Seven Habits For Toddlers

Seven Habits for Toddler

Seven Habits For Toddlers – Ternyata banyak pe-er yang harus dilakukan ketika memiliki buah hati di rentang usia 1-3 tahun atau yang biasa disebut toddler. Salah satunya adalah usaha untuk mengajarinya berbagai kebiasaan baru yang cukup penting untuk tumbuh kembangnya.

Saya mencoba menerapkan beberapa kebiasaan baik pada si kecil yang baru saja berulang tahun kedua di bulan Maret kemarin. Sebenarnya, tidak hanya tujuh kebiasaan baik yang penting ini, ada banyak hal..tapi step by step lah ya..

Mengajarkan kebiasaan baik, apalagi kebiasaan baru itu kan butuh effort yang cukup tinggi. Satu bisa terlampaui aja udah bersyukur banget. Apalagi si kecil masih membutuhkan banyak bimbingan dan kita sebagai orang tua harus ekstra sabar dalam proses mengajarinya sampai bisa.

Nah, ini dia usaha saya untuk memulai 7 kebiasaanΒ  baru pada si kecil :

1. Disapih

Iya, anak saya ASI dari sejak lahir. Diminum langsung dari sumbernya, atau saya pompa ketika saya ada perlu keluar rumah selama beberapa jam. Biasanya, urusan minum ASI perah ini berjalan lancar-lancar saja. Namun seiring perjalanan waktu, tepatnya di usia 22 bulan,Β  anak saya babar blas tidak mau minum ASI perahan yang disimpan di kulkas. Padahal, perahan baru beberapa menit sebelum saya pergi.

Sehingga, saya mulai memberikan susu UHT dan susu formula. Malangnya, anak saya tetap tidak begitu suka minum susu UHT ataupun susu formula. Dibuatkan pakai gelas kecil pun tak pernah habis, dan susu UHT yang ukuran paling mini pun tidak selalu dihabiskan. Pusinglah saya, apalagi saya sudah bertekad untuk menyapihnya di usia dua tahun.

Maka terjadilah drama itu, ketika saya mencoba untuk memberi plester pada bagian PD saya supaya si kecil tahu kalau nenennya sedang sakit, tidak bisa diminum. Cara ini saya lakukan karena ada masukan dari yang sudah expert menyapih. Apa yang terjadi ? Si kecil menangis, tak terima dengan apa yang telah terjadi. Tidak mau nenen, tapi masih ingin melihat jenis “kesakitan” nenen saya. Beberapa jam terlampaui tanpa nenen, mau dibuatkan susu formula walaupun tidak habis. Ketika malam tiba, dimana dia biasa nenen sambil merem antara sadar dan tidak dalam tidurnya, dia lupa kalau nenen mamanya sudah di plester. Mungkin saking hausnya, tak peduli dia nenen meskipun PD ditutup plester. Terlontar dari mulutnya kata,”Asin..asin..”

Ah..ibu mana yang tega melihat si keci sakaw ingin nenen. Walaupun tekad saya sudah bulat untuk mulai menyapih, akhirnya dilepaslah plester itu, dan nenenlah dia dengan selamat sentosa. Gagal menyapih saya..

Sebenarnya, soal sapih menyapih ini tergantung kepada level tega sang ibu. Toh, demi kebaikan si kecil juga. Sudah 2 tahun lho, sudah cukup besar untuk mulai mandiri tidak nenen lagi. Ok, fix..besok akan saya coba lagi, dan akan saya tulis reportasenya jika sudah berhasil. Doakan saya yaaa…

2. Tidak pakai diapers

Nah, kalau ini sudah berhasil saya terapkan. Sebenarnya, mulai dari umur satu tahun pun, di siang hari si kecil sudah mulai tidak memakai diapers. Sudah terbiasa di “tatur” saat mau pipis atau buang air besar.

Toilet training juga sudah diajarkan sejak dini. Jadi si kecil sudah tidak kesulitan jika harus buang hajat di toilet duduk ataupun yang jongkok, dia sudah mencoba semuanya. Bahkan, biasanya si kecil sudah bisa bilang sendiri jika mau pipis atau mau pub / eek.

Dari sejak itu, diapers dipakaikan jika tidur malam dan saat bepergian saja. Lha resiko ngompolnya itu lho, masih tinggi..apalagi kalau pas perjalanan jauh, gak bisa diprediksi kan kapan toddler mau pipis atau pub saat di mobil. Jadi pakai diapers dirasa cukup mengurangi kerepotan.

Namun, sejak usianya 2 tahun, saya mulai menerapkan tidak memakai diapers lagi. Baik saat tidur malam ataupun saat bepergian. Asumsi saya, di usia ini, si kecil mulai bisa merasakan kapan saat perutnya mulas untuk buang air besar atau saat HIV ( Hasrat Ingin Vivis ). Maka dia akan bicara dengan sendirinya. Atau saya sebagai ibunya yang aktif untuk mengontrol kapan saatnya megajak dia ke toilet. Biasanya saat ditatur, si kecil akan pipis dengan sendirinya.

Pernah juga sih kecolongan tiba-tiba dia pipis atau pub begitu saja di lantai tanpa pemberitahuan sebelumnya. Lho kok, gak bilang-bilang dek..Dia akan tertawa riang gembira, meledek. Oalah bocah..

Saya lalu bilang,”Kalo pipis itu dimana..?”

“Kamar mandi,” jawabnya.

“Kalau bukan di kamar mandi namanya apa..”

“Ngompol,” jawabnya.

Lha tuh tahu..gemes..gemes..gemes..dedek gemes.. πŸ˜€

Lha, kalau mau pergi-pergi, saya sudah wanti-wanti sebelumnya.

“Dik, ini kan mau pergi, nanti kalau mau pipis atau pub bilang ya..kan sekarang sudah tidak pakai pampers..”

Si kecil akan mengerti. Sebagai antisipasi saya akan menaturnya dulu sebelum berangkat, dan inisiatif sendiri untuk menaturnya lagi beberapa jam kemudian. Lha, daripada menanggung resiko bau pipis di mobil.. πŸ™‚

Sedangkan saat di malam hari, sebelum tidur wajib untuk dipipiskan dulu. Tengah malam, saya inisiatif untuk menaturnya lagi. Saya gendong, kemudian diatur posisi sedemikian rupa sehingga si kecil bisa pipis sambil saya pegang dalam posisi jongkok. Si kecil sih tetep merem, tapi bisa lho dia pipis ketika saya berbisik di telinganya, “Ayo dik pipis dulu..”

Dan ternyata, sampai pagi bebas dari mengompol di kasur. Dengan catatan, saat saya bangun pagi, meskipun dia masih merem langsung ditatur lagi.

3. Mandi pakai air dingin

Kebiasaan ini juga sudah saya terapkanΒ  saat usianya satu tahun. Awalnya, ya..nggak mau. Teriak-teriak kedinginan. Tapi lama-lama terbiasa sampai sekarang.

Konon, bayi mulai boleh mandi air dingin sejak usianya 6 bulan. Air dingin ini, bisa memicu timbulnya sel darah putih yang lebih banyak, sehingga sistem kekebalan tubuhnya lebih bagus. Jarang sakit dan tulangnya pun kuat.

Tapi, saya gak saklek-saklek amat dalam hal ini. Kalau cuaca lagi gak bersahabat, misalnya dingin atau hujan, ya pakai air anget saja. Apalagi kalau kondisi si kecil lagi pilek demam..wah..jangan cari penyakit dah..Dilap air hangat saja sudah cukup.

4. Minum pakai gelas

Saat masih bayi, si kecil minum susu pakai botol berdot. Mulai umur satu tahun, saya biasakan pakai gelas yang ada moncongnya untuk minum susu atau air putih. Saya tidak biasakan memberi dot untuk ngempeng. Ada lho, tetangga yang membiasakan anaknya diberi dot untuk ngempeng saat rewel. Dan kebiasaan itu berlanjut sampai masuk SD. Ya, memang jadi anteng anaknya. Tapi, kebiasaan ngempengnya itu yang kurang baik untuk perkembangan giginya.

Lalu mulailah saya beri gelas tanpa moncong sejak usia satu setengah tahun hingga sekarang. Untunglah tak ada kesulitan yang cukup berarti. Si kecil cukup senang minum pakai gelas. Sebagai variasi, bisa dikasih sedotan.

5. Biasakan makan sendiri

Saat usianya memasuki satu tahun, si kecil sudah berinisiatif untuk makan sendiri. Saat lapar, dia akan mengambil wadah makanannya kemudian bilang,”Maem..”

Saya mengambilkan makanannya, kemudian memberi kebebasan untuk mencoba makan sendiri. Berantakan sih, ya..tapi biarkan saja namanya juga belajar. Kalau sudah selesai tinggal diajak membereskan bersama. Kadang-kadang saja disuapin demi efisiensi waktu dan fokus supaya makanannya habis. Lha kadang kalau makan sendiri cuma beberapa suap, trus diacak-acak deh. Jika sudah begitu, saya mulai ambil alih kendali untuk menyuapi.

6. Tidak boleh mandi bareng dengan saudara yang beda jenis kelamin

Yup, dari umur satu tahun, si kakak laki-laki yang kelas 1 SD suka ikut nimbrung mandi jika adik perempuannya dimandiin sama saya. Bersukacitalah mereka bermain air, main sabun dan ciprat-cipratan. Tak jarang, malah sering baju saya ikutan basah. Dan, waktunya itu lho..lamaaaaa…

Lalu saya membaca jika toddler 2 tahun tidak boleh mandi dengan saudara atau orang tuanya yang beda jenis kelaminnya. Ya misalnya, anak saya perempuan, tidak boleh mandi dengan kakak laki-laki atau dengan ayahnya. Hal ini berlaku kebalikannya.

Lha itu tadi, kakak laki-laki sudah kelas satu SD ikut mandi dengan adik perempuan. Sebenarnya tidak boleh. Makanya saya memberi pengertian kepada kakak, mulai adik usia 2 tahun sudah tidak boleh mandi bareng lagi. Harus mandi sendiri.

7. Punya kamar sendiri

Ini idealnya, anak belajar punya privacy dari sejak kecil dengan memiliki kamar sendiri. Tujuannya tentu supaya berani dan bisa mandiri. Namun, karena berbagai alasan, mungkin belum bisa menyediakan toddler kamar sendiri. Ya gak papa sih..It’s Ok..Hanya saja, perlu diperhatikan jangan sampai toddler melihat orang tuanya saat bercinta. Oh..no..It’s a big NO..NO..NO..Meskipun tanpa sengaja si kecil melihat saat terjaga dari tidur.

ToddlerΒ  sudah mulai suka meniru dan bisa mengingat dengan baik. Kalau sampai dia melihat, kemudian meniru walaupun belum paham apa yang dilakukannya, kan bisa gawat. Jadi, harus dipikirkan cara bagaimana jika masih satu kamar dan orang tuanya mau indehoy. Pindah kamar kek, atau jaga supaya si kecil jangan sampai terbangun dari tidur dan melihatnya.Β It’s nightmare jika itu terjadi.

Nah, sudah tahu kan apa saja kebiasaan baik yang penting ketika si kecil memasuki usia 2 tahun. Mungkin ada yang punya pengalaman yang kurang lebih sama atau mungkin mau menambahi..Yuk, monggo sharing, saling berbagi ilmu.

Ciao..

Share

Author: Juliastri Sn

Mom of two. Lifestyle Blogger. Entrepeneur.

19 thoughts on “Seven Habits For Toddlers”

  1. Aku masih bingung tentang mandi bersama dan pendidikan seks. Karna mandi bersama setauku itu bs jdi sarana pendidikan seks. Biarkan anak tau jenis kelamin kakaknya dan bapaknya, ketimbang dia mencari tau dri org lain. Memang si dibatasi, tpi batas umurnya sampe kapan itu yg aku msh bingung. Krn usia 2 than itu usia yg banyak tanya & rasa ingin taunya tinggi. Klo enggak dikasih tahu malah ditutup2i, takutnya malah dia besok cari tau ke org lain. Aahhh… peliknyaa…. #baladaortu

    1. Nah..itu dia mak Noni..setahuku (dari referensi tapi lupa nama bukunya) mulai anak usia 2 tahun tidak boleh mandi bareng dengan yang beda jenis kelamin. Kalo anak cewek mandi bareng ibunya boleh..atau anak cowok mandi bareng bapaknya..
      Pengenalan seks yang saya terapkan saat ini masih terbatas pada nama jenis kelamin sambil ditunjuk, punya mas namanya penis (titit) dan punya adik namanya vagina (wewek), gunanya (sementara) untuk pipis.. πŸ˜€

  2. catetan banget nih kalau udah punya anak usia 1tahunan berlanjut, hal”kecil kaya gini baru ngeh lagi kalau engga karena tulisan ini lhoo hihi, nantu kalau calon bayi udah launching mau ikut nerapin ahhh ^_^, btw bayi bisa sakaw ya mak wkwkwkwk, kalau mamaku dulu berhentiin adikku nenen itu pake daun apa gitu yang pahit jadinya kapok nenen sampe akhirnya berenti deh πŸ˜€

    http://www.leeviahan.com

  3. dari semua point, cuma yg no 1 yang aku ga lakuin :).. Karena memang anak2ku ga ada yg asi sih mbak.. jd ga perlu nyapih πŸ˜€

    kalo yg popok aku termasuk telat ngajarin si kaka dulu.. pas umur 2 thn baru mulai… makanya utk adiknya ntr, aku mau lbh cepet, umur 1 thn udh mulai.. Bukannya kenapa2, tapi krn kita sering traveling, berat ya bok traveling bareng bocah kalo hrs bawa popok ;p kan lumayan bisa ngurangn berat koper kalo udh ga pake diapers lagi.

    ama yg no 6 aku juga masih agak susah sih mbak.. memang anak2 ga boleh dibiasain mandi dgn lawan jenis saat mrk udh 2 thn.. tapi anakku yg kedua inikan cowok, susah juga kalo nyuruh papinya yg mandiin ntr.. secara pulangnya aja malam.. masa nunggu si papi pulang -_-.. trpaksa masih hrs ama baby sitternya juga yg mandiin.. tapi yg ptg ga mandi ama kakaknya yang cewe πŸ™‚

    1. Iya, mba Fanny..demi keringanan koper bisa dimulai tuh mulai umur 1 tahun gak pake diapers.. πŸ˜€
      Kalo soal mandi, gak papa sih maminya mandiin anak cowok..yang penting maminya atau baby sitternya gak ikutan mandi juga..yang gak boleh kan kalo mandi bareng..
      Kalo papinya mandi bareng ma anak laki ya boleh, tapi ya gak harus papinya mandiin terus juga..gitu mba.. πŸ˜€

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *