Masalah dan Solusi Paska Menyapih

masalah dan solusi paska menyapih

Proses menyapih anak tidak sesederhana yang dibayangkan..

Masalah dan solusi paska menyapih. Memang tidak mudah. Tapi bukan berarti tidak bisa. Proses penyapihan anak di usia 2 tahun selalu menyisakan cerita suka dan duka. Sukanya tentu karena bisa berhasil melalui proses yang tak mudah. Dukanya sudah pasti karena harus banyak waktu dan tenaga yang siap berkorban.

Mulai dari menyiapkan mental ibu dan anak, menyamakan kondisi keduanya dalam kondisi sehat dan tentu segala upaya yang tidak cukup satu kali dua kali lalu berhasil. Saya saja gagal maning gagal maning sampai target menyapih molor 3 bulan. Yup, anak saya usia 2 tahun lewat 3 bulan baru bisa saya sapih.

Baca : Serba Serbi Menyapih

Masalah dan Solusi Paska Menyapih :  Payudara Bengkak

Saat menyapih, kondisi tubuh ibu ikut berproses. Perubahan fisik yang langsung kentara adalah payudara membengkak. Hal ini terjadi karena ASI masih aktif berproduksi, namun tubuh sudah tidak memerlukannya lagi. Kondisi payudara yang membengkak, biasanya seiring dengan rasa nyeri yang membuat tidak nyaman sang ibu.

Tak jarang,  tubuh pun rasanya panas dingin seperti demam. Saya pun mengalaminya. Duh, rasanya sungguh nano-nano. Namun, saya harus tetap tenang saat menghadapi permasalahan ini. Saya bersugesti bahwa semua ini sifatnya sementara dan menganggapnya sebagai sesuatu yang alami terjadi. Saya yakin, dibalik masalah, pasti ada solusi.

Nah, ini dia beberapa hal yang saya lakukan sebagai solusi paska menyapih untuk mengatasi payudara bengkak berdasarkan masukan dari berbagai pihak yang mensupport saat saya agak stress paska menyusui :

Kompres payudara dengan air dingin

Saat payudara bengkak karena ASI penuh, rasanya luar biasa senut-senut. Mengompres dengan air dingin dapat mengurangi dan menghentikan produksi ASI sedikit demi sedikit. Tidak dianjurkan mengompres payudara dengan air hangat karena justru akan merangsang kembali tersedianya ASI. Padahal tujuan menyapih kan untuk menghentikan produksi ASI, ya..

Perah ASI sedikit saja

Jika tidak tahan dengan rasa nyeri yang cukup menyiksa, coba keluarkan  dengan peras sedikit ASI, memakai tangan saja. Tidak perlu menggunakan alat pumping ASI. Usahakan jangan sampai payudara kosong. Karena jika dikosongkan, maka ASI akan berproduksi dan penuh kembali.

Tujuan memerah sedikit hanya untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah terjadinya penggumpalan atau pengerasan payudara yang bisa memicu terjadinya kanker jika ASI tidak dikeluarkan.

Baca : Tips Supaya ASI Lancar

Tenangkan Pikiran

Sama seperti saat awal menyusui, setelah berhasil menyapih, ibu pun harus tenang. Selain perubahan fisik, perubahan hormon juga ikut mempengaruhi kondisi kejiwaan ibu. Saat tubuh memproduksi ASI, akan terjadi produksi hormon yang membuat rasa senang sehingga ibu menyusui akan merasa happy meskipun capek.

Ketika produksi ASI bisa berhenti saat proses menyapih, maka hormon yang menyebabkan rasa tenang dan senang perlahan ikut berkurang. Hal ini yang kadang bisa membuat ibu sedih, tidak nyaman dan bahkan ada yang sampai depresi. Dalam hal ini, ibu membutuhkan seseorang yang dapat menenangkannya yaitu suaminya.

Nah, sebaiknya ibu bisa menjaga pola pikir untuk tetap tenang karena proses ini sifatnya sementara dan tentu akan berakhir dengan sendirinya kan. Lama tidaknya proses pemulihan paska menyapih ini masing-masing orang tidak sama tergantung pada kondisi tubuh.

Saya sendiri butuh waktu sekitar satu minggu sampai payudara saya normal kembali dari kondisi bengkak.

Baca : Hore..Masuk Majalah!

Masalah Paska Menyapih Terkait Perubahan Kebiasaan Anak

Saat ibu sibuk dengan kondisi fisik dan perubahan hormon paska menyapih, sang anak juga perlu mendapat perhatian yang lebih. Ajak anggota keluarga yang lain untuk membantu dan mendukung proses penyapihan ini supaya berjalan lancar dan tidak menimbulkan masalah baru.

Berdasarkan pengalaman saya sendiri, ada beberapa hal yang membuat anak saya mengalami banyak perubahan di luar kebiasaannya.

Baca : Seven Habits For Toddlers

Perubahan-perubahan itu antara lain :

Tidur Larut Malam

Terus terang, paska disapih, anak saya mengalami perubahan pola tidur. Saat masih menyusu ASI dulu, biasanya paling malam jam 22.00 anak saya sudah tidur. Meskipun siangnya tidur siang. Kebiasaan menyusu sebelum tidur membuatnya mudah terlelap. Saat tengah malam kebangun pun, bisa langsung tertidur kembali ketika minum ASI.

Namun setelah berhasil tersapih, anak saya harus adaptasi membiasakan diri minum susu formula dari gelas. Awalnya agak sulit membiasakan dirinya minum susu formula sebelum tidur. Hampir selalu tidak pernah habis. Hanya diminum sedikit.

Alhasil, malamnya akan sulit tidur. Tidurnya larut sekali, diatas jam 22.00. Pernah saya sampai kecapekan menungguinya baru bisa tidur jam 01.00 dini hari. Duh ! Benar-benar melelahkan masalah paska menyapih anak ini.

Baca : Obrolan Bocah

Rewel kebangun Tengah Malam

Karena minum susu formulanya hanya sedikit sebelum tidur, maka pasti si Kecil kehausan dan akan kebangun tengah malam. Bangunnya pun pakai drama menangis dan tidak sabar saat menunggu proses membuat susu formula. Dalam kondisi sama-sama mengantuk, saya menyendoki mulutnya dengan susu formula.

Awalnya jerit-jerit menolak minum susu sampai saya bingung harus bagaimana. Digendong menangis, diberi susu mulutnya tidak mau membuka. Sampai kelelahan, baru mau minum susu sedikit demi sedikit. Mungkin si kecil kagol, harus susah payah menahan haus dan minum sedikit demi sedikit.

Padahal maunya langsung kenyang dan bisa tidur lagi. Atau senyaman saat menyusu dulu. Saya bisa menyusui sambil tiduran dan si kecil pun bisa langsung pulas. Sepertinya si kecil belum benar-benar bisa menerima kenyataan yang harus terjadi. Namun apa daya, ia pun  tak bisa lari dari kenyataan.

Baca : 5 Ritual Bayi Yang Perlu Dilakukan

Bangun tidur kesiangan

Karena tidurnya begadang, ditambah kebangun tengah malam dengan rewel, maka keesokan harinya si Kecil akan bangun kesiangan. Biasanya, paling cepat jam 9.00 baru bangun. Saya tidak tega membangunkannya pagi-pagi karena pasti jumlah tidurnya akan berkurang.

Jika si kecil kurang tidur, maka akan rewel sepanjang hari. Itu artinya, segala kegiatan saya akan terbengkalai dan saya akan mudah terpancing emosi karena saya juga lelah menjaganya semalaman.

Solusi Paska Menyapih Anak

Karena saya dan suami tidak mau kerepotan secara terus menerus, maka kami harus mencari solusi atas perubahan pola tidur si Kecil yang merembet kemana-mana. Siapa sih yang mau begadang terus menerus hampir setiap hari ?

Atau mendengar tangis rewel bayi tengah malam  saat semua orang terlelap tidur? Semua tenaga bisa terkuras habis. Dan semua kegiatan saya di malam hari jelas terganggu. Entah itu ngeblog atau kebiasaan berdua dengan suami. Lha, kalau si Kecil nggak tidur-tidur? Capek, deh..

Baca : Ritual Bersama Si Kecil

Atur Pola Tidur

Tentu kita tidak mau si kecil punya pola tidur seperti kelelawar. Aktif di malam hari dan tidur di siang hari. Jelas pola tidur seperti ini tidak sehat. Tidur malam sebelum jam 24.00 itu penting sekali.

Karena jam biologis  manusia yang tepat untuk istirahat, dimana organ tubuh seperti empedu dan jantung mengeluarkan racun di rentang waktu 24.00 hingga jam 01.00 dini hari. Sehingga begadang apalagi pada anak batita tentu bisa berdampak buruk pada tumbuh kembang anak dan kesehatannya kelak.

Maka saya dan suami sepakat untuk mulai memperbaiki pola tidur si kecil. Saat si Kecil bangun kesiangan hingga pukul 10.00, maka kami mengusahakan agar si Kecil sementara tidak harus tidur siang. Sehingga jam 20.00 malam sudah tidur sampai keesokan harinya.

Walaupun mungkin kebangun tengah malam, namun biasanya tidak pakai rewel dan hanya sebentar saja bangun untuk minum lalu tertidur kembali.

Baca : Anakku Hiperaktif?

Kalau terpaksanya si Kecil ngantuk berat sehingga tidur siang, di sekitar jam 15.00, maka usahakan hanya tidur maksimal 1 jam. Lebih dari waktu itu, bangunkan. Karena dijamin, jika tidur siangnya terlalu lama, maka akan begadang malam harinya.

Nah, ketika sudah terbiasa tidur di bawah jam 22.00, maka pola tidurnya mulai teratur. Jika pagi hari susah bangun an ada indikasi untuk bangun kesiangan, sebaiknya dibangunkan saja. Sebagai orang tua, kadangkala harus berani bersikap tega demi kebaikan anaknya. Tak masalah jika siangnya si Kecil mengantuk dan tidur lagi.

Pastikan Waktu Tidur Anak Cukup

Yang penting sudah bangun pagi. O,ya..upayakan siang hari lebih banyak kegiatan supaya capek dan bisa tidur awal malam harinya. Lebih baik aktif bermain di siang hari daripada malam hari masih mengajak bermain. Saya sampai mengajak si Kecil dan kakaknya jalan-jalan sore keliling desa supaya capek dan bisa tidur tepat pada waktunya.

Pastikan waktu tidur anak cukup
JJS, salah satu upaya supaya si Kecil capek dan bisa tidur malam tepat waktu

Jika kebutuhan tidur si Kecil tercukupi sekitar 10-13 jam sehari, maka bisa dipastikan tidak mudah rewel. Namun jika jam tidurnya kurang, siap-siap saja menghadapi kerewelannya yang tak jarang berakhir tantrum. Hm..

Baca : Hindari Stress Mental Pada Anak

Percayalah, tidur yang cukup adalah cara untuk menjaga kondisi kesehatan semuanya, baik si Kecil maupun orang tua.

Nah, demikian sedikit cerita saya tentang masalah dan solusi paska menyapih anak. Sebaiknya memang dengan cara Weaning with Love baik saat menyapih dan pasca penyapihannya. Karena memang hanya cinta yang bisa menjadi solusi bagi permasalahan ibu dan anak ini. Semoga hidup tetap berwarna ya Bu Ibu.

Bagaimana dengan cerita ibu-ibu yang lain? Yuk, sharing!

Share

Author: Juliastri Sn

Mom of two. Lifestyle Blogger. Entrepeneur.

28 thoughts on “Masalah dan Solusi Paska Menyapih”

  1. Hai mba Julia…emang jadi emak ribetnyaaa..tapi harus dinikmati kan ya. Saya masih 6 bulan lagi dari rencana menyapih diumur 2 tahun nanti. Semoga nggak banyak drama 🙂

  2. Hallo mbak, salam kenal. 2 minggu lagi anak kedua saya genap 2 tahun. Sekarang kami sedang mempersiapkan diri untuk proses WWL. Saya merasa akan lebih susah menyapih anak kedua ini dibanding kakaknya. Karena sampai 2 tahun dia full ASIX, dan hanya saya yang mengasuh, karena kami tinggal berempat saja. Selain ASI, anak saya hanya mengkonsumsi air putih atau jus buah, sufor selalu ditolak. Maka dari itu, saya butuh energi ekstra untuk menyapih dalam kondisi siap dan “waras” (gak emosional). Doakan saya berhasil ya Mbak 🙂

    1. Halo, salam kenal juga Mba Damar,

      Wow..harus perjuangan ekstra dari sekarang Mba..Coba kalo si Kecil tidak mau sufor, bisa diberi susu UHT, mungkin bisa suka..Pelan-pelan, kalau sudah mau, coba diberi sufor lagi..Nanti bisa repot kalo sudah disapih tapi tidak mau minum susu..

      Semangat, mba..saya doakan berhasil ya! 🙂

  3. Anak saya seminggu ini bru d sapih…smpe td mlm masi tantrum…krn dy kl mlm jg mw minum apapun…pdhal udh d sediain sgala ksukaan dy..payudara saya jg masi trs bengkak pdhal kt org2 sminggu ini masi trs bgni…d kompres air hangat mendingan tpi stlhnya bengkak lg..semoga tips dr bunda bs sya praktekin yaa..makasii bun..

  4. Mbak, dulu anaknya adaptasi pola tidurnya berapa lama ya? Saya khawatir banget soalnya anak saya susah banget diajak tidur, bener2 nolak. Jadi paling nunggu dia ketiduran. Itu normal kah? Soalnya jadi kepikiran macem2, takutnya anaknya trauma ☹️☹️

    1. Lama mba, sampai sekarang pun kadang masih tidur malem, apalagi kalo tidur siangnya kelamaan. Jadi anak dibiasakan pola tidurnya aja misal tidur siang 1 jam, abis itu cari kegiatan fisik yang bikin dia capek, jadi bisa tidur cepet mba Cynthia 🙂

  5. Baru kejadian lagi nih mlm ini. Susah banget diajak tidur. Ada aja alesannya biar ga bobo. Ga diturutin tantrum. Saya n suami lgsg jadi raja tega biar anaknya fokus ke bobo. Mungkin karena biasa bobo sambil nen jadi susah utk bobo. Dan bangunnya pun kesiangan mulu. Herannya sejak disapih jadi ga pernah tidur siang loh.
    Akhirnya setelah nangis2 ngamuk ditenangin dulu biar mulai ngantuk n mau bobo. Mulai pules, saya yg nangis liat kasian anaknya. :’)

  6. Sungguh luar biasa ya jadi seorang Ibu. Ga heran kalau dibilang surga di telapak kaki ibu. Selain mengandung, masih banyak lagi prosesnyaaaaa… Semangat dan sehat selalu ya, Kak 🙂

  7. Masalah pasca menyapih memang beragam. Meskipun pernah menyapih anak pertama, anak kedua pun berbeda. Anak kedua ini lebih banyak meminta pijat, gendong dan baca buku sambil mencari pengganti rasa nyaman dari menyusunya. MasyaAllah banyak ya cerita tentang menyapih ini Mbak

  8. Masyaallah ya bund, memang prosees menyapih ini tidak mudah, tapi ada rasa bangga ketika sudah berhasil, yang penting pola hidup anak masih berada di jalurnya, jadi anak juga tidak cranky walaupun tidak minum ASI

  9. Proses menyapih emang sulit buat ibu dan anak.. malah bisa bikin stres jugaaaa… apalagi liat anak yang sampe nangis nangis minta susu.. saya salut untuk para ibu yang sukses menjalani prosea menyapih.. dulu saya gak menyapih karena anak brenti minum ASI karena saya bekerja

  10. Emang bener kalau menyapih itu ibunya kudu siap mental ya kalau gak ASI diperah ehh dikasihkan ke anak, ya sama aja dia masih minum ASI walau dari botol.

    Tapi kalau kelamaan ngASI juga gak bagus ya. Makasih tips-tipsnya.

    Anaknya sekarang sudah umur berapa, Kak?

  11. Anak-anakku lulusan S3 per-ASI-an. Maksudnya mereka baru lepas ASI saat usia mereka 3 tahun. Aku sudah mencoba berbagai cara untuk menyapih pada saat usia anak 2 tahun seperti yang diajarkan oleh bidan dan ibu-ibu yang lebih dulu mencoba. Tapi hasilnya gagal. Hehehe.. akhirnya aku pasrah dan membiarkan mereka bosan sendiri untuk minum ASI.

  12. MashaAllah, momen menyapih anak ini, malah jadi salah satu yang dirindukan pas semua anak kita sudah tumbuh lebih besar.
    Emosi nano-nano selama proses menyapih, bahkan jadi bahan cerita seru saat mau pillow talk atau pas lagi kumpul bareng semua.
    Suntikan semangat buat para ibu yang masih berjuang utk berhasil di masa menyapih.

  13. perjuangan menyapih ini gak mudah yaa, Mba. Harus siap mental banget, gak cuman anaknya aja tapi ibunya juga. Gak heran banyak ibu yang seolah gak ikhlas untuk menyapih dan membiarkan anaknya terus menyusu hingga usia yang lumayan besar

  14. menyapih anak ini memang ada banyak tantangannya ya, mbak. ada yang susah dan nggak tega saat harus menyapih anaknya. kalau saya dulu pas anak pertama dia sendiri yang berhenti menyusu karena saya hamil anak ke dua. nah anak ke dua ini karena dia minum ASI dan susu pakai botol dot jadinya susah banget menyapih dotnya padahal sudah 3 tahun lebih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *