Abses Gigi Itu Apa Sih?

apa itu abses gigi

Abses adalah bentuk perlawanan tubuh karena terjadi infeksi di dalam jaringan tubuh tertentu

Sebagai seorang ibu, saya merasa kecolongan. Bagaimana tidak? Setiap hari saya membantu anak wedok menyikat giginya, memastikan giginya selalu bersih, tapi saya terlambat mengetahui ada abses gigi yang terbentuk di gusi bagian atas mulut anak wedok. Saya terhenyak ketika mengetahui hal itu. Dalam hati bertanya-tanya, sejak kapan abses itu ada? Sudah lamakah? Kok saya baru tahu? Huhuhu..hati ini rasanya mencelos.

Abses gigi adalah infeksi yang terjadi pada akar gigi atau antara gigi dan gusi

Gejala Abses Gigi

Jadi di gusi bagian atas mulut si bungsu anak wedok saya, tumbuh semacam bisul yang bernanah. Besarnya sebesar jerawat yang agak besar. Awalnya saya bingung harus bagaimana. Gigi bagian atas yang letaknya berada di bawah abses tersebut pun sudah goyang. Namun saya tidak berani mengutak-utik giginya supaya tanggal segera mengingat keberadaan abses.

Saya bicara dengan suami pun, dia tampak tenang-tenang saja. Ah, nanti juga bisa sembuh sendiri, katanya. Saya pun sedikit tenang, masih mengira bahwa sesuatu yang “melenthung” itu adalah semacam sariawan yang pada akhirnya nanti akan sembuh sendiri tanpa harus diobati.

gejala abses gigi
Abses gigi

Lama kelamaan hati ini tetap tidak tenang rasanya. Saya pun mencoba mencari informasi dengan browsing di internet melalui mesin pencari terpercaya. Rasa penasaran saya semakin menjadi berselimutkan rasa khawatir. Takut anak wedok kenapa-napa. Takut kalau-kalau ini suatu gejala penyakit tertentu yang perlu penanganan segera.

Di tengah kepanikan itu, saya pun merasa kecolongan lagi ketika mendapati 2 gigi bagian bawah anak wedok sudah tumbuh lumayan tinggi, namun gigi susunya hanya goyang sedikit. Belum ada tanda-tanda kalau akan tanggal dengan mudah. Duh, risaunya jadi dobel deh.

Ke Dokter Gigi Saat Pandemi

Lalu saya pun mencari second opinian kepada saudara yang kebetulan menjadi seorang tenaga medis. Saya menunjukkan soal abses itu kepadanya. Saudara saya menduga jika itu abses. “Apakah ada gigi yang “kerowok” atau istilahnya berlubang?,” tanyanya. Saya pun mengangguk. Anak wedok memang punya gigi kerowok di geraham kanan bawah dan sebagian di gigi geraham kiri bawah.

Berapa kali sudah saya kecolongan kalau sudah begini? Hm..Lha tapi absesnya itu di bagian gigi atas yang tidak ada kerowoknya, lho. Lalu penyebabnya apa? Saya pun kemudian menunjukkan gigi anak wedok yang sudah tumbuh dan saya bertanya bagaimana sebaiknya nasib gigi susunya. Apakah harus dicabut di dokter atau menunggu tanggal sendiri? Lalu dijawab sebaiknya cabut ke dokter gigi.

Baiklah, saya pun mengikuti saran itu. Sebenarnya agak was-was juga pergi ke dokter gigi di masa pandemi. Namun ternyata saya tak perlu khawatir berlebihan karena menerapkan protokol kesehatan. Dokter memakai APD, dan tidak ada tindakan lain kecuali cabut gigi anak dan penanganan khusus untuk yang urgent seperti infeksi.

Periksa ke Dokter Gigi

Saya pun mengantar periksa anak wedok ke klinik dokter gigi di daerah saya tinggal. Dokter memeriksa kedua masalah gigi anak wedok. Diagnosa dokter mengatakan bahwa abses tersebut sudah infeksi hingga ke syaraf. Waduh, saya langsung mak tratap. Merasa sangat bersalah kenapa tidak langsung periksa ke dokter gigi begitu mengetahui ada abses itu.

Ada kali sekitar satu bulan lamanya saya menunggu untuk pergi ke dokter. Mencoba untuk menanti keajaiban barangkali nanti abses itu bisa kempes sendiri. Ternyata dugaan saya salah. Abses tidak bisa sembuh dengan sendirinya. Dokter pun memberi resep antibiotik untuk abses itu.

Lalu dokter mencabut 2 gigi susu bawah yang sudah tumbuh gigi barunya. Beliau menyarankan anak saya untuk kontrol satu minggu kemudian. Tujuannya untuk melihat bagaimana perkembangan absesnya, sehingga dokter dapat melakukan tindakan selanjutnya dengan segera tanpa tertunda. Takutnya kan kalau ada apa-apa.

ke dokter gigi di masa pandemi
Ke dokter gigi di masa pandemi

Obat Abses Gigi

Resep obat antibiotik dari dokter adalah amoxillin jenis sirup kering. Obat antibiotik harus habis. O, ya jenis sirup kering seperti ini ada aturan petunjuk yaitu mengencerkan dengan air hingga tanda panah yang tertera di botol syrup. Rasanya manis dan beruntungnya anak wedok suka sehingga saya bersyukur tidak ada kesulitan minum obat.

Bahkan anak wedok yang senantiasa mengingatkan jika waktu minum obat tiba, selama tiga kali sehari. Seminggu kemudian obat antibiotik sudah habis, sementara melenthung-nya belum hilang. Memang sudah tidak terlalu besar dan sudah tidak bernanah tapi saya tetap merasa risau. Maka saya pun menjadwalkan untuk ke dokter gigi kembali.

Drama ke Dokter Gigi

Olala ternyata saya harus kecele beberapa kali karena ternyata di klinik gigi daerah saya tersebut, dokter gigi yang praktek lumayan banyak. Saya lupa siapa nama dokter gigi yang memeriksa anak wedok. Lalu dengan bantuan resepsionis, saya bisa menemui dokter yang sama di hari yang berbeda dari awal periksa.

Ya kan nggak lucu kalau awalnya diperiksa sama dokter A, kontrolnya sama dokter B, ya kan. Singkat cerita, setelah dokter gigi yang cantik dan ramah itu bertanya apakah antibiotiknya sudah habis diminum, anak wedok pun mengangguk.

Penanganan Abses Gigi

Lalu mulut anak wedok diperiksa, bagian abses atau yang melenthung ditusuk pakai jarum steril dengan tujuan untuk membuat abses kempes. Lalu gigi yang dekat abses dicabut karena memang sudah goyang. Dokter bilang, gigi bagian atas anak wedok yang goyang ini sebenarnya belum waktunya tanggal karena calon gigi pengganti belum tumbuh.

Bisa goyang ya karena pengaruh infeksi dari abses gigi tersebut. Gigi pengganti diperkirakan tumbuh sekitar 4-5 bulan kemudian, kata dokter. Wah, lumayan lama juga ya. Anak wedok harus tahan mental menjadi ompong nih.

abses gigi
Sementara ompong dulu ya, Nduk..

Abses Bisa Muncul Lagi?

Lalu saya bertanya kepada dokter gigi apakah abses ini dapat tumbuh lagi? Dokter menjawab tidak karena gigi yang goyang sudah dicabut dan telah minum obat antibiotik. Infeksi kemungkinan bisa terjadi dari gigi yang ada lubangnya meski kecil. Setelah gigi tercabut dandokter mengempeskan abses, anak wedok tidak minum obat lagi.

Dan lama kelamaan, abses tersebut mengecil dan akhirnya hilang. Ah, senangnyaa.. Saya jadi bertekad untuk lebih memperhatikan kebersihan dan kesehatan gigi anak wedok supaya jangan sampai terulang lagi kejadian tidak mengenakkan seperti abses gigi ini.

Keep healthy life! 🙂

Share

Author: Juliastri Sn

Mom of two. Lifestyle Blogger. Entrepeneur.

50 thoughts on “Abses Gigi Itu Apa Sih?”

  1. Menjaga gigi anak-anak memang jadi hal yang menantang bagi saya. Anak saya yang bungsu (2 tahun) harus dikejar keliling rumah dulu kalau mau sikat gigi. Membaca ini jadi bertekad lagi membersihkan gigi anak supaya tidak tumbuh abses. Terima kasih infonya.

  2. Saya dulu malah pas sudah kerja, Mba. Ada abses di gigi depan saya. Jadi gigi depan saya harus dibolongin.. duh ganggu banget. Akhirnya gigi drpan ga kuat dan patah. Jadi deh saya ompong kayak cah wedoknya Mba Lastri. Terpaksa deh dipasang gigu palsu buat permanis, krn dah usia juga kan.

  3. Eh anak saya juga pernah mengalami itu mbak.
    Tapi memang sembuh sendiri.
    Namun, gigi anak2 saya memang bermasalah. Setelah banyak keropos, skrg tumbuhnya tak beraturan.
    Ini pengen banget ke dokter gigi tapi masih ragu karena pandemi.
    Thanks sharingnya mbak…mungkin saya hanya perlu cari info dokter gigi yang melayani.

  4. Duh ikutan ngilu nih lihat abses giginya anak wedok. Ternyata ke dokter gigi di musim pandemi ini juga tetap harus menggunakan APD lengkap demi memeriksa gigi dgn seksama.

    Nah jadi ompong selama 4-5 bulan ke depan ya anak Wedok. Untungnya sekolah masih daring ya jadi ga begitu malu kalau ketemu teman2nya di sekolah. Emang harus ya menjaga kesehatan gigi ini

  5. waaa aku juga pernah abses gini mba, tapi di gigi belakang.
    kuncinya emang sering-sering bersihin gigi dan rajin cek up gigi ke dokter gigi hehehe
    semoga anak wedok sehat sehat selalu ya mba. luv from sleman

  6. wah aku langganan karena memang struktur gigi dan gusinya yang gak bener, jadi gusiku sering turun shg ada celah antara gusid an gigi yg bikin banayk makanan terselip. nah, jdlah bakteri ngumpul yang bikin abses.

  7. aku dulu juga pernah punya abses gigi, mbak. Sampai besar dan bernanah juga, sampai bikin gigi bengkak. Ya memang karena ada lubang besar di gigi, jadinya merambat ke gusi. Alhamdulillah, betul kata Mbak, bisa hilang dengan diberi antibiotik dan dikempeskan, sekalian dihilangkan nanahnya.

  8. walaupun ompong tetep cantik kok ituuuu.. hihi. Aku baru tau tentang abses ini mak, mesti waspada juga kita sebagai orangtua yaaa.. jangan sampai kecolongan.. aku bakal lebih sering ngingetin anak anak untuk gosok gigi yang bener deh.. kadang suka skip gosok giginya.. hehe. makasi sharingnya ya maaaak

  9. Waduh, ngomongin abses gigi jadi keingetan masa SMA dulu. Aku pernah deh di gusi kiri. Bengkak jadinya pipiku. Ke dokter gigi dikasih obat. Dan gak lama pun sembuh. Kudu rutin bersihin gigi ya biar gak kena abses gigi

  10. Kebetulan aku tidak punya pengalaman dengan abses gini mba. Tapi kalau gigi baru udah tumbuh, sedangkan gigi susu belum juga mau hengkang, pernah banget. Sampai struktur gigi anakku sekarang kacau balau gara-gara itu. Kalau orang Jawa bilang ‘mosak-masik’ gitu lah alias berantakan huhuu… Ntar kalau gigi susunya udah tumbuh semua bakalan kurapiin nih gigi anakku.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *