Mengapa Anak Perlu Tahu Tentang Bagaimana Kebakaran Bisa Terjadi?

Jangan bermain api, bisa terbakar nanti

Sebagai ibu rumah tangga, keseharian saya tak jauh dari api. Misalnya saja ketika memasak pakai kompor gas. Pasti ada resiko yang mengancam saat memasak jika tidak berhati-hati. Kebakaran. Siapapun tentu tak ingin mengalami hal itu terjadi.

Ya, api bisa menjadi kawan sekaligus lawan tergantung bagaimana kita memperlakukannya. Saat api itu nyala secukupnya sesuai kebutuhan, keberadaannya bisa membantu kegiatan sehari-hari. Namun jika api itu besar dan membesar, tentu sangat membahayakan karena bisa beresiko pada kebakaran.

Menyadari betapa besar resiko yang disebabkan oleh kebakaran, maka penting bagi kita untuk mengetahui tentang hal apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran dan bagaimana cara pencegahan sekaligus penanggulangan jika hal itu terjadi. Yup, waspada itu harus meskipun kita tidak menginginkan segala kemungkinan buruk terjadi.

Pengetahuan tentang kebakaran ternyata penting juga dipelajari oleh anak-anak di usia dini. Yup, beberapa hari yang lalu, anak wedok bersama teman-teman sekolahnya mengikuti outing class mengunjungi kantor Pemadam Kebakaran Gunungkidul. Anak PAUD dan TK berkunjung ke Pemadam Kebakaran? Mau apa?

Alat-alat pemadam kebakaran

Banyak hal seru yang dilakukan disana. Anak-anak belajar mengenal tentang peralatan yang digunakan saat petugas pemadam kebakaran menjalankan tugas mulianya. Ada helm pelindung, masker, tabung udara, kapak dan alat-alat lain yang masing-masing mempunyai fungsinya sendiri-sendiri. Anak-anak diberi pesan supaya jangan bermain korek api, menyalakan lilin dan menyalakan kompor gas.

Petugas kebakaran bercerita kapak diperlukan untuk membuka pintu yang terkunci saat kebakaran

Setelah pengenalan alat, anak-anak diajak keliling lingkungan sekitar naik mobil pemadam kebakaran. Aduh senangnya, mereka tampak gembira sangat. Selesai naik mobil pemadam kebakaran, acara selanjutnya adalah simulasi mengatasi kebakaran kecil dengan kain basah. Ada beberapa orangtua yang maju memperagakan bagaimana memadamkan api dengan kain basah. Yang perlu diperhatikan adalah cara memegang kain basah. Kain basah harus dipegang lebih tinggi dari wajah. Setelah itu dengan tenang, kain basah diletakkan ke arah api. Usahakan kain basah harus menutupi seluruh area api yang menyala. Maka niscaya api akan padam dengan sendirinya. Tentu jika prosedurnya dilakukan dengan tepat.

Setelah simulasi, anak-anak bermain air hujan buatan yang disemprotkan dari mobil pemadam kebakaran. Anak-anak yang awalnya kaget lalu gembira bukan kepalang. Mereka tertawa lepas bahagia. Hal itu berlangsung tidak lama, beberapa menit saja, namun cukp membuat basah. Untung para orangtua sudah prepare membawa baju ganti hehe..

Sebagai orangtua, saya sangat mengapresiasi pihak sekolah yang sering mengadakan acara outing class seperti ini. Anak-anak tidak melulu belajar di dalam kelas. Melainkan mereka terjun langsung dengan melihat, mendengar dan mempelajari hal baru, pengalaman baru. Pengalaman baru ini menjadi bekal kehidupan yang tak ternilai harganya. Anak akan belajar untuk waspada, berjaga-jaga dan tidak ceroboh supaya tidak terjadi bahaya kebakaran. Selain itu, anak-anak akan merekam segala kenangan indah dalam ingatannya, hingga dewasa kelak. Segala potensi prestasinya dapat terstimulasi dalam kegiatan ini. Aspek cerdas kreatif, berani, mandiri dapat dikembangkan secara lebih optimal.

Jangan lupa, sebagai orangtua harus selalu memberi nutrisi terbaik dengan menu gizi seimbang supaya anak tumbh tinggi dan kuat, dapat berkontrasi belajar dan mempunyai daya tahan tubuh yang baik. Harapannya supaya anak dapat menjadi generasi maju, yaitu generasi yang dapat mencapai cita-cita kelak saat dewasa nanti.

Happy parenting! 🙂

Simak video lengkapnya ya.. 🙂

Video serunya anak-anak TK outing class ke kantor Pemadam Kebakaran Gunungkidul

Share

Author: Juliastri Sn

Mom of two. Lifestyle Blogger. Entrepeneur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *