Makanan khas di suatu daerah adalah kekayaan yang tak terbantahkan
Julipedia
Gatot makanan khas Gunungkidul. Mungkin, nama makanan gatot ini kurang populer dengan Thiwul. Namun, kedua jenis penganan ini mempunyai kekhasan dan penggemarnya masing-masing. Secara fisik, bentuk keduanya berbeda jauh. Makanan ini berwarna hitam dan putih pekat, sedangkan satunya berwarna coklat muda.
Proses pembuatannya pun berbeda. Persamaannya, keduanya berasal dari telo alias singkong. Kali ini saya akan lebih membahas tentang gatot daripada thiwul. Kudapan berwarna hitam ini adalah makanan favorit saya sejak kecil meskipun saat itu saya belum tinggal di Gunungkidul. Mudah menemukan makanan yang manis dan gurih ini di pasar.
Asal Muasal Gatot Makanan Khas Gunungkidul
Biasanya ibu-ibu tua di pasar menjual makanan itu. Harganya pun cukup murah meriah. Beberapa hari yang lalu saya membeli seribu rupiah di pasar sudah dapat satu bungkus gatot yang lumayan banyak. Setelah lebih dari sepuluh tahun saya tinggal di Gunungkidul, banyak hal baru yang saya pelajari disini.
Tentang adat dan budaya, serta kebiasaan masyarakat sekitar yang jarang saya dapatkan waktu tinggal di Jogja kota. Saya sering melihat singkong yang terjemur di pekarangan. Belakangan saya tahu, telo jemur ini disebut gaplek. Penjemuran ini dimaksudkan untuk pengawetan singkong supaya tahan lama.
Saat panen tiba, singkong yang cukup banyak tidak akan awet jika tidak langsung ke proses pengolahannya. Umbinya mudah boleng atau membusuk. Maka, dengan penjemuran akan lebih tahan lama dan dapatΒ menjadi berbagai macam makanan. Kebetulan sekali, beberapa hari yang lalu tetangga memberi saya gaplek.
Hidup di desa, kebiasaan saling memberi dan berbagi ini masih sangat kental. Itu yang membuat saya merasa senang dengan kebiasaan ini. Saling membantu dan gotong royong masih menjadi budaya luhur yang sudah mendarah daging. Terus terang, awalnya saya bingung mau mengapakan singkong yang telah melalui proses penjemuran ini. Membuat gatot saja, saran ibu saya.
Okelah kalau begitu. Saya pun mulai browsing bagaimana cara membuat gatot. Lalu terpikir untuk mendokumentasikan proses pembuatannya di channel Youtube saya. Maka terjadilah. Ndilalah, hingga saat ini view video pembuatan gatot ini bisa mencapai 1 K setelah 1 bulan yang lalu upload. Dan sekarang sudah mencapai 5.4K. Ah, senangnya jika bisa bermanfaat.

Proses Pembuatan Gatot Makanan Khas Gunungkidul
Berikut saya menuliskan proses pembuatan gatot makanan khas Gunungkidul ya!
Jemur singkong selama beberapa hari
Selama proses penjemuran ini harus bersabar ya. Jangan heran dengan perubahan warna singkong yang menggelap karena jamur yang tumbuh. Konon, semakin hitam jamur yang tumbuh, itu semakin bagus. Tingkat cethit-cethit dan kenyil-kenyilnya akan semakin nyata.Β

Rendam singkong selama 8 jam
Merendam singkong selama 8 jam itu cukup lama. Oleh karena itu boleh kok sambil nyambi dengan pekerjaan yang lain. Asal jangan lupa saja lama waktu merendamnya. Sebaiknya jangan lebih dari 8 jam.

Jemur lagi singkong selama 8 jam
Nah, setelah melalui proses perendaman, jemur lagi singkongnya selama 8 jam. Harap bersabar dan tabah! Ini ujian π

Potong singkong kecil-kecil, lalu rendam lagi selama 4 jam
Setelah selesai berjemur selama 8 jam, potong singkong menjadi kecil-kecil seperti dalam gambar, lalu rendam lagi selama 4 jam. Setialah dengan proses ya! Haha..

Kukus singkong selama 1/2 jam atau sampai empuk dan matang, tambah gula merah
Yuk, kukus singkongnya selama setengah jam atau sampai empuk dan matang. Boleh dites dengan tusuk singkong pakai garpu atau tusuk gigi. Rasakan dengan seksama sudah empuk atau belum.Β

Sajikan gatot dengan atau tanpa kelapa parut
Kalian termasuk tim yang mana? Suka makan gatot langsung atau pakai taburan kelapa? Sok atuh cobain keduanya.

Untuk proses pembuatannya, jika ingin lebih jelas step by step-nya silakan menonton videonya di channel Youtube saya ya : Juliastri Sn. Klik saja di bawah ini. Boleh banget kalau mau like, komen, subscribe and share. Demikian cara membuat gatot makanan khas Gunungkidul yang cethit-cethit dan kenyil-kenyil. Semoga useful ya. Semoga hidup makin berwarna.
Happy cooking! π
Aku familiar banget sama Gatot ini, Mbahku orang Magelang favoritnya inisekain Tiwul.
Ahh, cemilan yang nikmat kalo pas mudik ato wiskul disanaa.
Enak bingits ya mba..hehe..
Wah baru tahu kalau gathot tu aslinya Wonogiri. Soalnya di kampungku juga sering banget nih bikin gathot. Enak banget, haha. Apalagi dikasih parutan kelapa sama gula pasir dikit. Hemmm, yummy
Wonosari Gunungkidul tepatnya mak. Iyes, dikasih parutan kelapa makin maknyus..
kalau lagi mudik ke rumah ortu di Purworejo, saya suka beli gatot di pasar tradisional dekat rumah. Gatot dan tiwul dijual satu paket. Enaaak
Iya, enak banget ya mba..
When I went to a friend from Java, I had this food in Sodorin. but it seems that time what i forgot he didn’t mention his name gatot, hahaha
Yes. The food’s name is gatot haha..
Hahahha..aku pernah makan ini..pertama kelitan aneh..ini apaan..singklng kok dah item..
Kata mertua itu namanya..gatot..
Walau penampilan kaya gitu..rasa bikin nagih..
Iyess..enak kan..hehe
wah iya gatot itu enak..
di rumah ku, tiap pagi ada penjual gatot yg lewat
Cucok, mba..
Proses pembuatan gatot lumayan lama ya, Mbak. Dari mulai proses penjemuran, perendaman dan dijemur lagi. Saya lebih familiar denga thiwul, dan baru tau bentuk gatot, makanan khas Gunung Kidul ini.
Heeh, prosesnya melatih kesabaran hehe..
Aku belum pernah coba deh kayaknya mbak Gatot ini kayaknya enak ya apalagi ada parutan kelapa dan gula merah…
Aku juga belum pernah coba. Kayaknya aku harus nyobain deh kapan-kapan. Karena nggak mungkin aku bikin sendiri. Ngangkat jemuran baju aja sering lupa, apalagi ngangkat jemuran singkong :))
Ada yang bentuk instant-nya sih mba kalo mau cobain. Tapi buatan toko oleh-oleh. Aku nyoba bikin sendiri juga baru ini..hehe..
Enak mba. Boleh cobain..
Wow lama juga ya, Mbak, proses pembuatannya dari awal. Aku sering denger makanan gatot ini tapi baru kali ini liat penampakannya hehehe. Kalau Thiwul udah familiar sih.
Iyess, mba..
Aku suka kangen mbak, dengan makanan tradisional gini. Thiwul dan gatot mengingatkan oleh-oleh yang sering dibawa simbah sepulang dari pasar
Heeh, bikin terkenang nostalgia ya..
Eh nama makanannya unik nih. Kapan-kapan kalau pas ke daerah Gunung Kidul, mau ah sempatkan diri cobain Gatot ini. Penasaran sama rasanya
Siap mba..
Dulu waktu aku masih kecil, alm bapakku yang jago bikin gatot ini mba. Maklum masa kecil beliau memang hidup di Jogja dan buliknya jualan makanan, jadi tahu proses pembuatannya. Sekarang di Semarang susah banget nyari gatot ini.
Oh ya. Wah, bapak telaten ya mba..Disini ada sih yang jual bentuk instant-nya. Tinggal dikukus sendiri π
itu yg hitam – hitam gak apa – apa dimakan ya mbak?