Geliat Ibu-Ibu Di TK Theresia Gunung Kidul

 

Sejak Andro, anak saya masuk TK kecil, kegiatan baru dimulai. Mulai dari bangun pagi, ke tukang sayur, memasak sarapan, memandikan anak sampai berbagi tugas dengan suami untuk menyiapkan seragam dan menyuapi si kecil saat saya mandi. Semuanya serba cepat dan harus tepat waktu. Maklum, jarak rumah dan sekolah cukup jauh, jadi saya harus memprediksi berapa menit harus berangkat sehingga sampai sekolah tidak terlambat.
 
Sampai sekolah, di ruang tunggu biasanya sudah berkumpul para ibu muda yang mengantar jemput anaknya. Ada yang mengantar langsung pulang seperti saya, ada yang mengantar hingga menunggu di ruang tunggu sampai tiba waktunya anak pulang. Biasanya kami saling bertegur sapa dengan memakai predikat nama anaknya, seperti saya dipanggil mama Andro, kemudian saya memanggil dengan nama anaknya masing-masing seperti mama Tita, mama Jalu, mama Metta, mama Brian, dan lain-lain. Jarang yang menyebut nama asli dari para ibu ini, bahkan seringkali nama aslinya tidak tahu, lebih ngetop nama anaknya. Hehehe..
 
Dari kumpulan para ibu ini, saya jadi sering dapat banyak info terutama dari ibu-ibu yang menunggui anaknya. Seperti misalnya anak saya pulang lebih cepat dari jadwal saat ada kegiatan extrakurikuler, tak jarang mereka mengirim sms atau telepon bahwa anak saya sudah waktunya dijemput. Kemudian, tiap hari jumat ada kegiatan arisan dari ibu-ibu ini plus iuran sosek untuk dana yang dikeluarkan jika sewaktu-waktu ada ibu-ibu yang sakit atau kena musibah sehingga perlu ditengok. Kegiatan baru ini terasa begitu menyenangkan. Mendapat teman baru dan hal-hal baru yang mengasyikkan seperti kemarin ada acara lutisan di ruang tunggu. Yang mencengangkan adalah inisiatif dari beberapa ibu yang rela membawa cobek dan membuat sambal di sana. Ada yang sukarela membawa mangga, belimbing, bengkuang, timun yang beberapa adalah hasil dari kebun sendiri. Ada juga yang membawa rempeyek dan makanan lainnya. Seru..saya ikut menikmati hehe..
 
Ternyata oh ternyata, para ibu-ibu ini sebagian besar fesbukers lho..kami saling add akun masing-masing dan lucu-lucuan saat komentar di status masing-maing. Termasuk aksi lutisan ini akan di upload di facebook. Hihi..lucu ya..
 
Lalu, karena tiap hari kamis dari sekolah ada acara makan-makan untuk anak-anak sekolah yang dananya disubsidi dari sekolah, namun yang menyiapkan orang tua murid, maka semakin terjalin keakraban diantara para ibu-ibu ini. Apalagi yang satu kelompok menyiapkan makanan. Ada yang memasak bareng-bareng. Ada yang pesan sesuai dengan menu yang telah ditentukan pihak sekolah. Kelompok saya kebagian jatah menyiapkan menu bakso dan buah di bulan September ini. Satu kelompok lima orang. Sebulan sebelumnya, kami sudah rapat bakso haha..istilah yang kami gunakan untuk merembug hal ini. Komitmennya, kami akan pesan di warung bakso yang cukup ternama, kemudian dananya menyesuaikan, jika kurang ya kami tomboki bareng-bareng, trus jika makanannya sisa ya kami bagi bareng-bareng. Hehe..sedap..
 
Banyak suka dan duka yang telah kami lalui. Tapi lebih sering banyak sukanya. Saling bertukar info, mengunjungi orang sakit dan saling curhat perihal anak sampai suami masing-masing. Seru..gerrr…kalau ada cerita yang lucu. Misalnya cerita tentang sifat suami masing-masing. Ada yang bangga cerita kalau suaminya tipe romantis, yang sehari bisa sms istrinya berkali-kali padahal nanti ketemu juga di rumah, ada yang suaminya tipe cool, dari jaman pacaran sampai sekarang jadi suami nggak pernah bilang I love you. Hahahaha..ada-ada saja. Untung suami saya sedang-sedang saja. Walaupun pendiam, tapi pernah bilang I love you hihi..
 
Yah..ini dunia baru bagi saya. Dunia yang penuh warna. Dunia yang apa adanya dan tetap harus ceria walau sekarang posisi saya adalah orang tua. Yang punya tugas mendidik anak sekuat tenaga, memberikan yang terbaik untuknya. Istilahnya, walaupun sudah jadi orangtua, urusan gaul tetep..cuma ya beda seperti saat masih gadis dulu. Sekarang prioritas utama adalah keluarga, bergaul hanya sampingan itupun dilakukan denga waktu seefisien mungkin. Kalau saat masih gadis, bergaul punya peran lebih besar untuk mencari teman dan syukur-syukur dapat jodoh pendamping hidup membina keluarga hehe..
 
Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *