Kesuksesan besar berawal dari sukses-sukses kecil. Jangan ragu untuk memulai hal baik meskipun dari hal kecil
Julipedia
Peran pemuda zaman now tentang mitigasi perubahan iklim. Saya masih ingat salah satu pelajaran SD tentang musim. Saat itu dalam materi yang saya pelajari, selama satu tahun ada 2 musim di Indonesia. Yaitu musim kemarau yang berlangsung dari bulan April hingga Oktober, dan berlaku sebaliknya untuk musim penghujan yaitu dari bulan Oktober hingga April.
Rumus tentang musim saat itu tidak pernah meleset sejauh yang saya ingat. Hujan turun dengan deras di bulan-bulan yang berakhiran ber mulai dari Oktober. Lalu hujan itu akan berakhir di bulan April, dan biasanya mulai bulan Mei sudah masuk ke musim kemarau. Waktu itu berada di tahun 1980-an. Hampir tak ada cerita ada hujan di bulan Juni atau Juli.
Kalaupun sampai terjadi hujan di luar bulan yang sudah dirumuskan, para orangtua akan mulai menganalisa tentang “salah mangsa” dan mengkaitkan dengan sesuatu yang tidak diinginkan akan terjadi. Udan salah mangsa yang artinya hujan salah musim yang bisa berarti ada yang salah dengan bumi kita, walaupun belum jelas apa penyebabnya.
Lain dulu, lain sekarang. Seiring berjalannya waktu, sudah beberapa tahun ini terjadi perubahan iklim yang tak menentu. Seperti tahun 2021 ini, saya mencatat sudah terjadi beberapa kali hujan di luar ketentuan yang tersebut di atas. Hujan bisa saja turun di bulan Juni, Juli dan Agustus. Hujannya pun bukan hanya gerimis, namun sudah termasuk hujan deras.
Akibat Perubahan Iklim
Perubahan iklim yang tak menentu, berhubungan erat dengan terjadinya pemanasan global yang terjadi karena emisi gas rumah kaca. Semua ini dapat menyebabkan berbagai dampak. Dampak-dampak itu yang mempengaruhi kerugian berbagai sektor, antara lain :
Petani mengalami pergeseran musim tanam
Hal ini dapat terjadi karena cuaca yang tak mudah diprediksi. Hujan bisa saja turun setelah bibit-bibit disemai sehingga banyak bibit tanaman yang hanyut terbawa air hujan. Atau saat tanaman padi membutuhkan banyak air hujan untuk irigasi, ternyata hujan tak kunjung datang. Justru cuaca panas yang menyengat di bulan yang seharusnya musim hujan.
Kenyataan ini jelas membuat para petani bingung. Waktu tanam yang biasanya berjalan dengan teratur saat cuaca bersahabat, karena perubahan iklim segala prediksi yang sudah rutin terjadi menjadi tidak berlaku lagi. Jelas hal-hal seperti ini dapat menimbulkan kerugian dari segi waktu, tenaga dan tentu saja materi yang tak diinginkan. Produktivitas pertanian menjadi turun.
Kekeringan dan Banjir
Perubahan iklim yang tak dapat diprediksi ini bisa membuat musim kemarau yang lebih panjang dari biasanya, sehingga hujan turun lebih sedikit dari biasanya. Jika musim kemarau lebih panjang, maka dapat terjadi kekeringan yang berdampak pada berbagai sektor termasuk ekosistem lingkungan yang mulai terganggu.
Tak hanya kekeringan, alam bisa tiba-tiba berubah dengan cepat. Curah hujan dapat meningkat tanpa ada yang mencegah. Akibatnya bencana alam yang tak diinginkan seperti erosi dan banjir dapat terjadi. Mungkin saja kelalalaian manusia bisa menjadi penyebabnya. Penebangan hutan yang sembarangan bisa menjadi salah satu contoh sebab akibatnya.
Kenaikan Suhu
Saat suhu naik menjadi ekstrem, maka permukaan air laut juga dapat mengalami kenaikan. Kemungkinan banjir pun dapat terjadi. Selain itu, kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya es kutub yang mencair. Bukan main, padahal terbayang betapa dinginnya suhu di kutub, jika sampai esnya mencair berarti suhu yang naik sudah tak terkendali.
Mitigasi Perubahan Iklim
Menurut United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) arti dari mitigasi adalah upaya intervensi manusia dalam mengurangi sumber atau penambah Gas Rumah Kaca (GRK) yang menimbulkan pemanasan global. Dalam kamus John M. Echols & Hassan Shadily, mitigasi berarti pengurangan sebab pemanasan global dari sekarang.
Ya, perubahan iklim dan pemanasan global yang mulai kita rasakan ini harus kita atasi dengan mengubah kebiasaan buruk yang selama ini kita lakukan terhadap lingkungan sekitar. Setiap orang di dunia harus memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk turut berkontribusi lebih dalam menjaga kelestarian alam supaya tidak semakin parah.
As you know, bumi semakin tua dan rapuh. Berbagai kemungkinan yang tidak kita inginkan bisa terjadi. Sudah saatnya #MudaMudiBumi bergerak secara nyata untuk mitigasi perubahan iklim ini. Jangan berkata sudah terlambat, atau apa yang bisa kita lakukan karena seluruh dunia sudah merasakannya? Justru itu, mulailah dari sekarang.
Tak harus menunggu hal besar, mulailah dari hal kecil. Dari kebiasaan rutin yang terbiasa kita melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Masih ingat Sumpah Pemuda? Tanggal 28 Oktober 2021 nanti kita akan memperingatinya. Sebagai pengingat dan momentum bagaimana perjuangan para pemuda pemudi di tahun 1928 berjuang untuk meraih kemerdekaan dari penjajah.
Kami putra dan putri Indonesia :
Mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia
Mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia
Menjunjung berbahasa persatuan, bahasa Indonesia
Sumpah Pemuda
Para pemuda Indonesia saling berjuang pada masanya. Kalau di tahun 1928 mereka bersatu untuk bersama-sama mengusir penjajah untuk meraih kemerdekaan, pemuda masa kini juga harus berjuang untuk menjaga bumi dari kehancuran dini. Kita bisa melakukannya dengan penuh kesadaran dalam kehidupan sehari-hari #UntukmuBumiku
Menanam Tanaman
Supaya tidak terasa berat, kita bisa melakukan dari kesenangan yang biasa kita lakukan untuk mencegah dan mengurangi perubahan iklim yang semakin ekstrem ini. Kalau boleh saya bercerita, semenjak pandemi ini saya mempunyai hobby baru yaitu plantdemi alias kegiatan tanam menanam. Menanam apa saja, mulai dari pohon Jati, pohon pisang, singkong, hingga tanaman hias.
Kegiatan menanam tanaman atau berkebun ini memang menyenangkan. Ada kepuasan tersendiri saat melihat tanaman yang bertunas menghasilkan keturunan baru. Atau melihat indahnya bunga yang mekar, serasa hati ini ikut berbunga-bunga. Apalagi saat hobby menanam ini dapat menghasilkan cuan karena saya juga menjual sebagian tanaman hias saya.
Banyak manfaat positif dari menanam tanaman ekonomis antara lain dapat memanen hasil dari pohon pisang, singkong dan cabe rawit. Tak kalah manfaat, menanam tanaman hias dapat menghasilkan uang sekaligus beberapa tanaman ada yang berfungsi untuk mengurangi polutan seperti tanaman Sansevieria yang lebih famous dengan nama Lidah Mertua.
Selain itu, tanaman dapat menyimpan air tanah sehingga melindungi tanah dari erosi dan banjir. Pohon juga dapat memberi udara segar berupa oksigen yang kita butuhkan untuk bernafas dan menyerap karbondioksida yang dapat merusak lapisan ozon sehingga cuaca menjadi sangat ekstrim dan tak terkendali. Suhu udara bisa menjadi dingin atau sebaliknya dengan cepat.
Traveling
Emisi rumah kaca menghasilkan banyak gas Karbondioksida (CO2). Gas ini juga berasal dari polusi udara knalpot kendaraan. Oleh karena itu saat memiliki kendaraan harus kita rawat dengan sebaik-baiknya. Perhatikan soal bahan bakar yang sesuai, tekanan ban, rutin melakukan spooring dan mengganti oli tepat waktu.
Siapapun terutama para pemuda dan pemudi Indonesia harus mempunyai mindset #TimeforActionIndonesia saat berada dimanapun dan kapanpun. Ketika sedang traveling, wajib membuang sampah pada tempatnya. Tidak boleh sembarangan dalam membuang sampah. Selain itu, sebisa mungkin mengurangi pemakaian kendaraan dengan alternatif jalan kaki atau bersepeda.
Saat Makan
It’s better memakan produk organik dan lokal. Selain ramah lingkungan, makanan organik sangat baik untuk kesehatan tubuh. Lebih baik lagi kalau mulai sekarang melakukan diet makanan yang sehat misalnya dengan memilih pola makan vegetarian, dengan mengurangi makanan berbahan dasar daging. Pasti semua ingin hidup lebih sehat kan?
Lalu soal kemasan makanan juga perlu mendapat perhatian, nih! Alangkah baiknya mulai peduli untuk reduce penggunaan plastik yang sulit mengalami daur ulang. Misalnya dengan memakai tempat minum yang bisa dan aman dipakai berkali-kali daripada minum air dalam kemasan plastik. Sebisa mungkin, menggunakan bahan daur ulang dalam hidup sehari-hari.
Sumpah Pemuda Versi Saya
Para pemuda di tahun 1908-1928 dapat bersatu karena mempunyai visi dan misi yang sama kala itu. Mereka mempunyai tekad dan semangat yang luar biasa. Bersama-sama berjuang untuk mengusir penjajah demi meraih kemerdekaan yang menjadi cita-cita seluruh bangsa Indonesia. Maka terbentuklah Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Beberapa hari lagi, bangsa Indonesia akan memperingati hari Sumpah Pemuda. Pemuda saat ini tetaplah berjuang dengan caranya sendiri-sendiri. Kalau dulu mereka berjuang melawan penjajah dari bangsa asing, sekarang penjajah itu adalah diri sendiri. Setiap pemuda harus mampu melawan dirinya sendiri untuk mau terlibat dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Menurut data dari Konservasi International www.conservation.org, konsentrasi karbondioksida pada bulan Mei 2020 adalah 416 parts per juta. Konsentrasi ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah. Data lain menyebutkan bahwa 11% dari emisi gas rumah kaca global disebabkan oleh deforestasi. Maka, inilah saat yang tepat para pemuda Indonesia turut bertindak dengan solusi alam.
Tak ada kata terlambat. Lebih baik memulai dari sekarang daripada tidak sama sekali. Tak perlu muluk-muluk untuk menunggu melakukan hal yang besar. Mulailah tindakan dari hal terkecil yang bisa kita lakukan, dalam kehidupan sehari-hari. Saya pun punya tekad untuk turut berkontribusi menjaga alam dari perubahan iklim.
Berikut Sumpah Pemuda Versi Saya :
Saya Putri Indonesia :
Mengaku keren dengan mengkonsumsi produk organik dan lokal
Mengaku hebat saat kegiatan berjalan kaki atau bersepeda lebih banyak daripada berkendaraan
Menjunjung tinggi lingkungan yang asri dengan mau menanam tanaman terutama tanaman yang dapat menyerap polutan
Sumpah Pemuda Versi Saya
Semoga dengan semakin banyak orang terutama para pemuda Indonesia yang mempunyai kesadaran untuk mulai berbenah diri dalam rangka mitigasi perubahan iklim, alam dapat bersahabat meskipun secara lambat namun pasti. Kesadaran ini harus diwariskan secara turun temurun. Karena kebiasaan baik dapat terbentuk sejak dini.
Selamat Hari Sumpah Pemuda!
Setuju mbak, nggak usah muluk-muluk, dengan langkah kecil dari aksi nyata yang kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari, bila konsisten dan dilakukan oleh banyak orang, dampaknya akan besar bagi kesehatan bumi.
Sip, setuju sekali mba..
Dengan semua langkah kecil pun jika kita serius dan dilakukan bersama akan jadi langlkah besar ya mba, demi kesehatan bumi dan masa depan anak cucu kita. Jangan lagi bumi bertambah rusak, hiks
Yup, betul sekali mba..
Sepakat banget, peru ditanamkan dalam pikiran minimal melakukan hal2 kecil dulu ya Mba, seperti contoh kecil ketika kita sedang traveling, wajib membuang sampah pada tempatnya yang kadang masih diabaikan, butuh kerjasama kita semua untuk mewaujudkannya.
Nah. Harus seperti itu mindsetnya..
Btw soal perubahan iklim nih kami yang tinggal di desa merasakan betul mbak, kerap kali petani gagal panen, baru tanam eh langsung kemarau. Emang harus ada perubahan besar-besaran agar bumi membaik, tapi cara terbaik memang melakukan yang terbaik dari diri sendiri dulu ya mbak…
Iya. Semua harus aware dan siap melakukan perubahan sekecil apapun..
Amiin. Yg muda yg bergerak bisa dampaknya wow ya mba. Walau kecil kayak ngabisin makan. Menanam tanaman.. ikut andil jg. Mbaa peace lilynya berbungaa.. cantiik
Aku jadi makin smangat..
Hihi..aku juga suka nih saat peace lilynya berbunga..
Soal perubahan iklim ini kerasa bannget memang ya. Aku kemarin mudik ke Sumbar tadinya masih adem banget di rumah. Sampai sampai air terasa hangat karena hawanya yang begitu dingin, eh sekarang air terasa segar karena udah gak sedingin dulu hawanya
Nah, iya. Kerasa banget ya perubahannya..
Mungkin, para petani sebaiknya ganti haluan menjadi tanam-menanam sansiviera dan kawan-kawannya supaya bisa beradaptasi dengan perubahan iklim. Sebab perubahan iklim ini nggak bisa dibalikkan lagi.
Yup, betul mba. Fifty-fifylah dengan tanaman pangan dan tanaman yang menyerap polutan..
Dampak perubahan iklim tuh yang terasa banget dulu Ungaran, Salatiga dan Sukabumi dingin dan sejuk udaranya sekarang panas banget sedih kalau ingat..kita itu beneran merusak lingkungan..
Iya, benar banget mba. Daerah sejuk mulai terasa panas..
Dalam industri gula aren juga terasa perubahan iklim ini. Biasanya petani sudah berharap panen akan banyak mulai dari bulan Oktober sampai Januari. Tapi sekarang berubah aturannya, karena musim panas dan musim hujan sudah tidak menentu
Hiks, kasihan para petani ya..
Mash banyak masyarakat yg belum aware masalah iklim padahal efeknya mulai kerasa ya, semoga makin banyak yg teredukasi
Iya, semoga semakin banyak orang yang menyadarinya dan mulai melakukan aksi nyata sekecil apapun..
Benar mbak, kesadaran mitigasi perubahan iklim ini menjadi tanggungjawab kita bersama, terutama kaum muda masa lalu, kini dan masa depan. Jika kita tidak melindungi alam dari perubahan iklim yang semakin hari semakin ekstrim karena kesalahan kita di masa lalu. maka masa kini adalah waktunya kita memperbaiki gaya hidup seperti yang mbak contohkan di atas. saya juga lebih suka bawa tas belanja sendiri daripada pakai plastik atau bersepeda dibandingkan naik kendaraan karena sumber polusi terbesar kita itu dari kendaraan yang kita pergunakan.
Langkah nyatanya perlu ditiru mba. Save go green..
Anak muda sekarang banyak melek teknologi, harus tahu banget bahwa banyak aktivitasnya bisa berdampak pada lingkungan. Dan sudah menjadi lifestyle di kota-kota besar untuk berubah dari hal-hal kecil, seperti bike to work, membeli kebutuhan bulanan dengan membawa kemasan sendiri, dan menggunakan fasilitas seperti air, listrik dengan hemat.
Nah, harusnya memang punya pemikiran seperti itu kalau mau bumi semakin baik..
Jujur aja aku paham tentang mitigasi perubah cuaca baru 2 tahun belakangan ini. Mulai dari hal-hal yang sederhana coba untuk terlibat untuk ikut menjaga lingkungan, semoga bisa konsisten
Yak, betul sekali..
Benar sekali. Anak zaman now juga kudu berperan untuk mitigasi perubahan iklim. Di rumahku sendiri udah nanam tanaman, traveling buat sampah pd tempatnya, dan makan walaupun belum makanan organik tapi udah lokal
Wah, sip sekali..
Uhuuyy selamat hari sumpah pemudah mbak 😀
Keren ih sumpah pemuda versinya.
memang tanggung jawab memelihara lingkungan tuh tak bisa gtu aja diserahkan semua ke pemerintah namun masyarakat kyk kita juga harus terlibat aktif ya, minimal dengan aktivitas2 sederhana yang bisa dilakukan di rumah seperti menanam tanaman, memilih makan dgn mengurangi daging, dll.
Betul sekali, semua harus punya kesadaran dan terlibat aktif 🙂
Jika masing-masing dari kita berkenan melakukan hal (yang sepertinya) kecil itu tadi, saya yakin loh perubahan ke arah kebaikan bakal terjadi. Semoga saja ya makin banyak orang yang berkenan melakukan tindakan-tindakan tersebut di atas. Bumi ini sudah merana loh, padahal masih ada generasi berikutnya yang membutuhkannya sebagai tempat tinggal.
Nah, iya. Setuju sekali mba..
Keren ih sumpah pemuda versi bunda Juli
Semoga makin banyak anak muda zaman now yang peduli dengan lingkungannya ya
Serem banget liat anak muda yang suka nongkrong di warung dan tidak sadar telah mencemari lingkungan dengan gelas plastik dan aneka bungkus makanan lainnya
Iya ya. Harus ada kesadaran dalam diri sendiri..
Sekarang musimnya udah kayak gak menentu. Di Jakarta sering banget masih musim panas tau-tau hujan. Langitnya tetep panas tapi hujan deres. beuh, beneran nggak terduga. Kalau di kampung banyak yang ngeluh karena musim tanah yang bergeser. Akibatnya hasil pertanian juga jadi kurang maksimal.
Nah, iya. Tak bisa diprediksi cuaca sekarang..
Oiya, sebentar lagi hari sumpah pemuda ya..
Pemuda sekarang harus lebih sadar bahayanya perubahan iklim yang sangat ekstrim ini.
Bersyukur dengan adanya pandemi, hobi bercocok tanam jadi ngetren, moga trennya akan terus meningkat.
Moga terus konsisten menjalankan isi sumpah pemuda versi mba Juli yaa
Amiinn…
Jika semua melakukan perubahan nyata dengan tidak membuang makanan saja pasti akan berdampak nyata terhadap perbaikan iklim di bumi ya mbak. Semoga semakin banyak yang tergerak untuk peduli lingkungan ya mbak..
climate change is a serious thing indeed and we have to work together to mitigate all the negative impacts of it
Perubahan iklim adalah masalah yang nyata ada di depan kita. Para anak muda dan milenia memang perlu tahu tentang hal ini dan melakukan sesuatu.
Kalau saya sih mulai dari rumah, bergerak ke tetangga. Baik tetangga beneran maupun tetangga di Facebook.