Awalnya hubungan ini terasa begitu membuai, namun lama-lama kok..
Terjebak dalam hubungan toxic? Leave it or not. Hal ini berlaku untuk semua hubungan ya. Pasangan suami istri, pertemanan, persaudaraan, hubungan menantu dan mertua, dan relationship lainnya. Intinya adalah hubungan antara 2 individu yang sering berinterksi secara langsung. Toxic relationship adalah racun yang membunuh secara cepat atau lambat.
Apakah ada yang merasa pasangan kurang mendukung dalam pencapaian sesuatu dan komunikasi kurang sehat? Atau ada yang merasa punya teman cenderung manipulatif, intimidatif, maunya menang sendiri? Ibu mertua cenderung mengontrol terlalu jauh hingga tidak ada rasa percaya namun curiga yang berlebihan?
Entah ya, kenapa manusia toxic selalu ada. Sepertinya definisi “kebahagiaan adalah pilihan” tidak bisa semua orang melakukannya. Orang toxic akan merasa puas dan bahagia jika ia telah menyakiti hati orang lain. Bisa jadi karena ada dendam pribadi atau sebenarnya mental health dirinya yang terganggu.
Kenali Ciri-Ciri Orang Toxic
Pernah bertemu dengan orang yang suka mengeluh, suka mengkritik namun tidak suka jika dikritik balik? Bisa jadi itu adalah salah satu ciri dari toxic people. Biasanya orang seperti ini tidak bahagia, maka ia mudah iri hati melihat kebahagiaan orang lain. Ia pun sering terobsesi dengan diri sendiri, merasa diri yang paling benar, dan ingin terlihat segalanya sempurna.
Orang toxic suka sekali memanipulasi dan mengintimidasi orang lain agar menuruti keinginannya. Ia pun sangat posesif sekali, mudah tersulut emosinya dan pendendam. Siapapun orang yang tak sependapat dengannya secara otomatis menjadi “korbannya”. Orang beracun seperti ini tak akan mau meminta maaf meskipun jelas dia yang bersalah.
Pokoknya, sebisa mungkin hindari orang toxic seperti ini jika tak ingin terjebak dalam masalah. Masalah kecil yang seharusnya menjadi tidak ada, akan menjadi masalah yang besar dengan segala upaya manusia beracun ini. Pada dasarnya ia adalah orang yang belum selesai dengan dirinya sendiri.
Jika Sudah Terlanjur Terjebak Dalam Hubungan Toxic, Harus Bagaimana?
Orang toxic ini biasanya orang cerdas yang salah arah. Menyakiti hati orang lain menjadi salah satu cara yang seru untuk membuat dirinya bahagia. Ya, ia akan senang menyakiti hati orang lain karena inner child-nya penuh dengan luka batin yang terbawa hingga saat ini. Bisa jadi ia berasal dari broken home sehingga kurang perhatian dan kasih sayang.
Atau bisa juga dari latar belakang keluarga yang utuh namun pola asuh orangtua yang terlalu diktator atau otoriter. Di masa lalunya ia pernah tak berdaya karena bullying. Atau karena banyak tekanan yang meremehkan kemampuannya. Maka ketika dewasa ia akan melakukan hal yang sama kepada orang lain agar merasakan apa yang pernah ia rasakan dulu.
Bersikap Tegas dan Batasi Diri Dengan Orang Toxic
Lalu, ketika kita sudah terlanjur terjebak dalam toxic relationship yang sama sekali tidak sehat ini, what we can do? Yang pertama adalah kita harus bisa bersikap tegas. Katakan ya jika harus ya, atau tidak jika memang harus tidak. Sikapnya yang keras bisa kita lawan namun harus ada triknya. Jangan abaikan egonya karena itu kuncinya.
Ketika egonya kesenggol, ia akan naik pitam dan dapat berlaku lebih kejam. Maka, sebelum benar-benar meninggalkannya berikan sedikit pelajaran agar ia merasa bahwa kelakuannya selama ini membuat banyak hati yang kecewa dan terluka. Saya pernah beberapa kali bertemu dengan jenis toxic people. Biasanya saya hanya bicara seperlunya saja kepadanya.
Terus terang saya tidak mau terlibat jauh dengan orang toxic seperti ini. Capek fisik dan hati. Diladenin kok unfaedah, tapi kalo tidak dikasih pelajaran kok semakin menjadi-jadi. Saya hanya akan berkomunikasi dengan orang seperti ini jika memang ada suatu urusan terkait dengan pekerjaan atau hal yang memang harus menemui orang itu.
Selain karena ada urusan, saya tidak akan berkomunikasi dengannya. Lebih baik menghindar supaya aman. Karena sekali berkomunikasi kadang kita seperti terhipnotis dengan bujuk rayu manisnya yang berbisa. Yup, orang toxic ini licik sekali. Kadang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Ia akan keukeuh sekali sampai berhasil.
Maka kita harus bisa menjaga sikap. Jika kita tampak lemah, ia akan mudah mengintimidasi dan memanfaatkan. Ia akan tampak baik sekali di depan kita, tapi menjelek-jelekkan saat di belakang. Sifat aslinya akan terlihat saat tujuannya tidak tercapai. Sungguh complicated menghadapi orang beracun seperti ini.
Terjebak Dalam Hubungan Toxic, Katakan Terus Terang
Orang toxic biasanya pandai memutar balikkan fakta. Ia tak mau ada orang mengkritiknya. Selain itu sombongnya selangit, tak mau minta maaf meskipun ia bersalah. Ia juga mudah iri hati, menganggap orang lain saingan, merendahkan orang lain dan mudah menghakimi. Pokoknya menghadapi orang seperti ini harus sabar.
Namun seringkali ada juga orang yang tak menyadari bahwa kelakuannya adalah toxic. Ia melakukan banyak hal menyakitkan untuk mencari perhatian yang selama ini tak ia dapatkan dari keluarganya. Kadang ia tak menyadari jika hal itu menyakiti hati orang lain. Tentu karena kebiasaan yang telah biasa ia lakukan dan tak ada yang berani menegur sikapnya.
Maka, sesekali bolehlah berkata terus terang tentang kelakuannya yang sudah meresahkan itu. Bahwa sikapnya selama ini telah membuat suasana tidak nyaman dan merugikan banyak pihak. Mungkin tak bisa langsung ia terima. Bisa jadi ia akan bereaksi spontan : marah-marah tidak terima. Tak apa. Yang penting kita sudah menyampaikan isi hati.
Jika kemudian ia bereaksi negatif, langkah terakhir yang bisa kita ambil adalah tinggalkan. Jangan merasa bersalah melakukan itu karena kasihan dan lain sebagainya. Ini semua demi kebaikan bersama. Terutama mental health kita sendiri. Jangan sampai ikut-ikutan rusak dan kenyamanan hidup kita juga terganggu.
Cari teman lain yang sefrekuensi, yang selalu support bukan sebaliknya. Percayalah, masih banyak orang baik di dunia ini. Saya percaya, pergaulan itu menentukan masa depan kita. Jika kita terbiasa bergaul dengan orang yang positif, kita akan ketularan positif. Namun sekali kita terjerumus dalam pergaulan negatif, kita pun bisa terpengaruh menjadi negatif.
Maka, kita harus mengambil sikap. Nggak rugi kok meninggalkan orang toxic. Namanya karakter sulit untuk bisa berubah meskipun kita sudah berusaha keras untuk itu kalau orangnya benar-benar tidak mau mengubah sikap dirinya. Jadi, lebih baik sayangi diri sendiri dengan menjauhi orang-orang yang beracun. Tetap buat hidup terus berwarna.
Salam mental health! 🙂
3 thoughts on “Terjebak Dalam Hubungan Toxic? Leave It Or Not?”