Asuransi adalah proteksi keuangan di masa depan
Pembatalan polis asuransi jiwa ternyata tidak seribet yang saya bayangkan. Asalkan saya ikhlas dan mau kehilangan dana investasi yang cukup lumayan. Yup, mempunyai asuransi ibaratnya sedia payung sebelum hujan. Saat tidak terjadi sesuatu yang mengkhawatirkan, uang asuransi tetap berada pada tempatnya.
Asumsinya, kalau kita mempunyai dana yang cukup untuk pembayaran polis setiap bulannya, menyimpan uang di polis asuransi menjadi hal yang dapat kita harapkan saat terjadi sesuatu yang tak kita inginkan di masa depan. Siapa sih yang ingin sakit? Siapa pula yang ingin meninggal tiba-tiba? Bayangkan jika kita tidak punya cukup dana untuk cover itu semua.
Cerita Saat Berkenalan dengan Asuransi Jiwa
Pada tahun 2009, seorang teman lama menghubungi saya. Ada apa gerangan? Hati ini bertanya-tanya. Tidak biasanya teman lama yang dulu tidak begitu akrab tiba-tiba berakrab ria menawarkan sebuah pertemuan. Hm, saya tahu apa maksudnya. Kalau tidak menawarkan bisnis MLM, ya paling menawari investasi, asuransi dan semacamnya.
Saya mengiyakan sebuah pertemuan dengannya. Ternyata dugaan saya benar. Teman saya itu menawarkan saya menjadi seorang agen asuransi sekaligus membuka polis asuransi jiwa. Menurutnya saya double untung. Punya polis asuransi sekaligus mendapat bonus selama beberapa bulan selama saya aktif menjadi agen asuransi.
Yang saya pegang dari perkataan teman saya itu adalah, pembayaran polis asuransi jiwa “hanya” selama 10 tahun. Setelah 10 tahun, nilai investasi bisa saya ambil. Jadi begini perhitungannya. Saya membayar premi dan unit link investasi sejumlah 500 ribu per bulan. Uang 500 ribu itu untuk premi bulanan 300 ribu sekian dan sisanya untuk unit link investasi.
Selama 10 tahun saya lancar membayar premi asuransi jiwa tanpa tunggakan. Biasanya saya membayar per 3 bulan dengan biaya satu juta lima ratus ribu rupiah. Sampai tahun 2019. Asuransi jiwa ini termasuk asuransi yang cukup terkenal dan pernah meraih penghargaan skala internasional. Jadi saya percaya saja.
Jujur saja, saat itu saya tidak paham bagaimana sistem keuangan asuransi bekerja. Yang ada dalam pikiran saya hanyalah saya bisa menyisihkan uang, menabung yang bisa menjadi proteksi di masa depan yang dapat saya wariskan kepada ahli waris jika sewaktu-waktu saya meninggal. Nilai pertanggungannya 100 juta plus nilai investasi.
Berubah Pikiran Setelah 10 Tahun Lebih
Seiring dengan waktu yang berjalan, setiap bulan saya mendapatkan laporan tentang investasi asuransi setiap bulan melalui email. Hingga 10 tahun tiba. Jujur saja, saya tidak begitu mudeng dengan sistem asuransi. Yang saya tahu, setelah 10 tahun, nilai investasi yang ada dalam laporan bisa saya ambil dan polis tetap berjalan hingga waktunya tiba.
Jadi, setelah 10 tahun saya tidak membayar polis sejumlah 500 ribu per bulan. Saya berpikir setelah 10 tahun ini saya sudah bebas dari membayar premi yang akan tetap aktif hingga saya meninggal suatu waktu nanti. Dalam bayangan saya, jika saya meninggal, ahli waris saya akan mendapatkan uang pertanggungan 100 juta dan nilai investasi.
Saat itu saya merasa beruntung. Kalau menabung sendiri 500 ribu per bulan selama 10 tahun, saya hanya mendapat 60 juta saja. Tapi dengan ikut asuransi jiwa plus investasi unit link saya akan mendapatkan 136 juta yaitu dari nilai pertanggungan dan nilai investasi unit link sejumlah 36 juta di 10 tahun pertama saya.
Saya pun berpikir tidak perlu buru-buru mengambil uang investasi karena semakin lama pasti nilai investasinya akan semakin naik. Asumsi saya saat itu masih berpikir bahwa jika nilai investasi saya ambil di tahun 2019 sebesar 36 juta, maka ahli waris saya hanya akan mendapatkan nilai pertanggungan 100 juta saja. Masih untunglah, pikir saya.
Berniat Melakukan Pembatalan Polis Asuransi Jiwa di Tahun Ke-14
Namun realita tak sesuai ekspektasi. Saya mulai resah dan gelisah setiap mendapatkan email dari pihak asuransi setiap bulan tentang nilai investasi unit link saya. Semakin lama semakin menurun. Dari yang tadinya 36 juta, selama 4 tahun tidak saya ambil menjadi tinggal 20-an juta. Waduh! What happen aya naon ini? Saya pun mulai berdiskusi dengan suami.
Perdebatan pun mulai terjadi. Dulu suami memang kurang menyetujui saya ikut asuransi jiwa ini. Tentu karena tahu bagaimana sistem asuransi itu bekerja. Lebih banyak rugi daripada untungnya. Kalau niatnya untuk investasi, sebaiknya jangan pilih asuransi. Saat itu saya masih berpositif thinking saja sebelum pasti segala sesuatunya.
Lalu saya dan suami sepakat untuk mencoba menarik dana investasi yang tinggal 20 jutaan itu. Maka saya pun menghubungi teman lama saya yang mengajak gabung ke asuransi itu. Ternyata beliau sudah lama tidak menjadi agen asuransi itu. Dulu saya pun tidak lanjut menjadi agen karena memang kurang berminat.
Lalu beliau memberikan nomor kontak teman agen satunya yang merekrut saya dulu. Saya pun menghubungi Pak X teman agen satunya itu. Ternyata pak X juga sudah lama resign dari agen asuransi itu. Lalu ia memberikan nomor kontak orang asuransi yang masih aktif di kantor asuransi di Jogja. Sebut saja Pak M.
Prosedur Pembatalan Asuransi Jiwa
Kemudian saya menghubungi Pak M dan saya utarakan maksud dan tujuan saya dengan berbagai pertanyaan. Yang pertama saya menanyakan status asuransi jiwa saya yang masih aktif. Lalu saya berniat untuk mengambil dana investasi karena membutuhkan dana untuk suatu keperluan. Saya pun bertanya syaratnya apa saja.
Lalu beliau mengirimkan Formulir Penebusan (Surrender) dan Pembatalan Polis. Formulir itu harus saya print, lalu saya isi dengan data saya dengan melampirkan KTP, cover buku rekening bank dan polis asli. Sampai disini saya terhenyak. Maksud hati mau ambil investasi tapi malah harus tutup polis asuransi jiwa? Gimana konsepnya ini?
Saya tanya lebih lanjut pun beliau menyarankan saya untuk telepon ke call center. Lalu saya menelepon dan ada customer service yang menjawab. Intinya saya bisa mencairkan dana investasi dengan 2 cara. Yang pertama dengan pembatalan polis asuransi jiwa yang artinya rekening asuransi saya closed. Saya tidak punya hak asuransi jiwa lagi.
Sedangkan yang kedua saya hanya mencairkan dana investasi tapi harus disisakan 20% tapi pembayaran polis saya harus lanjut sehingga status polis asuransi saya tetap aktif. Sampai kapan? Pembayaran tidak terbatas hanya 10 tahun saja tapi sampai 100 tahun. Olala..apa saya belum tutup usia hingga 100 tahun? Sama aja bohong dong.
Uang uang saya sendiri tapi ternyata refot saat akan mencairkan. Hati saya mencelos. Uang yang tadinya saya anggap untuk investasi selama 10 tahun sejumlah 60 juta harus saya relakan hilang 40 juta jika dana investasi yang saya cairkan dapat 20 juta. Opo tumon? Saya tak punya pilihan lagi. Untuk melanjutkan polis saya jelas tidak mau.
Ikhlas Saat Pembatalan Polis Asuransi Jiwa
Jika saya tidak mengajukan pembatalan polis asuransi jiwa saat itu, saya akan semakin rugi karena nilai (yang katanya) investasi akan semakin menurun hingga ke nilai nol. Dan saya tidak akan mendapatkan apa-apa jika saya tak melanjutkan membayar polis lagi. Byuhh, gini amat yak! Kapok saya!
Jika tahu akan begini akhirnya, lebih baik uang 60 juta selama 10 tahun itu saya belikan emas sudah dapat berapa gram itu. Nilainya jelas akan naik terus dan tidak terpengaruh inflasi. Betapa bodohnya saya. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Pengalaman ini terasa mahal harganya. Saya jadi tahu dan mengerti akan beberapa hal yang selama ini tidak saya pikirkan.
Sebelum saya mantap membatalkan polis asuransi jiwa, mba Customer care dari pihak asuransi masih menanyakan niat saya melalui telepon. Apakah saya tidak merasa sayang sudah 10 tahun lalu menutup polis asuransi? Yakin tidak menyesal kehilangan uang pertanggungan 100 juta dan uang jaminan kesehatan 100 juta? Yakin tidak melanjutkan polis asuransinya?
Saya pun menjawab yakin. Daripada saya harus membayar lagi seumur hidup saya yang artinya akan menambah pengeluaran tetap. Lagi pula jika saya membayar polis terus sampai pertanggungan 100 juta lebih dan saya tidak meninggal lebih cepat, sama saja saya tidak bisa menikmati uang itu. Ahli waris saya yang akan menggunakan uang itu.
Toh, sama saja dengan saya menabung sendiri kalau begitu. Nilai pertanggungan yang akan ahli waris dapatkan juga dari uang saya sendiri. Bukan dari nilai investasi yang akan terus naik nilainya. Lebih baik saya membelikan barang investasi sekarang yang nilainya akan terus naik dan dapat diwariskan ke anak cucu kelak. Lebih masuk akal kan?
Saya pun harus belajar tentang ikhlas. Tak apa harus kehilangan 40 juta, Tuhan akan mengganti dengan berkali lipat dari ini. Saya meyakini akan hal itu. Pengalaman adalah guru yang paling berharga. Dan harga dari pengalaman ini adalah 40 juta. Haha..pahit..pahit..Membayangkan mengumpulkan uangnya itu. Ssst..harus ikhlas..
Proses Pembatalan Polis Asuransi Jiwa
Maka saya pun menuju kantor asuransi yang berada di Jogja. Saya menyerahkan berkas-berkas berupa polis asuransi jiwa asli, fotocopy KTP dan fotocopy buku tabungan yang ada nomor rekening saya. Lalu saya bertemu dengan staf di kantor yang melayani dengan baik. Saya harap menunggu proses pencairan dana investasi selama 2 minggu.
Lalu saya pun pulang dan menunggu proses pencairan tiba. Memang tepat 2 minggu sih. Tiba-tiba klunthing! Uang 20 juta masuk ke rekening saya di bulan Mei tahun 2023. Puji Tuhan! Berapapun nominalnya saya tetap harus bersyukur. Ini masih lebih baik daripada tidak mendapatkan uang sama sekali. Lupakan uang yang hilang 40 juta.
Anggap saja saya sedang beramal. Beramal kepada para agen asuransi yang feenya selangit. Toh, effort mereka untuk mencari nasabah juga luar biasa. Pelajaran penting bagi saya kalau niatnya memang untuk proteksi masa depan dan uangnya ada nggak masalah punya asuransi. Tapi kalau harus memaksakan diri, sebaiknya jangan. Daripada sakit hati.
Walaupun ada sisi positifnya juga sih asuransi jiwa itu. Yang namanya umur kan tidak dapat kita prediksi. Misalkan baru sekali dua kali bayar polis tapi kalau ndilalahnya Tuhan memanggil sewaktu-waktu, uang pertanggungan bisa cair untuk ahli waris. Nah, kalau yang begini kan untung ya. Tapi siapa yang mau seperti ini? Tiba-tiba meninggal? Walau diluar kuasa kita.
Well, apapun yang terjadi life must go on. Tetap semangat menjalani hidup yang berwarna. Patah satu tumbuh seribu. Kehilangan uang bukan akhir dari segalanya. Uang bisa dicari tapi kesempatan tak akan datang dua kali. Selalu ada pelangi setelah hujan badai. Dan selalu ada seribu puisi untuk menghibur diri. Hihihi..
Have a nice day!