Berkaryalah dengan Hati

IMG_20141104_170812

Momong anak sambil jualan di toko 🙂
Ketika kita berpikir out of the box, ternyata ada banyak peluang yang bisa kita raih yang tak terbayangkan sebelumnya
Ketika kita berani keluar dari zona nyaman, ada banyak marabahaya mengancam..namun anehnya, kita menjadi kuat
Ketika kita mau bersahabat dengan ketidakpastian, ternyata kepastian itu akan datang dengan sendirinya
Quote-quote diatas saya yakini sebagai mantra penguat saat akan melakukan suatu hal baru dalam hidup saya. Seringkali, keraguan dan ketakutan lebih mendominasi pikiran sehingga sukses menggagalkan diri sendiri dari segala rencana. Iya, saya butuh dopping motivasi untuk menguatkan. Untuk meyakinkan diri sendiri bahwa kekuatan pikiran itu luar biasa ampuhnya.
Enam tahun yang lalu, saya dan suami adalah seorang karyawan, buruh biasa di suatu perusahaan. Sepertiga dari waktu hidup kami, habis untuk bekerja. Suami bekerja di pabrik, sedangkan saya bekerja di suatu perusahaan jasa. Jadwal libur suami sesuai dengan kalender Masehi, sedangkan jadwal libur saya adalah hari biasa selain hari Minggu. Yap, hari Minggu adalah hari paling ramai di perusahaan saya bekerja, jadi jika bisa libur di hari Minggu adalah kemewahan bagi saya. 
Alhasil, saya sering kucing-kucingan dengan suami. Bertemu hanya saat di malam hari seusai bekerja. Saat saya off kerja, suami masuk. Saat ia libur di hari Minggu, saya bekerja. Tak pernah bisa menikmati hari libur bersama kecuali salah satu ada yang cuti. Dan itu, terus terang membuat saya lelah. Dan ini semakin kami rasakan saat kami mempunyai anak. Kapan bisa barengan pergi libur ? Pergi malam hari anaknya sudah keburu tidur. Huft..
Walau awalnya hal ini tak terlalu kami permasalahkan, pada akhirnya kami berdua merindukan saat-saat bersama. Merindukan libur bersama tanpa takut dipecat, tanpa takut dimarahi bos, tanpa takut gaji tak cukup untuk hidup sehari-hari, dan tanpa takut lain-lainnya.
Lalu, muncullah ide gila itu. Kami berdua sepakat untuk resignbareng, dan buka usaha bersama. Apa ? Senekad itu ? Disaat suami mulai dipromosikan dan mendapat posisi cukup strategis di perusahaannya, dan disaat saya mulai dinaikkan gajinya ? Yup..kami sudah bertekad !
Apa yang kami punya untuk berani buka usaha sendiri ? Memangnya kami punya modal berapa ? Memangnya kami sudah tahu seluk beluk bisnis ? Memangnya kami sudah tahu apa yang akan kami kerjakan ? Jawabannya adalah : product knowledge kami tentang bisnis nol besar, modal materi kami cuma uang di tabungan sebesar 20 juta rupiah, tapi kami punya kemauan dan tekad untuk berjuang demi suatu perubahan yang lebih baik.
Here we go, kami memilih daerah pinggiran sebagai tempat usaha kami. Bukan di kota besar. Anti mainstreamkan..? Memangnya dengan uang 20 juta rupiah bisa buka usaha apa ? Banyak yang meragukan itu, termasuk kami pada awalnya. Antara yakin dan tak yakin,  bisa nggak ya..? Tapi kami percaya, Tuhan selalu beserta kami. Senantiasa memberkati langkah-langkah kami. 
Dalam mimpi pun, kami tak berani terlalu muluk. Namun apa yang kami lakukan, melampaui segala mimpi-mimpi kami. Usaha kami dilancarkan, waktu untuk keluarga bisa lebih fleksibel. Saya bebas melihat tumbuh kembang anak-anak saya setiap saat setiap waktu. Kebetulan, tempat usaha dan rumah tinggal kami satu atap. Lantai atas sebagai toko ban mobil dan onderdil, lantai bawah sebagai tempat tinggal. Jadi, saya bisa memantau pekerjaan dan anak-anak sekaligus. Di sela-sela kesibukan sebagai entrepeneur dan mom of two, saya juga bisa menyalurkan passion saya sebagai blogger. Bukankah hidup ini begitu indah. Saya menikmati setiap waktu yang bisa saya habiskan bersama keluarga.
O ya, di awal buka usaha perjalanan usaha memang tidak mudah adanya. Peran saya dan suami sangat random. Kami belum mampu membayar karyawan, semua kami kerjakan sendiri. Saya menjadi admin, kasir, marketing, debt collector, customer service dan peran lain yang tak terduga. Semuanya harus bisa saya handle. Mau tak mau, saya harus belajar untuk bisa. Pun, suami harus lihai menjadi teknisi, mencari suplier terbaik, marketing, customer service sekaligus pimpinan dari usaha kami. Semuanya cukup mendebarkan namun mengasyikkan. Kami memulai semuanya benar-benar dari nol. Suka dan duka benar-benar kami rasakan bersama.
Pencapaian-pencapaian mulai kami rasakan selangkah demi langkah. Semakin bersemangat ketika Bank mulai mempercayai dengan memberikan pinjaman modal. Kami mulai bisa membayar karyawan yang membantu pekerjaan kami. Pasar mulai bisa kami raih walaupun himpitan kompetitor mulai terasa. Semuanya kami nikmati prosesnya. Segala hambatan dan rintangan selalu kami atasi bersama. Menjaga konsistensi dan kepercayaan pelanggan adalah motto usaha kami yang harus selalu kami camkan. Tak bisa main-main dengan kepercayaan. Hancurlah suatu bisnis jika kepercayaan sudah tidak ada.
Kami harus mau meninggakan zona nyaman kami yang terima gaji setiap bulan saat jadi karyawan. Kami harus mau bersahabat dengan ketidakpastian karena hari ini belum tentu seramai hari kemarin atau sebaliknya. Kami harus mampu berpikir keluar dari kotak jika ingin maju dan dianggap beda dari kompetitor. Kami harus proaktif mencari inovasi-inovasi yang bisa memikat pelanggan kami. Semuanya adalah proses yang harus kami lewati dan nikmati.
Percayalah, selalu ada jalan jika kita mau berusaha. Selalu ada jalan jika kita tahu tujuan kita mau kemana. Selalu ada kemudahan yang menyertai langkah-langkah kita bahkan dari hal yang tidak kita sangka-sangka. Semuanya selalu penuh kejutan. Dan tentunya, membuat hidup selalu penuh warna. Seperti bianglala.
Bertepatan dengan buka usaha di tahun 2009 itulah, saya dan suami mulai belajar membuat blog. Masih blog gratisan sampai sekarang. Suami membuat blog tentang usaha kami. Saya mulai membuat blog pribadi. Jujur, tujuan utama membuat blog awalnya ingin mendapat penghasilan dari Google adsense. Maka saya semangat beternak blog ketika Google approvedpermohonan adsense saya. Ada empat blog yang saya kelola, semuanya saya pasang Google adsense. Harapannya, bisa dapat dolar sebanyak mungkin…hahaha.. Apakah dari keempat blog itu update selalu..? Hm..kadang-kadang..( kalau sempat )..hehehe..
Maunya sih, semua peran saya sebagai istri, ibu, entrepeneur, bloggersemuanya bisa selaras dan seimbang. Tapi kenyataannya ? Tetaplah saya dengan keterbatasan saya. Kemampuan saya ada batasannya. Semangat menyala, tapi tenaga ngos-ngosan. Ya, saya tidak punya ART. Di sela-sela membantu suami di toko, saya juga mengurus dua anak. Satu kelas  2 SD, satu lagi masih 22 bulan dan masih ASI. Jadi ya, antar jemput anak sekolah sambil tetap terima telepon dari karyawan di toko, menyusui anak di toko sudah biasa bagi saya. Yang penting semuanya bisa ke-handle. Walaupun kadang saya lelah namun tetap bahagia .. 🙂
Tak sengaja, saya mengenal komunitas KEB dari sosial media teman. Lalu terpikatlah saya untuk ikut bergabung. Dan..wow..senangnya saya ketika di approved oleh mak Sari Melati kala itu. Saya merasa diterima dan mendapat rumah nyaman di Komunitas Emak Blogger ini. Di KEB, ada banyak cerita yang mengingatkan bahwa saya tak sendiri. Ada banyak Ibu-ibu, dengan segala kerempongannya mengurus rumah tangga, anak, suami dan bekerja..ternyata punya power untuk memaksimalkan segala potensi dalam diri.

NUK Indonesia

Pemenang lomba blog hampir semuanya member KEB 🙂
Saya selalu kagum dengan sederet prestasi yang telah diukir dari emak-emak KEB ini. Menang lomba blog, blognya laris manis dilirik brand, diperhitungkan dalam acara-acara blogger, jadi buzzer, penulis buku, ghost writer, writer content dan sederet atribut prestise disandang oleh emak-emak hebat ini.
Jujur saya akui, KEB berperan besar dalam passion menulis saya. Dengan blogwalking, saya terpacu untuk giat menulis lagi. Saya termotivasi juga untuk berani ikut lomba blog. Dari beberapa lomba blog yang saya ikuti, lumayanlah ada yang nyangkut dapat hadiah hiburan. Melalui teman blogger dari KEB juga, saya dan anak saya bisa masuk majalah Ayahbunda tentang testimoni ASI. Banyak hal yang bisa saya dapatkan dari menjadi bagian komunitas KEB ini. Berupa materi ataupun ilmu, semuanya memperkaya jiwa saya. Terasa sekali aura di KEB yang saling mendukung antar member yang beragam itu, adem ayem dan jauh dari bullying. Dan saya merasa, di KEB ini tidak ada diskriminasi sekalipun latar belakang membernya berbeda-beda. Perbedaan yang ada justru menjadi kekayaan dari KEB. Sungguh, tiada kenyamanan terindah yang saya dapatkan dari berbagai komunitas blogger selain KEB ini.

IMG_20150726_142648

Saat dimuat di Majalah Ayahbunda 🙂
KEB menunjukkan kepada dunia bahwa emak-emak tidak hanya bisa berkutat dengan bawang, daster dan gendong anak saja. Emak jaman sekarang pun melek teknologi sehingga tak kalah dengan anak gaul yang ngehits. Dan yang pasti, bisa menghasilkan sesuatu dari rumah tanpa melupakan tugas dan tanggungjawab kodratnya. Hebat kan..? Juelasss..
Semakin bangga saya, ketika suatu hari, ada customer di toko bilang sama saya,”Mbak..masih suka blogging ya..?”
Lho..kok Mas tahu..,”kata Saya.
Iya, saya tahu toko ini juga dari tulisan mbak di blog. Saya suka baca-baca tulisan mbak..”
Oh..”
Saya terpana. Ternyata kegiatan blogging saya ada manfaatnya. Apa yang saya tulis, mungkin tidak begitu penting bagi saya, ternyata bisa menghibur bagi orang lain. Saya semakin percaya, apapun karya kita jika dilakukan dengan hati, pasti ada manfaatnya. Mungkin tidak sekarang, tapi suatu saat pasti. Mungkin bukan bagi kita, tapi untuk orang lain. Pasti. 
Selamat ulang tahun keempat KEB. Teruslah berkarya, teruslah memotivasi jiwa-jiwa yang ragu seperti saya untuk terus berkarya dengan hati. Terus meninggalkan jejak indah hingga melegenda bagi anak cucu kita. Terus berprestasi dan mengukir sejarah. Tetap rendah hati dan selalu update. Hidup KEB ! KEB memang ter-muah di hati..I love You polll..
banner-lomba-blog-xl-keb
Share

16 thoughts on “Berkaryalah dengan Hati”

  1. great life story,
    Sangat mengagumkan membaca kenyataan di atas. Setiap ada usaha pasti ada jalan. Tp tidak semua orang bisa melalui jalan terjal itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *