5 Hal Yang Tak Perlu Diumbar di Media Sosial

hal yang tak perlu diumbar di media sosial

Jejak digital di social media saat ini bisa menjadi acuan para HRD dalam stalking calon pelamar kerja

Hal yang tak perlu diumbar di media sosial. Akhir-akhir ini berseliweran di timeline akun socmed saya tentang postingan yang lagi viral. Salah satunya tentang perceraian artis, lalu dua insan yang pernah terikat dalam pernikahan itu saling membuka aib pasangan masing-masing. Saling mencari pembenaran diri atas keputusan mereka.

Hm, di lain waktu ada postingan tentang seseorang yang sedang flexing mobil barunya, atau teman lain ada yang sedang live dalam perjalanan wisatanya. Tak kalah heboh, ada pula yang sedang mengumbar kepedihannya karena urusan asmara yang tak kunjung berpihak padanya. Sampai menjerit histeris segala.

Hm, hidup memang penuh warna ya.  Walaupun kadang urip iku gur sawang sinawang. Kadang, apa yang terlihat tak sesuai dengan apa yang ada di dunia nyata. Namun sudah menjadi sifat dasar manusia, jiwa kepo sering meronta-ronta dan seringkali melihat bahwa rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau.

5 Hal yang Tak Perlu Diumbar di Media Sosial. Camkan!

Gemerlap dunia socmed kadangkala bisa menipu. Kita bisa menjadi apa dan siapa yang kita inginkan sesuai dengan personal branding yang ingin kita bangun. Jejak digital kita di media sosial bisa menjadi acuan untuk menilai karakter atau kepribadian seseorang. Yup, dari suatu postingan kita bisa melihat garis besar sang pemilik akun.

Maka tak heran jika para Human Resources Development (HRD) berbagai perusahaan akan stalking akun social media para pelamar kerja untuk melihat kepribadian dan mental health seseorang dari postingannya di media sosial. Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam memposting sesuatu di jagat maya jika tak ingin kena batunya.

Nah, berikut ini beberapa hal yang tak perlu diumbar di akun media sosial kita :

Penghasilan Tak Perlu Diumbar di Media Sosial

Apakah perlu orang lain tahu berapa penghasilan kita? Menurut saya tidak! Karena penghasilan merupakan hal confidential yang sebaiknya hanya saya dan pasangan yang tahu. Yup, berapa penghasilan suami pun saya harus tahu, tapi orang lain tidak perlu tahu apalagi sampai diumbar di socmed. Big no!

Selain confidential atau rahasia, besaran gaji atau penghasilan adalah sesuatu yang bersifat pribadi dan sangat privacy. It’s so unfaedah jika orang lain tahu berapa besar penghasilan saya. Entah itu penghasilan besar atau kecil, sebaiknya saya keep sendiri supaya hidup lebih tenang dan tidak terganggu dengan jiwa kepo orang lain.

Penghasilan tak perlu diumbar di media sosial

Hal Yang Tak Perlu Diumbar di Media Sosial : Rencana dan Target Ke Depan

Punya rencana besar dan target ke depan? Ssstt..It’s better hanya kita yang tahu. Tak perlu diumbar ke socmed. Karena apa? Kita tak pernah tahu bagaimana karakter orang-orang di luar sana. Lakukan saja dalam diam, sampai ketika ada hasilnya, bolehlah mulai kita beritahu ke publik. Selain takut tak terlaksana, ada banyak pihak yang senang melihat kita gagal.

Kalau saya pribadi saat mempunyai suatu rencana, saya merahasiakannya dari siapapun kecuali kepada orang terdekat yang saya percayai. Suami misalnya, tapi tidak kepada orang lain apalagi ke khalayak publik.  Entah itu rencana dalam waktu dekat atau pun untuk jangka panjang. Tujuannya supaya tak terjadi hal yang tak kita inginkan.

Hal yang tak perlu diumbar ke media sosial : rencana dan target ke depan

Data Pribadi Tak Perlu Diumbar Di Media Sosial

Demi keselamatan kita sendiri, alangkah bijaknya jika data pribadi yang sangat penting tidak kita umbar di media sosial. Entah itu gambar KTP, KIA anak, alamat sekolah anak, alamat rumah, nomor tiket pesawat, dan lain sebagainya. Kejahatan bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Walaupun mungkin tak ada niat, jika ada kesempatan orang bisa khilaf.

Maka, kita tak perlu mengumbar data pribadi penting kita untuk suatu tujuan yang tak jelas. Meskipun sedang dalam suasana euforia ketika anak yang baru TK sudah punya KIA, tak perlulah kita pamerkan foto KIA lengkap dengan nomor NIK, alamat, tanggal lahir anak dan data penting lainnya. Hm, keselamatan anak adalah yang utama.

Data pribadi tak perlu diumbar ke media sosial

Tak Perlu Diumbar Ke Media Sosial Saat Punya Masalah Pribadi

Saya sering melihat status orang lain baik itu di WA, Instagram story atau socmed lainnya yang saling sindir satu sama lain. Jika saya berteman dengan kedua teman yang saling berkonflik, tanpa bertanya pun saya tahu jika mereka sedang bermasalah satu sama lain dengan saling berbalas pantun  eh, sindiran.

Hm, apakah penting orang lain mengetahui masalah pribadi mereka? Supaya apa? Kalau saya, sebisa mungkin menutup rapat-rapat masalah yang sedang saya hadapi. Lagi bertengkar dengan suami misalnya. Saya harus menyelesaikan masalah itu dengan orang yang bersangkutan yaitu suami saya daripada harus saling sindir si media sosial.

Terlepas suami saya tidak aktif di media sosial, rasanya kurang etis mengumbar masalah pribadi ke ranah publik. Orang akan berpikir, masalahmu bukan masalahku. Tahu sendiri kan, orang lain kadang merasa senang melihat kita susah dan lebih susah saat kita senang. Jadi ya, daripada mereka senang dengan masalah kita lebih baik keep sendiri.

Tak perluy diumbar ke media sosial saat punya masalah pribadi

Jangan Mengumbar Aib Orang Lain di Media Sosial

Aib sendiri saja tak perlu orang lain tahu, apalagi sampai mengumbar aib orang lain? Hm, sungguh terlalu! Sebagai pribadi yang beradab, beretika dan memiliki budi pekerti yang luhur, alangkah bijaknya jika tidak suka mengumbar aib orang lain. Apalagi sampai mengumbarnya ke akun media sosial.

Ingat, selalu ada hukum sebab akibat. Segala perbuatan yang kita lakukan selalu ada konsekuensinya. Jika tak ingin hati terluka, jangan melukai hati orang lain. Selain itu kita harus mengetahui etika di socmed. Maka kebiasaan menjelek-jelekkan orang lain sebaiknya tidak kita lakukan. Apa yang kita lakukan kepada orang lain akan berbalik kepada kita sendiri.

Jangan sampai kita menjadi orang yang toxic. Yang senang sekali melihat penderitaan orang lain atau merugikan orang lain.  Jaga kesehatan mental kita dan orang lain. Bukankah berbuat kebaikan itu membuat jiwa kita semakin damai, tentram dan bahagia? Kenapa harus memilih menjadi orang jahat yang tak bisa tenang jiwanya?

Jangan mengumbar aib orang lain di media sosial

Yuk, jaga selalu jejak digital kita di media sosial. Think before posting!

Share

Author: Juliastri Sn

Mom of two. Lifestyle Blogger. Entrepeneur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *