“Salah satu keputusan besar saya dan suami untuk resign bareng sebagai karyawan adalah supaya bisa buka usaha di rumah, punya banyak waktu demi anak-anak, bisa berpenghasilan layak dan mendapatkan kebahagiaan sejati”
Rumahku, Istanaku
Home Sweet Home – Rumah, bagi kami bukan sekedar tempat berteduh dari teriknya matahari atau derasnya hujan. Di rumah, kami bisa menemukan kedamaian, kehangatan dan kenangan yang akan selalu membuat kami cepat-cepat pulang saat berada jauh darinya.
Bentuk rumah, tak haruslah mewah seperti istana. Yang penting bersih dan nyaman. Ada teras, pekarangan dan pepohonan. Diatur sedemikian rupa sehingga siapapun bisa betah berada di sekitarnya.
Saat ini, keluarga kami sudah tinggal di rumah sendiri. Puji Tuhan, dibantu oleh orang tua, keluarga kecil kami mampu membeli tanah yang terbilang cukup murah di pinggiran kota, lalu kami membangunnya.
Karena kondisi geografis tanah yang cukup dalam untuk diurug, kami memutuskan untuk membangun dua lantai. Bukan lantai satu dan lantai dua, tapi lantai basement dan lantai atas. Karena jika dihitung, biaya untuk mengurug sama dengan membangun, maka kami putuskan dibangun tingkat saja.
Jadi, rumah kami tingkat ke bawah bukan tingkat ke atas. Lantai bawah untuk hunian tempat tinggal, dan lantai di atasnya untuk toko sebagai tempat usaha saya dan suami di bidang otomotif yaitu menjual ban motor, ban mobil dan onderdil.
O,ya rumah kami berada di pinggir jalan raya. Meskipun berada di pinggir jalan raya, awalnya banyak orang tidak mau membeli tanah yang sekarang menjadi rumah kami meskipun harganya murah. Mengapa ? Tentu karena satu alasan yaitu takut. Takut karena terletak di sebelah makam ! Yup, tetangga sebelah kiri kami adalah makam. Sebelah kanan kami rumah tetangga biasa, seberang jalan juga sudah pemukiman penduduk. So, tak ada alasan takut bagi kami. Lha wong alamnya sudah beda kok. Tinggal di doakan saja semoga mereka yang sudah meninggal, mendapat tempat yang layak di sisi-Nya.
Sekarang, banyak orang yang mengaku menyesal kenapa dulu tidak mau membeli tanah kami saat dijual dulu. Tentu karena sekarang sudah berbeda penampakan. Dijadikan tempat usaha juga nggak ada masalah meskipun sebelahnya makam. Yang penting niatnya baik dan tidak merugikan orang lain, bukan ?
Bahkan, ada kelakar dari customerΒ di toko kami yang berkata beginiΒ :
“Disini ada ban, di sebelah ada bandosa”
Kami hanya tertawa mendengarnya. Bagaimanapun, tinggal di rumah sebelah makam justru menjadi reminder kami. Bukankah pada akhirnya semua orang akan berpulang kepada-Nya ? Semegah apapun rumahnya sekarang, sebanyak apapun tanah dan hartanya, tak ada yang dibawa mati. Semua hanya membutuhkan tanah ukuran 2×1 m saja. Di makam.
Kami bersyukur, dengan kondisi rumah berupa ruko seperti ini, kami bisa mencari nafkah dan memantau perkembangan anak secara mudah. Suami full di toko bersama karyawan, saya mengurus anak di rumah sambil sesekali membantu di toko saat ramai pembeli.
Dulu kami punya ART, tapi sekarang tidak punya. Otomatis, pengasuhan anak berada di bawah pengasuhan saya. Untung si sulung sudah cukup besar, kelas 2 SD, sudah bisa mengurus dirinya sendiri dan kadang ikut membantu mengasuh adiknya yang masih 2 tahun jika mamanya repot.
Sejauh ini, urusan rumah tangga masih bisa diselesaikan dengan baik. Mencuci baju toh dengan mesin cuci. Bersih-bersih rumah bisa dibantu dengan karyawan saat toko keadaan sepi pembeli. Memasak pun dipilih cara yang simple dan praktis. Yang penting kebutuhan gizi anak tercukupi.
Malam hari, saat anak-anak tidur, barulah saya bisa menjalankan passion saya yaitu menulis konten di blog. Berawal dari hobby, blog saya mulai bisa menghasilkan ketika menjadi pemenang beberapa lomba blog, di hire brand dan mendapatkan rejeki dengan mengikuti event-event Blogger di kota setempat. Dengan demikian, saya bisa punya uang bonus untuk keperluan anak-anak dan untuk ditabung atau investasi demi masa depan. Memang belum banyak yang bisa saya hasilkan, namun saya cukup puas jika karya saya bisa mendapat apresiasi.
Saya tetap berkomitmen bahwa uang bukan tujuan utama saya menulis. Rasa senang, kepuasan batin dan menjadi bermanfaat bagi orang lain itu yang penting. Jika akhirnya blog saya dianggap layak oleh brandΒ untuk memasarkan produk mereka secara soft selling, maka kompensasi yang saya terima adalah bonus dari segala usaha saya membangun blog yang credible.
Anak Bahagia di Rumah, Itu Yang Utama
Kebetulan, rumah kami punya halaman yang cukup luas. Beruntung, karena kami tinggal di kota pinggiran, tanah seluas 1.200 m2 bisa kami dapatkan dengan harga yang masih sangat murah jika dibandingkan dengan harga tanah di kota.
Kami sangat lega ketika anak-anak kami bebas berlarian saat bermain bersama teman-temannya. Mereka juga bebas bermain ayunan yang kami buatkan dari ban bekas yang dipasang di pohon kersen.
Mereka juga bisa bereksplorasi di kebun jati yang ada di belakang rumah kami. Bisa pula mereka belajar mengenal tekstur dengan membuat istana dari pasir. Mereka juga antusias ikut menjemur jagung pemberian hasil panen tetangga. Atau, mereka juga bisa membuat mainan sederhana dari batang pohon pisang yang ada di kebun kami. Semua kebahagiaan itu bisa kami dapatkan secara maksimal tanpa harus merogoh kocek yang dalam.
Dari Rumah, Kami Berkarya
Berada di rumah selama 24 jam bersama keluarga menjadi cita-cita kami. Tentu kami bahagia ketika cita-cita itu bisa terwujud sekarang. Saya dan suami berjuang bersama dari nol. Suka duka telah kami lalui dari saat menjadi karyawan dan menjadi pelaku usaha bersama. Tak pernah mudah kami melalui itu semua, namun kami punya keyakinan bahwa Tuhan senantiasa menemani langkah dan memberkati karya-karya kami.
Rumah adalah segalanya bagi kami. Rumah bukan sekedar tempat berteduh, namun tempat kami untuk mengejar segala cita-cita. Karena dari rumah, kami bisa melakukan banyak hal seperti :
“Dari rumah, kami bisa mencari nafkah bersama
Dari rumah, kami bisa mendidik dan membesarkan anak dengan segenap jiwa
Dari rumah, kami bisa menjalankan passion kami
Dari rumah, kami bisa melihat dunia luar dengan segala perkembangannya
Dari rumah, kami menemukan kedamaian dan kebahagiaan”
Apa Sumber Inspirasi Kami ?
Tabloid Nova, adalah tabloid yang menginspirasi wanita Indonesia untuk serba bisa. Adalah idaman jika bisa menjadi ibu yang mendampingi putra putrinya, setia kepada suami dan sukses dalam karir sekalipun jika harus berkarir dari rumah. Ya, jaman sekarang sudah lazim jika seorang Ibu Rumah Tangga pun bisa bisnis online atau menjalani passion menulis menjadi seorang Blogger profesional.
Tabloid Nova selalu update dengan berita-berita terkini. Rubrik keluarganya juga lengkap. Resep-resep masakan juga bisa diaplikasikan dengan praktis. Pun dengan rubrik populer dan kisah inspiratif tokoh terkenal. Semuanya bisa menginspirasi keluarga kami dari rumah.
Novaversary, adalah bukti 28 tahun perjalanan yang menginspirasi keluarga kami. Dari rumah, kami pun bisa berkarya. Mendapatkan penghasilan dengan buka usaha dan mengembangkan passion dari menulis di blog. Dari rumah, kami bisa berbagi kebahagiaan dengan cerita-cerita sederhana keluarga kami.
Wah senangnya Mak bisa kumpul terus dengan keluarga ya. Aku juga suka baca tabloid nova. Inspiratif π
Hai, Mak Leyla..Iya, bersyukur banget bisa kumpul terus sama keluarga.. π
Yup, tabloid Nova memang sangat inspiratif.. π
Senangnya, bisa senantiasa berkumpul dari pagi hingga malam setiap hari.
Amin, mba Ety..semua disyukuri.. π
Senang ya mbak bisa disamping anak-anak 24 jam
Iya, mbak Wida..seneng banget.. π
Bener banget mba, kita kemana – mana tetap saja pengennya balik ke rumah krn tempat paling nyaman dan bahagia itu di rumah.
Iyes, Mba Lily..tiada tempat yang paling menyenangkan selain kembali ke rumah π
berkarya dr rumah, idaman bgd mah ini, waktu pun tersedia cukup bnyak utk anak2 ya mbk..
sipsip
Heheheh..modal nekad mba Inda.. π
Wah, alangkah senangnya punya rumah berhalaman luas.
Btw ini artinya apa mbak: βDisini ada ban, di sebelah ada bandosaβ? gak mudeng hehe
Hehehe..mba April, toko saya kan jualan ban mobil n ban motor, trus sebelah ruko kan makam..Jadi di toko ada ban, di makam ada bandosa..gitu..
Itulah kenapa saya lebih suka menggunakan kata “Home” dibandingkan House… karena ada kedamaian di dalamnya…
Siapapun yang merasa damai disuatu tempat berarti dia telah menemukan home untuknya… nyess
Yup, mas Rudi..at home, saya selalu merasa nyess.. π
Nikmat berkeluarga memang sesuat banget ya…. Semoga saya bisa segera menyusul memiliki keluarga kecil sendiri… Aamiin
Ammiiinnnn, mba Susanti..semoga segera tercapai keinginannya ya.. π
rumah yang ditempati oleh kuluarga saya dulunya juga didirikan di tanah yang angker. ini konon. nyatanya kami tidak pernah ketemu sama hantu, hehe
Hehehehe..sebenarnya hantunya yang takut sama kita mas Jarwadi
Serem amat π
Wow luas sekali, Mak Juli. Aku jadi bayangin misal tahun baruan bbq an di sana, bawa kembang api.. Duh cucok nian. Oh ya gak lupa bawa kartu remi nya hahahaha. Duh otakku ini malah jadi ngelantur jauh. Kapan2 mau maiinn boleh yaaaa ^^
Yuhuuu..boleh banget mak Gesi..ayok..kita barbequean rame2..Mau kemping di kebon juga boleh π
Wah enak ya rumahnya halamannya luas. Bisa berkebun banyak tanaman tuh. Kalo di kota mah pasti udah mahal duluan harga tanahnya.
iya, mba Ratna, ini segala macam pohon aku tanam..Kalo di kota udah ngiu liat harganya yang gila2an.. π
asyik ya mbak selalu bisa bersama, dinikmati saja, kelak mereka akan jauh dari pelukan kita, seperti diriku. Anak2 ku yang satu bekerja dan satu lagi kuliah jauh dari kota temapt tinggalku, jadi selalu rindu saat bersama
Nah, itu dia..sekarang menikmati masa riweuhnya, suatu saat akan merindukan kembali ketika kesepian ditinggal anak sudah besar.. π
benar-benar nyaman, masalah tanah disebelah kuburan terkadang jadi incaran pabrik-pabrik
iya, soalnya lebih murah π
lebih bahagia lagi kalo anak-anak sehat…
yup betul..