Saat paling bahagia dalam hidup saya adalah ketika saya punya banyak waktu bersama sang buah hati. Saya serasa disegarkan kembali dengan keceriaannya, ikut larut dalam dunia kanak-kanaknya yang penuh dengan canda tawa. Walaupun kadang harus ikut pontang-panting mengejarnya, melarangnya untuk mengambil benda-benda yang berbahaya, berteriak-teriak saat dia susah diatur..tapi sungguh, semua ini menjadi obat stress yang mujarab.
Kadang, secara tidak langsung si kecil mengajari saya tentang banyak hal. Tentang apa itu ketulusan, kepolosan, kegembiraan, kesedihan, cita-cita, kemauan keras, spontanitas, tanggung jawab, bahkan kedewasaan.
Ya..lewat si kecil saya belajar akan apa arti kedewasaan sekaligus bagaimana memikul suatu tanggung jawab. Saya tak bisa lagi egois seperti saat saya masih gadis dulu. Ada tanggung jawab moril yang harus saya pikul dalam membesarkan, mendidik, mendukung cita-cita dan mewujudkan mimpi-mimpinya.
Dalam diri si kecil, saya belajar bagaimana menjadi orang tua yang bukan hanya sebagai seseorang yang telah melahirkannya dan selalu ingin dihormati, tapi lebih kepada sisi humanis saya sebagai manusia. Saya punya perasaan yang tidak jauh beda dengannya. Saya ingin dicintai, maka saya pun mencintainya dengan segenap hati. Saya ingin diperhatikan, maka saya pun memperhatikannya. Saya berusaha menempatkan diri bukan hanya sebagai orang yang lebih dulu lahir, tapi sebisa mungkin juga berperan sebagai sahabat.
Saya tidak ingin menjadi sosok yang ditakuti oleh anak saya. Saya ingin menjadi orang tua yang hangat, yang mau mengakui kesalahannya, yang bisa bilang terima kasih, yang bisa menjadi teman berbagi suka dan duka. Saya ingin mengenal anak saya seutuhnya. Saya tidak ingin si kecil lebih akrab dengan pengasuhnya dibandingkan dengan saya, ibunya. Saya ingin dia bisa bahagia dan bisa menunjukkan kepada orang lain bahwa dia tidak malu mengakui saya sebagai ibunya di depan teman-temannya kelak.
Mungkin saat ini, saya cukup berbahagia bisa menjalankan ritual bersama anak saya yang berusia 2 tahun lebih 9 bulan itu. Ritual apa saja, baiklah akan saya uraikan satu persatu..
Memandikan si Kecil
Saya menyempatkan diri memandikannya di pagi hari sebelum saya beraktivitas. Biasanya si kecil minta sendiri mau dimandikan sama Papa, atau sama Mama. Jika dia memilih saya, maka dengan senang hati saya melakukannya
Menyuapi si kecil
Setelah mandi, sebelum pengasuhnya datang, saya sudah menyuapinya terlebih dahulu. Saya jadi tahu porsi makanannya dan tahu masakan apa yang dia suka atau yang tidak disuka. Bahkan saya tahu cara membujuknya untuk makan sayur dengan memberinya tepuk tangan atau kata-kata hebat saat si kecil berhasil memakannya tanpa sisa. Dan dia menyukainya.
Berjemur di bawah sinar matahari pagi
Ritual ini selalu kami lakukan bersama dari sejak lahir hingga usianya kini. Sinar matahari pagi penting bagi pertumbuhan tulang si kecil dan penting pula bagi tulang saya yang mulai menua. Ada simbiosis mutualisme segitiga antara sinar matahari pagi, saya dan si kecil. Paling tidak, matahari merasa senang dianggap berjasa hehe..
Memijat si kecil
Tidak dipungkiri, si kecil juga bisa pegal-pegal setelah seharian bermain atau berlarian. Berdasar referensi dari CD tentang pijat bayi, maka dari si kecil umur sebulan sampai sekarang, saya terbiasa memijatnya setiap seminggu sekali. Pijat ringan aja sih, pakai baby oil sebelum mandi, yang penting ada sentuhan kasih sayang ibunya dan terbukti si kecil cukup menikmatinya bahkan seringkali berinisiatif sendiri minta dipijat. Wah..jadi ketagihan ya, nak..
Keliling desa naik motor sama si kecil
Si kecil lagi senang-senangnya dibonceng di depan naik motor. Setiap kali saya pulang saat jam istirahat untuk menengoknya, saya tinggal pipis sebentar, tahu-tahu si kecil sudah nangkring di jok motor yang lagi parkir di depan rumah. Aduh..kalau disuruh turun malah teriak-teriak. Jadilah saya mengajaknya berkeliling lewat jalan setapak yang masih rindang dengan pepohonan yang biasa disebut si kecil dengan ‘hutan’, terus lewat ke lapangan sepak bola di ujung desa. Setelah puas berkeliling biasanya si kecil mau turun dan langsung duduk di lantai teras sambil dadah-dadah saat saya tinggal ke toko.
Mendongeng sebelum tidur
Biasanya saya bercerita tentang dongeng yang sudah familiar turun temurun seperti Si kancil mencuri timun, Cinderela, Pangeran Kodok, cerita Fabel atau kadang saya ngarang-ngarang cerita kalau sudah tidak ada bacaan lagi. Biasanya saya cerita tentang masa kecil saya, pengalaman neneknya, hewan peliharaan saya, apa saja yang cukup menarik minat si kecil. Biasanya dia akan serius menyimak dan menanggapi sampai akhirnya sukses tertidur. Uf..leganya..
Mengajari menyanyi
Terus terang, suara saya nggak jelek-jelek amat dan saya hobby nyanyi, jadi tanpa kenal lelah hampir semua lagu anak saya ajarkan ke si kecil..dan bersyukur, hingga saat ini lebih dari 25 lagu anak-anak berhasil dinyanyikan si kecil dengan sukses..pernah saya mengetesnya dengan mengajaknya bernyanyi dengan menyebut judulnya saja, si kecil langsung menyanyi sampai selesai, disambung dengan lagu lain begitu seterusnya sampai 20 lagu tanpa henti..luar biasa medley acapela jadinya..( istilah apa sih.. ), sampai saya kelelahan sendiri. Udah gitu si kecil masih teriak-teriak pengin nambah lagi..alamak..nanti deh kapan-kapan mama bikinin konser mini di teras rumah manggil tetangga se-RT ya nak..
Mengajar Menggambar dan Mewarnai
Walau nilai gambar saya saat SD sering dapat nilai 6, tapi sudah kewajiban saya untuk mengajarinya menggambar. Meskipun nggak bisa bagus, paling nggak ada bentuknya lah..seperti nggambar pohon, binatang, pemandangan tapi kalau sudah rumit-rumit seperti kendaraan, waktu sepenuhnya saya serahkan kepada bapaknya saja..hehe..kalau ngajari mewarnai kan gampang..
Mengantar ke PAUD
Kebetulan, dibalai dusun tak jauh dari rumah ada kegiatan PAUD dua kali dalam seminggu yaitu semacam pendidikan non formal untuk anak-anak usia dini. Karena si kecil belum masuk playgroup, maka sementara saya mengikut sertakannya di PAUD ini. Yang mengajar juga guru TK, ada permainan edukatif, menyanyi, menggambar, pokoknya sudah persis seperti play group. O,ya di tempat saya tinggal sekolah Play group baru ada di kota sekitar 7 km dari rumah. Daripada kecapekan di jalan, sementara masuk PAUD dulu sampai nunggu umur 3 tahun..murah meriah kok..
Melihat Sapi dan Kambing
Tetangga ada yang punya kandang sapi dan kambing. Si kecil senang sekali melihatnya. Kambingnya diberi makan dedaunan, sapinya dielus-elus. Wah..saya ikut senang melihat ekspresi cerianya…
Melihat kendaraan yang lewat
Sesekali si kecil saya ajak ke toko yang dekat dengan jalan raya. Dari tempat duduk, si kecil melihat kendaraan yang lewat,”Itu truk..itu mobil pick up..itu motor..itu sedan..itu kijang..itu jeep..”. Atau saat berada di rumah eyangnya di Yogya, saya ajak si kecil melihat kereta api yang lewat tak jauh dari rumah dan pesawat terbang yang melintas di atas udara. Wah..betapa bahagia dan bangganya saya….
Hm..ritual apa lagi ya..mungkin teman-teman bisa saling melengkapi ? Berbagi yuk..
2 thoughts on “Ritual Bersama si Kecil”