Rencana saja tidak cukup, tapi perlu effort untuk mewujudkannya
Resolusi tahun baru. Selalu berulang. Ada yang terlaksana, ada yang setengah terlaksana dan ada juga yang tinggal rencana. Biasa saja. Kadang malu sendiri, sudah membuat resolusi sedemikian rupa tapi pelaksanaannya hanya berapa persen bahkan sering zonk. Oalah..lelakon opo iki.
Tahun lalu saya juga membuat resolusi. Ada bermacam-macam rencana. Bahkan ada achievement tahun sebelumnya juga. Namun ternyata tak sesederhana itu mewujudkannya, Ferguso! Berbagai faktor menjadi penentu ketidakberhasilan ini. Antara lain masalah skala prioritas, kurang disiplin dan menganggap semua itu hanya angin lalu.
Padahal, resolusi yang saya canangkan sudah beragam dan cukup detil sebenarnya. Ada resolusi kesehatan, sampai resolusi untuk konten socmed juga ada. Apakah semua terlaksana dengan baik? Tidak semuanya. Bahkan ada yang sama sekali tidak terjamah. Banyak faktor penyebabnya sih. Tapi tak apa. Resolusi yang belum done toh bisa saya ulang lagi di tahun ini.
Resolusi Kesehatan
Olahraga
Tahun ini saya merencanakan untuk hidup lebih sehat lagi. Melakukan olahraga setidaknya seminggu sekali dengan waktu setengah jam setiap practice. Olahraga ringan saja. Macam yoga untuk mengikis lemak di perut dengan panduan video di Youtube. Yup, saya tidak ikut kelas yoga offline. Secara online saja, mengingat waktu yang begitu sempit untuk ini dan itu.
Selain itu, melakukan yoga di rumah membuat saya merasa lebih tenang dan nyaman. Plus bisa saya sambi dengan rutinitas yang lain alasan utamanya. Yang penting tubuh bisa keluar keringat dan merasa bugar setelahnya. Maklum, faktor usia yang tak lagi muda membutuhkan banyak treatment yang tepat guna.
Entah itu soal menurunkan berat badan. Atau usaha untuk membuat perut lebih ramping. Oh, ya soal lemak yang menggelambir dimana-mana itu juga perlu mendapatkan perhatian khusus. Meskipun umur semakin bertambah, tapi otot yang kencang adalah koentji untuk menunjang penampilan lebih percaya diri dan nyaman untuk dipandang.
Kurangi begadang
Nah, ini! Menjadi catatan merah banget buat saya. Ya, gimana? Banyaknya tugas dan pekerjaan mepet deadline seringkali membuat saya harus begadang. Siapa yang mengharuskan? Nggak ada sih sebenarnya. Ini lebih ke manajemen waktu masalahnya. Seringkali saya kerepotan dalam menggeser-geser daily schedule.
Maka, seringkali pola hidup begadang harus saya jalani demi terselesaikannya tugas yang sudah menanti. Namun, akhir-akhir ini saya mulai membatasi diri. Kalau tubuh ini sudah mengantuk dan capek, saya lebih memilih untuk tidur daripada lanjut sampai larut malam. Tugas yang tidak terlalu urgent bisa saya lanjut keesokan harinya.
Ini penting karena efek dari kebiasaan begadang itu kompleks sekali. Dan saya tak ingin karena hal ini, kesehatan di masa tua saya mulai tergerogoti sejak dini. Saya harus mulai peduli dengan alarm tubuh dan menyayangi organ dalam tubuh saya supaya tetap berfungsi dengan baik di sepanjang sisa hidup saya.
Pola Makan
Rutinitas harian saya sudah jelas di pagi hari sampai siang. Apalagi kalau bukan urusan memasak di dapur. Dari sejak subuh menyiapkan sarapan untuk anak-anak dan suami, termasuk membawakan bekal makanan mereka. Kelar urusan sarapan, lanjut memasak untuk makan siang dan malam hari.
Yes, saya memasak sekali dalam sehari dengan beberapa menu. Kalau untuk sarapan jelas menu makanannya simpel dan nggak pake ribet. Masak nasi goreng atau dadar telur udah beres. Nah, untuk menu makan siangnya yang agak butuh waktu lebih njlimet. Masak sayur, masak lauk secukupnya untuk seluruh anggota keluarga.
Kebetulan, saya dan suami memiliki riwayat turunan tekanan darah tinggi dan kolesterol. Maka menu makanan pun harus mengurangi garam, gorengan dan tepung-tepungan. Sudah sebulan ini saya menyiapkan menu sayuran yang direbus, lauk yang lebih sering saya pepes daripada digoreng. Dan menyiapkan lebih banyak buah-buahan.
Tubuh ini sudah mulai protes dengan banyaknya sinyal tubuh yang membuat nggak enak body. Entah banyak bersendawalah, masuk anginlah, sampai badan, leher pegal dan kepala pun ikut-ikutan pusing. Hm, rasanya jiwa saya yang cenderung seperti anak muda mulai tak sinkron dengan tubuh manula saya.
Resolusi Karier
Merintis bisnis dari rumah masih saya jalani bersama suami. Yang penting lantjar jaya sudah kami syukuri. Paling tidak bisa membayar gaji karyawan tanpa delay bagi kami sudah membuat senang. Apalagi kalau ada surplus yang bisa kami sisihkan untuk dana pendidikan anak di masa depan itu menjadi prioritas kami.
Saya pun bersyukur, job online dari blog dan akun social media saya masih berjalan dengan baik. Ada saja tawaran pekerjaan baik melalui email atau dari informasi di komunitas job online. Berapapun nilai rupiah atau dollar yang saya terima asal saya sanggup mengerjakannya merupakan rejeki yang patut menjadi alasan untuk bersyukur dan bahagia.
Semua pekerjaan ini merupakan impian saya. Siapa yang tak ingin berkarya dari rumah? Sebagai seorang ibu rumah tangga, bisa mendapatkan penghasilan dari rumah merupakan kemewahan bagi saya. Bermodalkan jaringan internet, lalu mempunyai skill menulis atau bakat membuat konten sebagai content creator adalah cita-cita saya.
Waktu yang begitu fleksibel bisa saya sesuaikan dengan jadwal harian saya. Outfit yang saya kenakan pun tidak menjadi patokan. Saya bisa lho mengetik di laptop dengan memakai ootd daster sobek. Toh, secara online tidak ada yang melihat. Yang penting saya merasa nyaman. Lha gimana, selesai memasak di dapur lanjut menulis artikel di blog. Hehe..
Di tahun 2023 ini saya punya target untuk lebih meningkatkan skill saya di bidang tulis menulis dan membuat konten yang lebih berkualitas dan bermanfaat. Personal branding yang saya bangun di dunia online harus memiliki value yang lebih dan memiliki keunikan atau ciri khas yang berbeda dari yang sudah ada.
Saya pun harus lebih disiplin, konsisten, memiliki komitmen yang tinggi dan terpercaya. Dapat dipercaya merupakan koentji dalam dunia bisnis online. Orang akan percaya dengan melihat kinerja dan karya kita yang lebih konkrit. Selain itu, dapat mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang disepakati merupakan nilai plus yang harus saya punya.
Resolusi lain-lain
Sebagai seorang ibu rumah tangga, menjalankan tugas yang multitasking itu sudah sering saya jalani. Bahkan untuk bisa menjalankan semua tugas secara seimbang, saya pun harus mempunyai banyak keahlian atau multitalenta yang saya syukuri sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Banyak peran yang saya lakoni dalam keluarga. Ya sebagai istri, sebagai ibu yang bisa berperan sebagai koki atau chef. Hampir setiap hari saya memasak. Lalu saya pun mempunyai tugas yang bergantian dengan suami sebagai ojek yang mengantar atau menjemput anak saat sekolah. Setiap hari melalui rute jalan yang itu-itu saja.
Lalu saya pun harus menguasai materi parenting yang saya pelajari secara otodidak. Yup, tidak ada sekolah untuk menjadi orangtua kan? Maka proses belajar seringkali saya dapatkan justru dari anak-anak dan melalui proses yang tidak sebentar. Anak belajar menjadi insan yang tumbuh dewasa, orangtua pun belajar menjadi orangtua yang baik dari anak.
Cita-cita terbesar saya dan suami sebagai orangtua adalah berhasil membuat anak-anak kami menjadi generasi yang tangguh yang dapat survive dalam kehidupan ini, dan pastinya mengantarkan mereka dapat meraih segala cita-cita mereka setinggi apapun itu. No matter what. Itu sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kami.
Baiklah, itu tadi beberapa resolusi 2023 saya di tahun ini. Alon-alon waton kelakon. Nggak terlalu muluk-muluk harapan saya. Yang penting hidup ini terus dan akan semakin berwarna saya lalui. Selama raga ini masih kuat, saya akan terus berjuang mempersembahkan karya yang terbaik untuk keluarga dan sesama.
Keep healthy life!
Semoga makin sehat ya Kak. gimana sih cara bener2 gak makan gorengan?
BTW bisnisnya di bidang apa? Semoga rame terus ya.
Saya juga pengen ngurangi begadang Kak, tidur max jam 10. Kalau keseringan emang efeknya jadi gak enak ke tubuh.
Relate sekali dengan resolusinya, mbak. Ingin bisa tetap sehat juga semua kegiatannya lancar.
Semoga sehat selalu buat mbak sekeluarga, sukses blog dan bisnisnya juga.
Semangat! Tahun ini bisa menuntaskan semua resolusinya!
Bener banget Bu. Kadang akhir dari resolusi banyak yang juga akhirnya ‘tinggal rencana’. Pada akhirnya hidup dan keinginan kita bermuara di badan sehat, keluarga sehat, rezeki lancar, dan bisa berkarya dengan penuh tanggungjawab. Ah, itu impian semua orang. Hehe.
Semoga resolusi yg diinginkan tercapai ya mbak.
Aku jg lagi mau banget ini ngurangi tepung2. Suka ngaruh bgt sama keputihan soalnya. Tapi berat bgt. Huhu
Bener emang jd orgtua mh belajar mulu ya. Anak makin gede tantangannya jg makin makin dah, apalagi di zaman sekarang ini. Kita ga boleh kalah sama mereka
Setiap tahun memang kita butuh resolusi ya mbak
Agar makin semangat menjalani hidup
Alon alon asal kelakon, yang penting sudah dijalankan sesuai target yang dibuat ya
yang begadang ini agak susah saya hindari, Mba. kadang udah tidur cepat tapi anakku bangun tengah malam, mau gak mau saya harus bangun juga, atau kadang si anak belum mau tidur walau malam udah larut banget
Membaca resolusi ini, aku jadi teringat resolusiku sendiri tahun ini. Dari tiga resolusi yang aku targetkan, cuma satu yang belum aku jalani sama sekali.
Tapi memang,
Ada catatan resolusi ini, bikin kita minimal ada arah menjadi lebih baik
Alu tu yg belum bisa konsisten rajin olga mbak. Padahal tahun lalu sempet rutin dan semangat banget eh trs entah knp turun lagi moodnya dan sampe akr mage. Hiks
Keren kak..
Paling enggak, kalau ada resolusi tuh ada kemajuan dan keinginan untuk lebih baik dari hari ke hari sesuai dengan goals yang diinginkan.
Kaya kesehatan, hehhe.. akutu pingin lingkar pinggangku turun berapa cm, biar ibuku gak shock lagi tau anaknya perutnya melal. Huhuhuu..
Jadi kudu sungguh-sungguh makan makanan sehat dan olahraga.