Hal yang Membuat Berani Itu Apa Saja?

Hal yang membuat berani

Rasa takut itu manusiawi, namun menjadi berani bukanlah tidak mungkin

Hal yang membuat berani itu apa saja? Dulu, saya adalah seorang penakut. Takut kepada orang lain, tidak berani berpendapat, selalu cemas menampakkan diri sendiri. Yeah, saya pernah menderita minder akut dan takut berinteraksi dengan orang lain. Entah kenapa. Pokoknya saya merasa tidak percaya diri dan tidak yakin dengan kemampuan diri sendiri.

Tanpa sadar, banyak orang yang merasa gemas dengan tingkah laku saya. Jangan salah, saya pun gemas dengan diri saya sendiri. Saya kadang iri dengan orang lain yang mempunyai privilege lebih daripada saya. Ukuran kebahagiaan saya saat itu adalah apa yang tampak diluar. Kecantikan atau ketampanan, kekayaan, kepandaian, itu yang menjadi tolok ukur saya.

Dan parahnya, saya merasa tidak memiliki semuanya itu. Saya merasa tidak cantik, tidak kaya, tidak pandai, dan tidak lain-lainnya. Seolah-olah saya memandang rendah diri saya sendiri. Pun saya mengalami krisis percaya diri. Betapa menyedihkannya hidup saya waktu itu. Sikap seperti itu jelas merugikan saya dalam banyak hal.

Banyak Kesempatan Yang Hilang

Dengan menjadi orang yang rendah diri, saya kehilangan banyak kesempatan untuk menampilkan diri. Saya tenggelam dan orang lain pun turut memandang sebelah mata. Tak ada yang menganggap diri saya ada. Andai saat itu saya sudah paham tentang konsep sebab dan akibat seharusnya semua itu tak perlu terjadi.

Lalu saya pun menyadari, bahwa untuk mengubah nasib harus ada niat dalam diri sendiri. Saya harus bangkit dan memperbaiki nasib saya kalau tidak ingin terpuruk selamanya. Bagaikan katak dalam tempurung, demikianlah keadaan saya saat itu yang hanya bisa merenungi nasib yang jauh dari keberuntungan.

Pelan tapi pasti, saya mulai berproses. Tidak mudah memang. Melakukan suatu perubahan itu berat. Namun ketika saya menjalaninya, lambat laun saya pun terbiasa. Saya mencoba mengesampingkan bisik-bisik tetangga yang melemahkan potensi diri saya. Budaya membully, merendahkan orang lain, judgemental, hubungan toxic coba saya hindari.

Di suatu acara orang muda seiman, saya pernah ditunjuk untuk membacakan sesuatu hal yang penting di depan orang banyak. Saya takut, maka saya menolak. Lalu orang mencap saya sebagai orang yang sombong, padahal saya sedang melawan rasa minder saya dan saya kalah. Saat itu saya memilih menyerah, ternyata memunculkan stigma baru pada diri saya.

Kesempatan untuk mengembangkan bakat membaca saya hilang. Orang tidak akan mengenal siapa saya. Mereka hanya tahu bahwa saya orang sombong yang telah menolak untuk tampil. Seharusnya saya tidak menolak kesempatan itu karena itu baik untuk pengembangan potensi diri saya. Belajar beradaptasi, asah public speaking dan mengatasi demam panggung.

Lain waktu saya terpilih menjadi kandidat ketua suatu organisasi yang saya ikuti di kampus. Sebenarnya saya mau, tapi tidak berani menampilkan pribadi saya yang terbaik karena memikirkan begitu banyak rintangan yang akan saya hadapi. Maka orang akan memandang saya sebagai seorang looser daripada seorang yang minder.

Banyak kesempatan yang hilang

Tips Berani Dengan Support System

Titik balik saya adalah ketika ada saudara jauh yang datang ke rumah lalu ia mengatakan bahwa saya cantik. Kata cantik terdengar mustahil bagi saya. Namun saya tak melihat basa-basi dalam ucapannya. Dan kamu tahu, kata itu bisa menguatkan saya bahwa saya tidak jelek! Ada laki-laki tampan yang mengatakan bahwa saya cantik.

Awalnya saya ragu mengakui bahwa kata orang itu benar. Saya masih berpikir pasti mata saudara jauh saya itu sedang tidak baik-baik saja. Namun saya merasakan ketulusan dalam kata-katanya. Mungkin memang benar bahwa saya sebenarnya cantik, hanya tak pernah menyadarinya karena saya terlalu sibuk meremehkan diri sendiri.

Bayangkan, hanya dengan beberapa kata positif, bisa membuat perubahan besar dalam hidup saya. Ya, saya yang tadinya adalah orang yang mudah takut kepada orang lain. Saya orang yang rendah diri, merasa dikuatkan dengan kata-kata “wah, cantiknya”. Luar biasa bukan? Bahkan jika saudara saya saat itu hanya berbasa-basi, saya tak akan pernah peduli.

Lalu saya menyadari bahwa Tuhan telah menciptakan saya begitu sempurna serupa dengan citra-Nya. Tak sepatutnya saya menghina ciptaan Tuhan. Terlahir tanpa kekurangan fisik apapun, sudah seharusnya saya beryukur atas segala anugerah-Nya. Semua ciptaan-Nya adalah baik adanya. Saya harus berani mengakui semua itu.

Saya mulai mencoba untuk tidak terlalu memikirkan ucapan atau perlakuan yang tidak baik kepada saya dari orang lain. Karena terlalu sibuk memikirkan komentar orang lain hanya akan melemahkan kekuatan saya dan mengancam kesehatan mental saya. Nobody perfect, but I try my best. Jika ada yang mencibir, itu hal biasa selalu ada pro kontra dalam hidup ini.

Maka saya akan menjaga jarak dari orang-orang yang berkomentar dan berpikir negatif tentang saya. Saya condong membuka hati kepada mereka yang pikirannya selalu positif dan dengan tulus menjadi support system saya. Energi negatif akan menguras energi positif saya. Sedangkan energi positif akan menambah daya juang saya. Itu tips saya agar menjadi berani.

Tips berani dengan support system

Hal Yang Membuat Berani : Percaya Diri

Ketika saya berpikir tidak bisa, maka saya benar-benar tidak bisa. Namun sebaliknya, ketika saya dengan yakin bahwa saya pasti bisa, maka betul-betul saya bisa melakukan sesuatu hal yang awalnya saya pikir mustahil. Ternyata seperti itu dahsyatnya kekuatan pikiran. Demikian juga dengan soal kepercayaan.

Ketika saya “trust” pada diri saya sendiri, tanpa saya sadari muncul suatu kekuatan yang membuat saya percaya diri. Yes. Trust made self confident. Maka yang saya perlukan adalah mengubah mindset saya. Bahwa sesungguhnya semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk meraih kesuksesan.

Setiap orang memiliki potensi dirinya masing-masing. Hanya mungkin ada yang sudah menyadarinya sejak lama lalu mengembangkannya. Ada pula yang belum menyadari sama sekali sehingga masih dalam tahap pencarian jati diri. Namun ada pula yang bingung karena multitalented sehingga tidak dapat fokus pada satu skill sampai advance.

Jadi ya kemampuannya hanya begitu-begitu saja tanpa ada peningkatan yang signifikan. Padahal sebenarnya, percaya pada diri sendiri itu menjadi modal utama untuk berani melangkah ke depan. Menatap masa depan yang cerah dengan berani menangkap segala peluang dan kesempatan yang terbentang lebar.

Coba lihat, ketika ada orang yang percaya diri, segala tingkah lakunya menjadi pusat perhatian. Lalu energi positif akan memancar dalam dirinya dengan senyum dan sapaan darinya. Tahu nggak, energi positif itu menular yang dapat membentuk power kepada satu sama lain untuk saling bersinergi.

Lalu saya membiasakan diri melatih keberanian berbicara di depan umum penuh rasa percaya diri di rumah. Biasanya sambil bercermin, saya akan berkata dengan diri saya sendiri sambil membayangkan ada banyak audience di hadapan saya. Dan ini cukup efektif untuk mengurangi rasa minder dan ketakutan saya berbicara di depan umum.

Hal yang membuat berani percaya diri

Hal Yang Membuat Berani : Melakukan Hal Baru

Percaya atau tidak melakukan suatu rutinitas yang sama setiap hari itu membosankan. Ketika seseorang bosan, tidak ada energi yang terbarukan. Mood menjadi berantakan. Maka coba lakukan hal baru yang belum pernah kamu lakukan, nikmati prosesnya dan lihat bagaimana hasilnya. Bahkan lakukan untuk sesuatu yang tidak berani untuk kamu lakukan.

Saya jadi ingin bercerita lagi. Tahu nggak, saya menjadi pribadi yang minder itu saat saya sekolah di bangku SMP. Lalu setelah mendapat suntikan semangat baru dari saudara jauh saya, saya pun mulai berubah sifat dan sikap. Lebih percaya diri, menghargai diri sendiri dan mensyukuri segala anugerah-Nya.

Padahal sebenarnya, dari sejak duduk di kelas 3 SD, peringkat kelas 3 besar selalu saya raih. Di kelas 5 dan 6 SD, saya mendapat peringkat satu di kelas, dan nilai Nilai Ebtanas Murni (NEM) saya paling tinggi di sekolah. Hal ini berlanjut sampai SMP, bahkan gelar juara umum pun saya pernah merasakannya hingga kelas satu SMA. Tapi kenapa saya masih minder.

Kabar baiknya, saat saya duduk di kelas 2 SMA, saat liburan sekolah saya memberanikan diri pergi ke kota M di Jawa Timur ke tempat saudara saya itu sendirian. Yup, saya naik travel sendirian dari Jogja ke kota M yang memakan waktu perjalanan sekitar 8 jam. Itu perjalanan jauh pertama yang saya lakukan sendiri. Saya berani melakukannya!

Waktu itu sekitar tahun 1995, belum ada internet, belum ada Google map dan saya belum pernah ke kota M. Hanya berbekal alamat jalan apa nomor berapa, saya berangkat dan percaya saja kepada sopir travel. Toh, berangkatnya dijemput dari rumah bersama penumpang lain. Hanya saja, saya diantar paling terakhir ke alamat tujuan dengan selamat.

Setelah perjalanan itu, saya menjadi lebih berani pergi kemana-mana sendiri. Istilahnya solo travel gitu. Rasanya lebih nyaman, praktis dan nggak pakai ribet. Saya pun jadi merasa senang saat bertemu dengan orang-orang baru, mendapatkan insight baru, pengalaman baru dan energi yang baru pula tentu saja.

Hal yang membuat berani melakukan hal baru

Afirmasi Positif Untuk Hal Yang Membuat Berani

Menjadi pribadi yang berani itu banyak keuntungannya. Orang akan segan untuk melakukan perundungan atau bullying terhadap orang yang tegas dan berani. Dulu, saya termasuk orang takut untuk berkata tidak. Selalu berkata iya walau hati ini sebenarnya menolak. Akibatnya, banyak orang yang memanfaatkan sifat rikuh dan ewuh pekewuh saya.

Dulu saya selalu berusaha menjadi yes girl, bersikap manis pada siapa saja dan cenderung menjadi orang yang penurut. Saya ingin menyenangkan banyak orang. Baik sih, tapi ternyata tak selamanya kebaikan berbuah kebaikan juga. Kebaikan saya seringkali tidak dihargai dan banyak orang yang menyalahgunakannya.

Kemudian saya menyadari bahwa tidak selamanya saya bisa menyenangkan banyak orang. Saya juga harus memperhatikan diri sendiri. Lebih mencintai dan membahagiakan diri saya sendiri. Saya harus selesai dengan diri saya sendiri. Baru saya bisa berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Paling tidak, saya harus tahu hal apa saja yang saya mau dalam hidup ini.

Saya paham bahwa akan ada pro kontra dalam hidup ini. Maka saya akan menjadi pribadi yang sewajarnya, tahu batasan dalam pergaulan, menjadi diri sendiri, tahu skala prioritas dan mengenal hukum sebab akibat. Apa yang saya lakukan akan berbalik pada diri saya sendiri. Jika saya tak ingin orang lain mencubit saya, maka saya tidak akan mencubit.

Ketika saya ingin orang lain tersenyum kepada saya, maka saya harus tersenyum terlebih dahulu. Maka saya belajar untuk menjadi pribadi yang terbuka, hangat dan tidak malu untuk tersenyum atau menyapa orang lain terlebih dahulu. Saya membutuhkan keberanian untuk memulai pembicaraan dengan orang baru.

Saya pun mulai mengafirmasi positif kepada diri saya sendiri. Bahwa saya bisa menjadi orang yang hebat, orang lain dapat mengandalkan kemampuan saya dan saya adalah pribadi yang mau terus belajar apa saja sepanjang hidup. Saya tidak ingin menjadi pribadi yang menggagalkan diri sendiri hanya karena suatu rintangan atau perkataan negatif orang lain.

Pada dasarnya, saya harus bangga menjadi diri sendiri dan tidak perlu berpura-pura menjadi orang lain. Pun  tak perlu saya berusaha untuk mendapatkan pengakuan dan validasi dari orang lain. Menjadi pribadi yang kuat, berkarakter dan berani adalah cita-cita terbesar saya. Memang tidak mudah, namun dengan mau berproses semua itu dapat terwujud.

Afirmasi positif untuk hal yang membuat berani

Penutup

Yuk, mulai berani memulai, bersikap dan berpikir yang benar untuk kebaikan. Buat hidup selalu berwarna dengan keberanian dalam berkarya yang bermanfaat bagi semua orang. Ala biasa karena bisa. Nikmati prosesnya, jangan pernah merasa lelah dan menyerah. Percayalah, menjadi pribadi yang berani dan benar itu tak akan pernah merugi.

Selamat berproses!

Share

Author: Juliastri Sn

Mom of two. Lifestyle Blogger. Entrepeneur.

14 thoughts on “Hal yang Membuat Berani Itu Apa Saja?”

  1. Setuju sekali bahwa rasa minder menghambat perkembangan diri kita dan takut mencoba hal-hal baru. Saya pun dulu mengalami nya saat remaja. Alhamdulillah dg banyak berlatih sekarang sdh lebih PD dan tak penakut/pemalu lagi. Terima kasih sharing pengalamannya ya.. inspiratif..

  2. Mbaaa aku pernah banget punya rasa tidak percaya diri gegara kena bully kakak kelas ngaji. Tantangan aku buat mulai membuka obrolan itu sangatlah sulit. Bahkan sampe aku belajar dari buku loh.
    Tapi dari situ hanya diambil beberapa poin aja sih
    Alhamdulillahnya saat sekolah setidaknya aku jadi siswa yang terbilang terlihat ada daripada kelas saat MTs
    Aku berani berdebat sama bintang kelas aja waktu itu langsung tremor. Sekali itu aja. Aku perlu nyali besar. Karena kebetulan aku paham topiknya
    Tapi hal itu hal besar yang berani aku lakukan yang paling memorize banget

  3. Rasanya setiap orang ada pernah ada di fase tidak percaya diri dalam kondisi tertentu, karena setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Aku pun pas sekolah walau ranking 1 terus, tapi aku nggak ahli dalam bidang olahraga, tapi wali kelas malah fokus pada kelemahan saya yang katanya nggak bagus fisiknya. Sedih sebetulnya waktu itu, kenapa nggak fokus pada kelebihannya saja.

    Tapi makin dewasa, ya benar, segala sesuatunya datang dari dalam diri sendiri. Kita yang bisa menentukan apakah mau berkembang atau tidak.

  4. Setuju mbak. Emang minderan buat kesempatan lewat begitu saja dan hilang meskipun itu kesempatan sangat bagus untuk dicoba. Apakah memang gara-gara pengasuhan ya? Soalnya kadang rasa minder itu selalu ada sih.

  5. Bener lagi, banyak kesempatan yang hilang pas lagi rendah diri. Biasanya memaksa berani karena kepepet sih mbak. Bonek istilahnya, bondo nekat. Udah bismillah aja dulu, hehe

  6. Zaman-zaman pas sekolah dulu, iya..
    Begitu bekerja, ada rasa kompetitif itu muncul.
    Jadi aku selalu merasa kalau punya kemampuan, pasti diri lebih berani. Biasanya pas sekolah malu tuh karena jaim, gitu yaa.. Hehhe, gak mau keliatan jelek dan malu-maluin di depan crushed kita. Ehee~

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *