan tapi pasti mengalami perkembangan hingga berkembang pesat seperti saat ini.

Keberhasilan ini diakui Uphie tidak akan terjadi jika tanpa jujur pada konsumen, pelayanan yang baik dan pengiriman yang cepat.

Maka tak salah jika Uphie bermitra dengan JNE yang mempunyai misi kecepatan pengiriman barang adalah ekspetasi konsumen yang harus dipenuhi.

Pak Marsudi sudah 21 tahun mengabdi di JNE. Tentu banyak pengalaman makan asam garam di dunia pengiriman barang. Menurut beliau, branding itu perlu supaya mudah diingat pelanggan.

Maka diciptakanlah ikon Joni, sang ksatria JNE yang murah senyum dan lucu

Memegang pedoman bahwa mengirim barang itu harus bahagia dan selalu menebar kebahagiaan bagi orang lain, maka murah senyum adalah ekspresi kebahagiaan.

Pada sesi ini, dibuka kesempatan siapa yang akan bertanya. Ada beberapa pertanyaan yang diajukan oleh para blogger terkait dengan pengiriman barang ini. Noni misalnya, bertanya tentang pengiriman bisnis sayur potongnya yang terkendala. Dikatakan pengiriman tumbuhan tidak diperbolehkan, sedangkan sayur potong yang siap dimasak beserta bumbu seharusnya sudah tidak masuk kategori tumbuhan lagi. Pihak JNE menjawab bahwa sebenarnya tidak ada kendala soal pengiriman tersebut, yang menjadi kendala adalah saat di bandara yang mengharuskan banyak prosedur. Mungkin bisa ditinjau ulang dengan cara pengiriman via kapal laut.

Ada hubungan berkesinambungan antara Blogger, Online Shop dan JNE dalam rantai simbiosis mutualisme. Yaitu hubungan yang saling menguntungkan. Blogger butuh JNE untuk mengirim barang misalnya saat ada giveaway di blognya, demikian pula halnya dengan Online Shop. JNE dan Online Shop juga butuh masukan berupa testimoni atau endorsement dari Blogger. Semuanya saling membutuhkan dan mendukung untuk perkembangan dan kemajuan bersama.

Dari waktu ke waktu, JNE yang telah berdiri sendiri tanpa ada hubungan dengan ekspedisi pengiriman yang sejenis, selalu berupaya meningkatkan pelayanannya. JNE senantiasa memberi kemudahan bagi pelanggannya diantaranya dengan tersedianya layanan My JNE yang bisa di download dari Google Play Store atau AppStore. Dengan modal aplikasi ini, pelanggan mudah untuk mengecek harga, melihat status pengiriman, mengetahui area terdekat JNE dan lain sebagainya. Pokoknya praktis dan aman, sehingga tak perlu khawatir barang yang dikirim tidak sampai ke alamat tujuan. Semuanya bisa dipantau.

Aplikasi My JNE yang memudahkan dan Ksatria JNE, Joni yang full senyum :)
Aplikasi My JNE yang memudahkan dan Ksatria JNE, Joni yang full senyum πŸ™‚

Tak terasa waktu menunjukkan pukul 21.00 WIB, yang artinya acara harus segera berakhir. Acara yang serius tapi santai ini sangat useful dan full door prize. Ada yang beruntung dapat kejutan dari bawah taplak meja. Ada yang dapat gadget dari menang live twit. Ada yang dapat bingkisan karena beruntung namanya keluar dari undian setelah nge-rate aplikasi My JNE.

Sungguh, acara inspiratif ini sangat seru, mengisi me time saya di malam minggu. Nggak rugi turun gunung, diantar suami dan anak-anak yang meskipun nggak dapat parkir karena penuh dan rencana main ke alun-alun gagal karena terjebak macet.

Beranilah menembus batas dan menjadi inspirasi bagi negeri! πŸ™‚

Foto dipinjam dari akun Twitter @JNEJogja
Foto dipinjam dari akun Twitter @JNE_JOG
Share

Author: Juliastri Sn

Mom of two. Lifestyle Blogger. Entrepeneur.

17 thoughts on “Menembus Batas Bersama JNE”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *