Membangun Bisnis Berawal Dari Mimpi

Tantangan terbesar dalam membangun bisnis adalah harus berani keluar dari zona nyaman

Julipedia

Tahun 2009 adalah tahun dimana ada dua event yang sangat besar dalam hidup kami. Saya dan suami khususnya. Di tahun itu, kami mengambil sebuah keputusan besar berkaitan dengan masa depan kami. Ya, saya dan suami resign dari pekerjaan masing-masing. Untuk apa? Untuk buka usaha.

Maka terjadilah. Saya dan suami pindah tempat tinggal di suatu kota pinggiran Jogja. Di daerah yang sama sekali asing untuk kami tinggali dan memulai bisnis. Hanya ada satu saudara yang selalu support usaha kami. Satu kata yang ada di benak kami waktu itu : memulai.

Kami memulai bisnis dalam keterbatasan. Modal materi hanya dari tabungan saja. Modal pengetahuan bisnis juga masih nol. Kami semua mulai dari nol, merangkak dari bawah. Senang susah kami jalani bersama. Kami hanya punya niat untuk memulai bisnis dengan hati.

Berawal dari ruang ukuran 3×4 meter kami memulai membuka toko ban mobil. Ruang itu tadinya adalah gudang keramik milik saudara kami yang sudah memulai usaha buka toko bangunan beberapa tahun yang lalu. Saya dan suami memulai tanpa karyawan. Kami belum mampu untuk membayar karyawan. Maka suami belajar bagaimana cara memasang ban, bagaimana cara mengganti oli dan hal-hal teknis lainnya secara otodidak. Dari browsing di internet. Β Saya mempunyai tugas menjadi kasir, staf administrasi sekaligus marketing. Kami memulai semuanya dengan proses learning by doing. Kami berprinsip, soal teknis bisa dipelajari, tapi kesempatan biasanya tak datang dua kali.

Berawal dari ruang ukuran 3×4 m

Ya, membuka usaha adalah mimpi saya dan suami dari sejak kami menikah. Kami bercita-cita mempunyai kebebasan dalam hal financial, waktu dan dalam mengambil keputusan. Β Selama menjadi karyawan di sebuah perusahaan, saya merasakan tidak punya keleluasaan waktu, bahkan hanya untuk berkumpul bersama anak saya yang masih bayi waktu itu. Waktu saya dan suami habis untuk bekerja dan bekerja. Memang kami mempunyai gaji yang tetap, jenjang karir juga bagus, hidup teratur dalam zona nyaman, tapi kami tetap merasa ada yang hampa. Jiwa kami berontak bahwa kami harus bisa membangun masa depan kami sendiri. Maka, kami memutuskan untuk berani keluar dari zona nyaman dan menghadapi tantangan hidup di luar sana. Mbabat alas.

Tampak samping

Waktu itu, kami membuka usaha tepat di hari ulang tahun ke-2 anak pertama. Tanggal ulang tahun anak kami sekaligus menjadi penanda bahwa kami mulai berjuang bersama di usia anak 2 tahun. Jangan ditanya bagaimana repotnya menyeimbangkan antara mengurus anak, rumah tangga dan usaha. Namun dengan keyakinan, semuanya bisa dijalani dan dapat berjalan dengan baik-baik saja. Sekarang hampir 10 tahun sudah usaha bersama suami kami jalani.  Apakah sudah sukses? Sukses itu relatif ya, yang penting kami senang menjalaninya.

Banyak suka duka yang kami jalani selama 10 tahun ini. Dukanya adalah ketika ada yang berhutang namun susah saat ditagih. Yup, meskipun itu tetangga sendiri. Namanya buka usaha di tempat orang, di awal buka usaha kami ada rasa tidak enak saat ada yang berhutang ban. Tidak semua kami beri hutang ini. Hanya karena tetangga, tapi kok tetangga pun ternyata susah ditagih. Hm..

Namun kami bersyukur, selalu ada kemudahan saat kita mau berusaha. Berawal dari ngontrak rumah, kami akhirnya bisa membeli tanah pinggir jalan Β yang cukup murah kala itu. Lalu kami berusaha membangun rumah dan toko. Semuanya diberi kemudahan. Dibantu oleh orangtua kami. Saudara kami. Lalu bank mulai mempercayai usaha kami dengan memberikan pijaman modal. Nah, dengan modal pinjaman ini kami bisa memutar uang untuk usaha. Yang penting usaha jalan dulu.

Dapat dikatakan ada progress dalam usaha kami, yang tadinya hanya berjualan ban mobil, lalu mulai ditambah dengan spare part kendaraaan yang umum-umum, lalu mulai menyediakan ban motor juga. Lalu kami membeli alat cucian mobil dan motor. Maka sekarang ada jasa car wash juga. Puji Tuhan, setiap hari ada saja customer yang sekedar ganti ban atau mencuci mobil. Semuanya harus disyukuri. Dari tidak mampu menggaji karyawan, sekarang sudah bisa mempunyai karyawan dengan jumlah yang cukup.

10 tahun perjalanan bisnis

Dalam dunia usaha, selalu ada target supaya ada perkembangan dari tahun-ke tahun. Masih banyak impian yang ingin kami raih. Masih banyak cita-cita yang belum bisa kami wujudkan. Memang, boleh-boleh saja kami bercita-cita setinggi langit, namun kami harus menyesuaikan dengan kemampuan kami juga. Karena kami takut, kalau terlalu tinggi jatuhnya terlalu jauh. Namun, namanya usaha tidak boleh patah semangat. Namanya kegagalan itu pasti ada. Namun sejauh mana kami bisa bangkit kembali itu yang harus dipelajari.

Mumpung masih suasana tahun baru, kami pun punya beberapa resolusi di tahun 2019 ini yang semoga dapat diwujudkan sesuai dengan harapan. Resolusi-resolusi itu bisa menjadi pemicu semangat kami saat sedang loyo. Ya namanya usaha, kami harus tahan proses. Karena hari ini tak pernah sama dengan hari kemarin. Kadang hari ini toko ramai, besok belum tentu. Demikian juga sebaliknya.

Baiklah, mari kembali ke resolusi. Resolusi ya, bukan resoles #eh.

Ini dia resolusi bisnis 2019 ala saya dan suami :

  • Bertekad mengurangi hutang di bank dan melunasinya kelak

Meskipun terasa sangat berat, namun kami mulai merencanakan bagaimana cara melunasi hutang yang ada. Tentunya dengan perhitungan berapa keuntungan yang dapat disimpan untuk sedikit demi sedikit mencicil hutang yang ada. Kami harus mempu mengencangkan ikat pinggang. Pengeluaran di press, skala prioritas diutamakan.Kami punya target dalam waktu berapa tahun, hutang kami di bank harus sudah lunas.

  • Meningkatkan omset pendapatan

Yup, omset itu penting. Semakin banyak omset tentunya akan semakin banyak keuntungan yang dapat diraih. Maka, memperbanyak transaksi penjualan pada satu customer menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan. Misalnya ada customer ada yang mau mencuci mobil saja, maka ditawarkan juga misalnya olinya sudah diganti belum pak? Itu bannya sepertinya sudah hampir gundul pak, bisa lho sekalian diganti. Dan berbagai cara menawarkan supaya transaksi semakin bertambah. Maka sebagai entrepreneur harus proaktif dan berusaha memenuhi kebutuhan customer dengan baik.

  • Menambah bidang usaha

Kami masih punya angan-angan untuk menambah usaha yang masih berkaitan dengan bidang otomotif. Jika sekarang baru ada pasang ban, balancing, nitrogen, car wash, mungkin ke depannya bisa merambah ke bidang variasi mobil, salon mobil, service AC atau bengkel. Semuanya masih ada dalam perencanaaan dan angan-angan.

  • Menambah jumlah karyawan

Salah satu tujuan kami membuka usaha selain dapat memenuhi kebutuhan customer, adalah membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar. Meskipun karyawan kami belum banyak, setidaknya para pemuda sekitar tidak perlu harus merantau ke luar daerah untuk mencari pekerjaan. Yang penting mau bekerja dan jujur, lulusan darimana tidak kami permasalahkan. Belum berpengalaman kerja? Asal mau belajar, pasti diajari. Bayangkan jika harus kursus, pasti mahal biayanya.

  • Selalu inovatif dan mampu beradaptasi terhadapa perkembangan zaman

Trend otomotif berkembang pesat. Jumlah kendaraan semakin bertambah dari waktu ke waktu. Maka kami harus bisa menangkap berbagai peluang yang ada. Misalnya dengan mengamati ukuran ban mobil terbaru. Atau menyediakan spare parts mobil terbaru. Jika belum punya, kami berusaha untuk menyediakannya.

  • Meningkatkan jumlah pasar secara online

Kami juga harus mempunyai visi ke depan. Jika ingin maju dan berkembang, kami harus mengikuti perkembangan pasar yang ada. Salah satunya dengan memasarkan produk secara online.  Ralali.com sebagai B2B marketplace bisa menjadi pilihan yang tepat untuk bekerjasama dalam mengembangkan bisnis yang dijalankan.

  • Memenuhi kebutuhan pasar secara cepat

Idealnya suatu usaha itu memiliki stock barang yang lengkap. Namun, semuanya harus disesuaikan dengan kondisi keuangan dan modal yang ada. Maka kami menyiasati dengan memfilter barang yang cepat laku. Kami tak menutup kemungkinan untuk menerima pesanan barang by order. Maka dibutuhkan partner bisnis yang tepat. Salah satunya dengan menggandeng distributor online yang terpercaya. Di Ralali.com ada banyak produk termasuk otomotif yang dapat dipesan secara grosir. Pemenuhan stok barang otomotif dapat dilakukan secara mudah dan cepat karena sistem online. Nah, semoga saja bisnis kami bisa semakin berkembang setelah bekerjasama dengan B2B marketplace yang tepat dan terpercaya.

Happy business!

Share

Author: Juliastri Sn

Mom of two. Lifestyle Blogger. Entrepeneur.

25 thoughts on “Membangun Bisnis Berawal Dari Mimpi”

  1. Mbak…
    #10yearschallenge mu warbiyasaaah! Apalagi resolusinya. Ada misi sosialnya juga, misal membuka lapangan kerja.
    Aku ikut berdoa semoga semua dimudahkan dan dilancarkan-Nya ya..
    Semangat terus dan makin sukses nantinya!

  2. Selalu aja yah mbak namanya usaha pasti ada ujiannya. Salah satunya ya rasa enggak enak sama tetangga ini. Yang ngutang siapa yanh repot nagih siapa. Hehe kok jadi curcol. Sukses yah mbak untuk usahanya

  3. Alhamdulillah semoga resolusi bisnis bisa terwujud terus ya mba. Ini tak mudah tapi smoga bisa dilalui dengan baik. Salut dengan orang orang yang berjiwa pengusaha πŸ™‚

  4. Perjalanan bisnisnya penuh perjuangan banget ya, Mbak. Semoga selalu dimudahkan dan terus berkembang yaa. Btw aku juga baru daftar nih di Ralali.com, mencoba peruntungan mau jualan bedcover hehe.

  5. Keren banget udah 10 tahun ya mak Juli πŸ˜€
    Enggak banyak lho bisnis bertahan segitu lama, kecuali emang dilakukan dengan serius. Ish itu emang tetangga ngeselin ya ngutang2 hehe. Gpp moga diganti yg lbh baik. SUkses ya lombanya πŸ˜€

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *