Anak yang memiliki budi pekerti tinggi menjadi dambaan bagi setiap orangtua
Tidak mudah menjadi orangtua di zaman now. Perkembangan teknologi digital secara langsung ataupun tidak langsung turut berperan dalam mempengaruhi tumbuh kembang anak. Yang termasuk dalam proses tumbuh kembang itu termasuk didalamnya ada pembentukan karakter anak. Tentu sebagai orangtua kita menginginkan yang terbaik bagi anak. Yang terpenting adalah membentuk karakter yang kuat pada anak. Anak yang punya sifat baik, sopan, ramah, supel menjadi dambaan semua orangtua.
Kebetulan, hari Kamis kemarin saya berkesempatan mengikuti seminar parenting di sekolah anak wedok. Pembicaranya adalah Ibu Nunuk Setyowati, Spd M.M dari Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul. Dalam materi yang disampaikan penuh humor itu ada beberapa hal yang dapat saya tangkap dalam cara menumbuhkan karakter anak. Menurut Ibu Nunuk, ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh orangtua dalam rangka pembentukan karakter anak.
Ini 14 cara membangun karakter anak :
1. Menjalankan perintah agama
Seringkali sebagai orangtua ada rasa nggak enak mengajak anak pergi ke tempat ibadah. Entah itu ke masjid atau ke gereja. Takut anak tidak bisa diatur dan mengganggu kekhusyukkan dalam beribadah. Padahal seharusnya, sangat penting mengenalkan tempat ibadah secara dini kepada anak. Sebelumnya, orangtua dapat memberi pengertian kepada anak tentang apa itu tempat ibadah, apa yang akan dilakukan disana, dan bagaimana seharusnya anak bersikap di tempat ibadah. Dengan demikian anak akan terbiasa mencontoh orangtuanya beribadah dari sejak kecil.
Di rumah pun anak diajak dan dilibatkan dalam acara doa bersama, beribadah bersama. Memori anak yang masih dalam tahap golden age akan mampu mengingat dan melakukan kegiatan beribadah di masa depannya kelak karena telah dibiasakan dan terbiasa. Hal ini penting untuk memupuk dasar atau pondasi keimanannya kelak.
2. Senyum sapa salam
Anak sebaiknya diajari untuk mampu bergaul dengan lingkungan sosial sekitarnya. Menjadi pribadi yang ramah, murah senyum, supel menyapa dan tak lupa memberi salam merupakan nilai plus yang perlu ditanamkan sejak masih kecil. Menjadi pribadi yang menyenangkan tentu akan menambah ruang pergaulan dan mempermudah segala keperluan si Kecil yang menjadi bekal utama hingga dewasa kelak.
3. Berpamitan pada anak
Kebiasaan berpamitan kepada anak adalah hal baik yang harus selalu dilakukan. Dengan dipamiti saat akan pergi, anak akan merasa dihargai saat ditinggalkan dalam waktu yang sebentar ataupun lama. Tak jarang banyak orangtua yang sering pergi tanpa berpamitan kepada anak, tetapi malah nglimpekke atau pergi diam-diam dengan harapan anak tidak klayu atau mau ikut dengan merengek.
Fungsi berpamitan akan membuat anak merasa tenang karena tahu kemana tujuan orangtuanya pergi. Ada rasa tentram sehingga dapat mempererat hubungan keluarga.
4. Membawa barang sendiri
Membiasakan anak untuk membawa barangnya sendiri misalnya tas sekolah akan melatih rasa tanggung jawab. Anak akan merasa bangga karena sudah dianggap besar. Namun ingat, orangtua harus memastikan barang yang dibawa oleh anak. Jangan sampai over beratnya untuk menghindari terjadinya cedera di punggung dan tulang belakang di kemudian hari.
5. Makan sendiri
Membiasakan anak makan sendiri di usia batita dapat melatih perkembangan motorik halusnya. Tak apa jika awalnya harus belepotan, lama dan berantakan. Tak apa. Namanya juga proses belajar. Namun seringkali orangtua yang kurang sabar menunggu, sehingga ambil jalan pintas dengan menyuapi anak supaya cepat selesai karena tugas lain sudah menanti. Dengan demikin, proses untuk belajar mandiri telah terambil alih atau di take over.
Sebelum anak makan, biasakan untuk mencuci tangan dengan air mengalir. Menu makanannya pun harus diperhatikan kandungan gizinya. Kebiasaan makan ikan harus diajarkan sejak kecil. Orangtua jangan malas dengan duri ikan. Karena kandungan omega 3 yang terkandung dalam ikan dapat meningkatkan perkembangan kecerdasan otak anak. Jangan hanya terpaku pada rasa enak atau tidak enak. Karena makanan enak belum tentu sehat, dan makanan sehat belum tentu enak
6. Mengajak anak membantu pekerjaan rumah
Siapa yang suka melarang anak untuk ikutan membantu saat kita sedang asyik menyapu, setrika atau mencuci piring? Insiatif anak untuk membantu pekerjaan rumah orangtuanya jangan dilarang. Anak yang tidak terbiasa membantu pekerjaan rumah tapi disuruh bermain saja supaya tidak mengganggu dan merepotkan, akan merekam bahwa orangtuanya lebih suka dirinya bermain daripada membantu pekerjaan rumah orangtua. Hal itu akan berlanjut hingga dewasa kelak tidak ada rasa bersalah jika tidak membantu pekerjaan rumah orangtuanya. Namun perlu diingat untuk memastikan porsi pekerjaan yang dilakukan anak sesuai dengan usianya. Jangan terlalu berat.
7. Ciptakan lingkungan rumah yang nyaman
Tahukah Anda, maraknya kejahatan pada anak belakangan ini dapat berawal dari kondisi rumah yang tidak nyaman? Maka, kebiasaaan untuk mau mendengarkan cerita anak menjadi penting. Sebagai ibu, usahakan untuk menjadi orang pertama yang tahu hal apa saja yang ingin diceritakan oleh anak. Jangan sampai anak merasa nyaman bercerita kepada orang lain hanya karena orangtuanya tidak mau mendengarkan secara tuntas. Dengarkan, dan komentar positif sesepele apapun cerita anak

8. Membiasakan pola hidup bersih dan sehat
Jika ayah termasuk orang yang suka merokok, sebaiknya dibuat aturan jangan sampai merokok saat dekat dengan anak. Karena perokok pasif tentu lebih berbahaya. Jangan sampai meracuni anak meskipun tidak sengaja.
Demi menjaga kebersihan lingkungan, anak perlu dikenalkan dan diperlihatkan apa itu jentik . Ajari anak untuk memberitahu orang rumah saat melihat ada jentik dalam genangan air di sekitar rumah. Ajari pula supaya anak melapor kepada guru jika melihat ada jentik di sekitar sekolah. Cara ini terbukti efektif dalam mencegah perkembangan mata rantai nyamuk
9. Membatasi pemakaian handphone dan televisi
Bayi usia 0-2 tahun sebaiknya jangan dibiasakan untuk menonton tv. Karena pengaruh tayangan televisi tidak semuanya baik bagi perkembangan bayi khususnya. Sebaiknya diarahkan dengan kegiatan lain yang dapat menstimulasi motorik halus atau motorik kasarnya.
10. Ajak anak melakukan kegiatan dengan bergerak
Anak perlu diajak berolahraga sejak dini. Tak perlu jauh-jauh, ajak saja bermain kejar-kejaran di halaman rumah. Atau bersepeda di sekitar kompleks atau senam bersama dengan iringan musik. Pasti menyenangkan dan membuat bahagia. Men sana in corpori sano. Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula
11. Luangkan waktu untuk bermain
Yuk, para ibu milenial mulai sekarang biasakan untuk tidak membawa handphone saat bersama anak. Luangkan waktu barang 5 menit untuk mengobrol bersama anggota keluarga tanpa gadget. Quality time penting untuk dibiasakan setidaknya minimal seminggu sekali.
12. Peluk gendong dan rangkul
Anak yang mendapat 12 kali belaian penuh kasih sayang dalam sehari akan tumbuh optimal. Hal ini dapat berlaku pula untuk suami istri supaya selalu harmonis.
Karena ada banyak fungsi belaian bagi anak diantaranya :
- mengusir depresi
- membuat awet muda
- membuat tidur lebih nyenyak
- meningkatkan kekebalan tubuh
- melindungi dari tindak kekerasan
13. Disiplin positif
Anak terlahir hanya untuk kasih sayang. Mendidik anak dengan cara kekerasan bukanlah hak orangtua. Karena anak adalah titipan yang harus dididik secara disiplin positif. Komunikasi yang baik dapat menjadi cara yang ampuh untuk mengajak anak mengerti tentang sebab akibat, konsekuensi dari segala tindakan yang dilakukannya.
14. Sambut anak dengan gembira
Kata-kata yang yang baik dapat menstimulasi perkembangan 10 trilyun sel otak anak. Sebaliknya, jika anak dibentak dapat membuat sel otak putus 10 milyar. Bayangkan jika dalam sehari anak dibentak sepuluh kali, berapa milyar sel otak yang konslet. Maka jangan sampai terlambat, segera benahi cara mendidik anak jika selama ini salah, selalu penuh dengan emosi yang berakhir dengan bentakan ataupun cubitan pada anak. Boleh marah pada anak jika sudah keterlaluan, namun sewajarnya saja jangan sampai membabi buta. Segera ubah bentakan dengan kata-kata positif yang dapat memperbaiki kembali sel-sel otak anak yang pernah putus.
Mendidik anak bukanlah hal yang mudah. Karena memang tidak ada sekolah khusus untuk menjadi orangtua. Dengan learning by doing, orangtua dapat belajar sekaligus mendidik anak-anaknya. Anak-anak mengajari banyak hal yang sebelumnya tidak pernah kita ketahui. Semoga proses mendidik anak dapat membuat para orangtua semakin sabar dan bijak dalam menghadapi sikap dan tingkah laku anak yang beragam. Karena anak-anak adalah guru kehidupan yang sebenarnya.
Selamat membentuk karakter anak! 🙂
Makasih sharingnya mbak, beberapa dari poin ini belum saya terapkan. Makasih sudah menjabarkan…
Terima kasih kembali mba Dwi. Semoga bermanfaat 🙂
Terima kasih sharenya. Memang sangat penting banget menumbuhkan karakter anak. 14 tips ini sangat bermanfaat untuk obu ibu yang lain. Semoga banyak ibu yg membaca tulisan ini
Senang jika bermanfaat mba Abby. Terima kasih kembali 🙂
Penting banget ya Mba mengajarkan dan menanamkan nilai2 agama sejak dini pada si kecil.. Agar kelak mereka tumbuh dgn baik dgn lingkungan yg baik pula dan tdk bertentangan dengan norma2 agama..
Iyess, betul banget mba Rita 🙂
Senang saya kalau jumpa artikel terkait parenting. Bisa ikut menyerap ilmunya juga secara artikel marketing bener dibutuhkan oleh ibu dengan balita seperti saya
Kita sama-sama belajar tentang parenting ya mba Okti 🙂
Peluk, gendong dan rangkul kerap daku lakukan ke keponakan, dan baru tahu daku ternyata bermanfaat besar yah untuk anak-anak
Iyess, mba Fenni. Mereka merasa dilindungi.. 🙂
Iya ya…intinya sih pembiasaa 2 hal yg baik sedari kecil..
Iya mba Ida..kebiasaan yang baik demi masa depan 🙂
Wah, informasi 14 cara membentuk karakter anak yang sangat bermanfaat. Agama tetap berada ada nomor urut teratas. Terima kasih, ibu Juliasti sudah berbagi.
Terima kasih kembali mba Windhu 🙂
Peluk, gendong dan rangkul terlihat sederhana ya, padahal dampaknya besar bnget ya mbak. Thanks for sharing.
Terima kasih kembali mba Tian. Semoga bermanfaat 🙂
Gendong, peluk gitu terlihat biasa saja ya tapi nyatanya besar manfaatnya
Yes, bener banget mba Tian 🙂
point no 8 nih kak yang rasanya masih sulit sekali Eyang nya anak2 & suami perokok aktif.. Akutuh udah ngoceh entah sudah berapa ribu kali tetep aja gak digubris sama mereka.. pernah aku lihat anak ku yg kecil lg dipangku Eyangnya yg sambil ngerokok dengan santainya bilang, “anaknya sendiri yang nyamperin minta ikut” huhuhu.. spechless!
Kadang lingkungan kurang support ya mba..Semoga ada solusinya ya..
Senyum, sapa , salam ini sudah dibiasakan juga di sekolah anak-anak.
Yup, justru dari anak-anak, orang tua belajar untuk menjadi bertambah bijak tiap harinya. Learning by doing.
Makasih sharingnya.
Terima kasih kembali mba Liany, senang jika useful 🙂
Agama memang seharusnya menjadi pondasi utama ya, Mbak. Memang harus dikenalkan sejak dini, termasuk diajak untuk beribadah di tempat peribadatan
Yup, betul banget mba Myra.. 🙂
Makasih mbak sharingnya, ternyata ada salah satu point yang belum optimal saya lakukan dalam mengasuh anak. Maklum punya anak semata wayang jadi agak-agak gimana gitu, apalagi kalo dia masang wajah memelas.. luluh deh :))
Kelemahan kita sebagai ortu seringkali tidak tegaan pada anak ya.. )
Alhamdulillah, ada artikel bagus seperti ini. Boleh gak bunda share lonknya ke anak2 bunda, mereka bukan blogger, biar artikel kece ini jadi bacaan yg manfaat, Aamiin.
Silakan Bunda Yati, dengan senang hati 🙂
aku juga mulai menanamkan untuk bertanggung jawab sama seperti yang mba tulis bawa barang sendiri, makan sendiri bahkan aku meminta anakku yg masih tk b ini mandi, pake baju, pake sepatu sendiri alhamdulilah kini jadi habit apalagi jemur handuk abis mandi 🙂
Good habit, mba Herva. Senang jika anak bisa mandiri 🙂
Artikel yang sangat bermanfaat, Mbak. Iya, apalagi di zaman sekarang ya, mengasuh atau mendidik anak juga harus lebih cerdas juga jadi orang tua. Dan 14 hal dalam membentuk karakter anak, ini sangat luar biasa. Bisa jadi pelajaran bagi saya, yang semoga segera memiliki anak…
Amin, mba Eri..semoga Tuhan segera mengabulkan doa mba ya.. 🙂
Wah mantap nih langkah2nya. Terimakasih sdh mengingatkan
Terima kasih kembali mba Farida.. 🙂
Waktu anakku masih balita, sempat beberapa kali kami titipkan sama Ibu. Aku pamitnya nonton sama babenya. Eh santai aja tuh anaknya. Fungsi berpamitan juga akan membentuk mereka ketika udah besar, untuk minta ijin pada ortu ketika pergi. Meski mereka sedang di luar, misalnya mendadak pergi abis kuliah. Niru apa yang dilakukan ortunya sih kalo menurutku
Iya, bener banget mba Wati. Ortu menjadi teladan anak.. 🙂
Suka ngerasa kasihan sama anak yaa…kalau harus ditambah dengan membantu pekerjaan rumah. Padahal, dengan melatihkan ini…anak-anak jadi belajar bertanggung jawab dan empati.
Ini masih PR banget dalam keluarga kami.
((Gak tegaan))
Iyess, kadang suka gak tega sama anak ya mba 🙂
Saya stuju banget mbk point nomor satu itu menanamkan nilai agama, karena akhlak/prilaku orang yang terbiasa dari kecil dengan didikan agama akan lebih enak membinanya.
Yup, saya pun sangat setuju mba Mira 🙂
Langsung bookmark deh artikelnya. Kadang hal hal kecil suka dilupakan, padahal penting ya. Termasuk pamit ke anak itu lho Mak, duh kadang suka lupa. Makasih sharingnya.
Iyae mak Aya, seringnya dianggap sepele ya.. )
Bagus banget mba artikelnya, aku bintangin yaa, harus jadi ibu lebih baik lagi
Terima kasih kembali mba Dedew, senang jika bermanfaat 🙂
Banyak PR jadi orangtua jaman now ya mba. Yg jelas sih harus ngasih contoh yg baik dulu, biar anak-anak ikut baik & karakternya mantap. Fighting! 🙂
Nah, itu bener banget mba Intan. Memberi contoh yang baik kepada anak ya..
Sebagai emak2 baru (baru 3 tahun hehe) membaca artikel ini sungguh tercerahkan. Jadi makin paham apa2 yang harus dilakukan dan apa2 yang sebaiknya tidak dilakukan pada anak. Terima kasih banyak sharingnya ya, mbak. Sungguh bermanfaat untuk saya.
Terima kasih kembali mba Murni. Semoga bermanfaat 🙂
Perkembangan teknologi digital salah satu tantangan yang tidak mudah bagi orang tua dalam mengawal dan mendampingi tumbuh kembang anak-anak.
Semangat jadi emak zaman now ya mbak.
Iya, mba Rie..tantangan banget ortu jaman now ya..
Menjauhkan anak-anak dan mendisiplinkan dari gadget ini butuh effort yang lumayan besar. Sebenarnya orang tua juga perlu menyisihkan waktu untuk mereka untuk bermain bersama.
Yup, butuh effort banget ya mba Lina.. 🙂
Ndaging banget mba sharingnya, aku jadi belajar banyak di sini.
Karena belum punya anak, aku menerapkannya dengan ibu heheheh soal peluk dan rangkul.
Hihi..ndaging ya mba .. Pelukan memang banyak manfaatnya 🙂
Suka banget sama tipsnya mbak.
Jd ortu itu emang harus banyak belajar yaaa. Menerapkan hal2 positif jg ke anak, mengajari dengan memberi contoh jg. Kebiasaan2 baik yg dilakukan anak sejak kecil biasanya akan awet sampai dewasa.
Yes, banyak pelajaran yang kita dapat saat menjadi orangtua ya mba April 🙂
Sebagian dari orang tua terkadang lupa, bahwa memiliki anak tidak sekedar untuk dipacu berprestasi dalam hal pelajaran saja. Ada banyak sisi karakter yang harus dibentuk untuk menjadikannya sebagai anak yang sehat, gembira dan selalu positif menatap masa depan.
Yup, bener banget mba Uniek, ada banyak hal yang penting dari sekedar mengejar prestasi anak ya..
Makasih mba infonya. Betul banget kalo karakter harus ditumbuhkan sejak dini karena ini modal mereka untuk jadi mandiri ketika besar nanti
setuju dengan 14 poin di atas! penerapannya ini yang perlu konsistensi dan kesabaran mengasuh anak.
Yup, sangat setuju mba Helena 🙂
Selalu ada ilmu baru ya Mbak untuk menjadi ibu, rasana semakin dipelajari semakin banyak yang kita belum tahu dan belum dipraktikkan. 🙂
Yup, bener banget mba Nurin.. 🙂
Setuju sangat mba.. tinggal kita sebagai irangtua berlatih dan konsisten. Itu yang paling sulit ya. Semoga kita semua dimudahkan dalam mendidik anak2 kita ya mba. Aamiin YRA
Amiinnn mba Hikmah 🙂
Soal disiplin ini aku keteteran mbk, soalnya masih serunah ma ortu. Niat disiplin,anaknya nangis, luluh deh
Iya bener, kadang dilema juga ya mba Witri. Semangat.. 🙂