Hubungan Antara Zat Besi, Vitamin C, dan Risiko Anak yang Alergi Susu Sapi

alergi susu sapi

Tak dapat dipungkiri, anak yang mengalami alergi terhadap susu sapi, mempunyai potensi risiko defisiensi zat besi yang lebih tinggi

Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr. Sp.A(K) M. Kes

Sebenarnya apa sih hubungan antara zat besi, vitamin C dan risiko anak yang alergi susu sapi? Ternyata ada korelasi yang saling berkaitan diantara ketiga hal tersebut. Lalu jika ada yang bertanya, lebih baik mana antara susu ibu, susu sapi dan susu soya? Semua ibu di dunia pasti menginginkan yang terbaik untuk buah hatinya dengan memberikan Air Susu Ibu (ASI).

Namun, karena keadaan tertentu misalnya karena alasan medis, seorang ibu tidak dapat memberikan ASI untuk anaknya. Maka harus mencari alternatif lain demi memenuhi kebutuhan nutrisi kepada yang tercinta. Susu formula menjadi pilihan. Namun, apa jadinya jika kenyataan berkata lain? Sang putra tercinta ternyata tidak dapat mengkonsumsi susu sapi.

Tentu seorang ibu akan mengupayakan yang terbaik untuk sang buah hati. Ia akan mengumpulkan beragam informasi, lalu berbagi cerita dengan orang lain menjadi salah satu cara yang mungkin untuk saat itu. Beruntung, sekarang adalah era digital, siapapun dapat mengakses berbagai informasi secara cepat, tepat dan akurat.

Saya termasuk salah satu bunda yang beruntung itu. Pada tanggal 31 Maret 2021 yang lalu, saya mendapat undangan dari PT. Sari Husada, Tbk untuk mengikuti webinar tentang Pentingnya Kombinasi Unik Zat Besi dan Vitamin C untuk Dukung si kecil yang Tidak Cocok Susu Sapi Tumbuh Maksimal. Acara ini menghadirkan pakar nutrisi dan alergi yang berkompeten di bidangnya.

Webinar ini berlangsung seru dan memberikan banyak insight yang sangat bermanfaat dan penting bagi orangtua yang mungkin mengalami masalah yang sama. Acara online yang menghadirkan moderator yang sudah tidak asing di layar kaca ini juga mengajak teman-temannya Bunda selebriti yang mau sharing tentang pengalamannya memiliki anak yang pernah alergi susu sapi.

Webinar Festival Soya Generasi Maju

Zat Besi

Narasumber pertama yang mengisi webinar ini adalah Prof. Dr.dr. Saptawati Bardosono, Msc. Beliau adalah seorang ahli gizi yang sudah mempunyai banyak ilmu dan pengalaman tentang nutrisi. Salah satu nutrisi penting yang berperan untuk tumbuh kembang anak secara optimal adalah tersedianya kandungan zat besi yang cukup pada tubuh.

Satu dari tiga anak Indonesia berusia dibawah 5 tahun mengalami anemia.

RiskesDas 2007, 2013 dan 2018

Lalu berdasarkan penelitian di tahun 2018, ada 40% balita yang mengalami defisiensi zat besi karena tidak mengkonsumsi susu sapi. Kasus ini meningkat di masa pandemi covid19 karena banyak orangtua yang mengalami penurunan pendapatan. Data lain menunjukkan bahwa 80% orangtua di DKI Jakarta memiliki pendapatan dibawah UMK.

peran zat besi

Peran Zat Besi

Sebenarnya apa peran penting zat besi untuk tubuh? Zat besi berperan untuk perkembangan otak serta pertumbuhan fisik dan energi. Proses pembentukan selaput saraf atau mielinisasi membutuhkan nutrisi penting ini. Sehingga penerimaan informasi pada otak dapat terjadi lebih cepat dan dapat meningkatkan proses belajar.

Zat besi merupakan salah satu nutrisi yang penting dalam pembentukan hemoglobin. Perannya yang utama adalah mengangkut oksigen ke sel-sel tubuh agar dapat berfungsi optimal. Sehingga, anak dapat aktif bereksplorasi dan siap untuk bergerak. Kegiatan ini dapat mendukung pertumbuhan fisiknya dan untuk mendapatkan energi.

Gejala Kekurangan Zat Besi

Ada dua macam gejala yang terjadi pada tubuh, yaitu gejala yang ringan atau sedang dan gejala yang berat dan fatal. Gejala yang ringan dan sedang adalah mudah lelah yang dapat menyebabkan anak tulalit, terjadi gangguan kognitif dan anak seperti tidak bertenaga. Sehingga pembawaannya lemas, tidak ceria dan dapat menghambat kegiatannya sehari-hari.

Sedangkan gejala yang berat dan fatal adalah anak tidak nafsu makan. Lalu mengalami PICA yaitu suatu kegiatan mengunyah sesuatu yang bukan makanan seperti mengunyah es batu. Kebiasaan ini bernama phagophagia. Jika tanpa penanganan yang tepat, anak dapat mengalami anemia karena defisiensi zat besi.

Defisiensi Zat Besi

Banyak hal yang dapat terjadi jika tubuh kekurangan zat besi. Diantaranya adalah prestasi akademik rendah. Hal ini terjadi karena anak akan kesulitan dalam berkonsentrasi. Otak akan kekurangan oksigen karena zat besi yang berperan untuk pembentuka hemoglobin yang membawa oksigen ke seluruh tubuh kapasitasnya kurang.

Menurut data RiskesDas 2007,2013,2018 50-60% kasus anemia terjadi karena defisiensi zat besi. Anemia adalah kondisi tubuh yang kekurangan sel darah merah yang sehat atau karena sel darah merah mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Sehingga penderita anemia terlihat pucat dan mudah lelah karena organ tubuh kurang pasokan oksigen.

Pengaruh lainnya jika terjadi defisiensi zat besi adalah tubuh mudah terserang penyakit. Sistem imunitas atau daya tahan tubuh dapat menurun. Lalu pertumbuhan fisik dapat terhambat. Lambat laun dapat terjadi gangguan permanen pada sistem motorik dan sensorik. Jika hal ini terjadi, maka tumbuh kembang dan potensi prestasinya dapat terganggu.

Bahan Makanan yang Mengandung Zat Besi

Sebenarnya, berapa sih kebutuhan tubuh anak akan zat besi? Ternyata kebutuhannya berbeda berdasarkan usianya. Untuk anak usia 1-3 tahun (Batita) membutuhkan 7 mg/hari. Sedangkan untuk anak usia 3-5 tahun (Balita) membutuhkan 10 mg/hari. Cara memenuhi kebutuhan akan zat besi ini berasal dari makanan sumber hewani dan nabati.

Nutrisi yang berasal dari sumber hewani disebut heme. Heme sifatnya lebih mudah diserap oleh tubuh. Makanan yang kaya akan zat besi ini antara lain adalah hati, daging merah tanpa lemak, ikan (tuna, salmon, sarden, kembung, ikan air tawar) dan makanan dari laut (seafood) seperti tiram, kerang, dan lain-lain.

Selain heme, ada makanan sumber zat besi yaitu non heme. Non heme berasal dari sumber nabati. Sifatnya kurang mudah diserap oleh tubuh. Yang termasuk dalam kategori makanan ini adalah sayuran hijau lalu tomat, kentang, buah dan kacang-kacangan. Susu kedelai juga termasuk dalam kategori makanan defortifikasi zat besi.

makanan mengandung zat besi
Makanan mengandung zat besi (Sumber foto : Pixabay)

Makanan yang Meningkatkan Absorpsi Zat Besi

Ada banyak sekali jenis makanan yang kita konsumsi. Jika kita tidak jeli, siapapun akan tersesat dalam mengkonsumsi makanan. Saya pun demikian. Seringkali tidak menyadari kalau kandungan zat besi dalam makanan yang saya makan, tidak dapat diserap oleh tubuh secara maksimal, hanya karena saya memakan dua jenis makanan dan minuman yang kontradiktif.

Oleh karena itu, saya harus mengetahui jenis makanan apa saja yang dapat meningkatkan absorpsi zat besi dan makanan apa saja yang dapat menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh. Nah, mari kita membahasnya satu persatu. Kan sayang sekali saya sudah makan makanan yang kaya akan zat besi, tapi penyerapannya tidak optimal hanya karena saya minum teh setelah makan.

Baiklah, makanan yang dapat meningkatkan absorpsi zat besi adalah sayuran hijau, kentang, makanan fermentasi, vitamin A, vitamin C, daging, ikan dan lain sebagainya. Oleh karena itu sedapat mungkin makanan yang kita konsumsi adalah jenis makanan seperti ini yang sangat besar manfaatnya untuk kesehatan tubuh.

Makanan yang Menghambat Absorpsi Zat Besi

Setelah ada kategori makanan yang meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh, maka penting untuk mengetahui jenis makanan apa saja yang dapat menghambat absorpsi zat besi. Dengan mengetahui hal ini, maka kejadian sia-sia setelah makan tidak akan terulang lagi. Paling tidak, harus ada jeda untuk konsumsi makanan yang saling bertolak belakang.

Makanan yang dapat menghambat absorpsi zat besi adalah termasuk didalamnya minuman juga, yaitu teh, kopi, coklat minuman dengan makanan, antasid, bumbu oregano, kalsium dari susu dan produk susu, makanan yang mengandung sereal atau gandum, dan lain sebagainya yang sering lupa dimakan dan diminum secara bersamaan tanpa jeda.

Setelah mengetahui hal ini, maka sebagai orangtua kita harus punya target kepada buah hati tercinta supaya tidak minum teh, kopi, coklat, atau susu bersamaan saat makan atau setelah makan tanpa jeda. Ini harus menjadi catatan yang penting karena siapapun pasti tak menginginkan sesuatu yang sia-sia karena ketidaktahuan atau karena lupa.

Vitamin C

Asam askorbat adalah nama lain dari vitamin C. Vitamin ini merupakan antioksidan terbaik yang berperan untuk menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh. Sifatnya larut dalam air dan biasanya terkandung dalam sayuran dan buah-buahan, contohnya adalah jeruk, lemon, paprika, jambu biji, buah naga, daun Kelor, paprika, tomat, brokoli dan lain sebagainya.

Selain untuk meningkatkan imunitas, vitamin C juga berperan penting dalam pembentukan rambut dan kulit, melindungi tubuh dari radikal bebas, mengobati flu, menurunkan risiko berbagai penyakit dan yang tak kalah penting adalah dapat menurunkan risiko dari penyakit anemia yang biasanya disebabkan karena tubuh mengalami defisiensi zat besi.

Bagaimana cara kerja vitamin C sehingga dapat menurunkan risiko dari penyakit anemia? Yup, kita akan membahas poin penting ini. Bahwa sesungguhnya, vitamin ini dapat berperan untuk meningkatkan absorpsi zat besi non heme dalam tubuh. Hm, itu berarti untuk dapat menyerap zat besi secara maksimal, tubuh membutuhkan bantuan perantara vitamin C ini.

Zat besi bentuk senyawa kimianya adalah Fe3+ atau disebut ion ferri. Tubuh kita, terutama organ usus hanya dapat menyerap zat besi dalam bentuk ion ferro atau bentuk senyawa kimianya adalah Fe2+ . Maka, tubuh memerlukan vitamin C untuk mereduksi ion ferri tersebut menjadi ion ferro. Itulah mengapa vitamin C dapat mengurangi resiko anemia karena dapat menyerap zat besi.

Namun untuk dapat menyerap zat besi dalam tubuh dengan baik, harus ada aturan mainnya. Aturan itu disebut dengan rasio molar antara zat besi dan vitamin C yang harus seimbang. Perbandingan molar yang disarankan adalah vitamin C : zat besi = 2:1. Ini artinya untuk meningkatkan ketersediaan zat besi dalam tubuh dengan rasio molar sebanyak 2x.

Rasio molar 2:1 ini artinya berbeda dengan rasio yang selama ini kita kenal. Artinya jika vitamin C nya 2 mg makan zat besinya 1 mg. Tidak. Rasio molar untuk 20 mg vitamin C, maka zat besinya adalah 3 mg

Makanan mengandung vitamin C (Sumber foto : Pixabay)

Alergi

Saat saya menyimak materi dari narasumber webinar Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr.,Sp.A(K),M.Kes yang berprofesi sebagai seorang dokter anak dan Konsultan Alergi Imunologi, ada fakta yang mengungkapkan bahwa anak yang mengalami alergi susu sapi akan mempunyai potensi risiko defisiensi zat besi lebih tinggi bila dibandingkan dengan anak yang tidak alergi susu sapi.

Berdasarkan data dari World Allergy Organization (WAO) mengatakan bahwa 30-40% penduduk di dunia mengalami alergi. Sebanyak 550 juta orang di dunia menderita alergi makanan. data berikutnya mengatakan bahwa sebanyak 1.9-4.9% anak di dunia mengalami alergi susu sapi. Hal ini menunjukkan bahwa alergi tidak memandang usia.

Sedangkan di Indonesia, data menunjukkan bahwa 0.5-7.5% atau 350.000 anak mengalami alergi susu sapi. Perlu mengetahui bahwa protein susu sapi merupakan penyebab alergi kedua setelah telur. Lalu berdasarkan penelitian di RS Cipto Mangunkusumo tahun 2012 menunjukkan bahwa 31% pasien anak alergi terhadap putih telur dan 23.8% anak mengalami alergi susu sapi.

Alergi adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap suatu benda atau zat tertentu dalam tubuh yang sebenarnya zat itu tidak menimbulkan reaksi apa-apa di tubuh orang lain. Perlu untuk mengenali dan tangani sedini mungkin jenisnya antara lain : food allergy atau tidak cocok pada makanan tertentu, eczema, asthma atau asma, dan allergic rhinitis pada hidung.

gejala alergi  susu sapi

Alergi Susu Sapi

Yang dimaksud dengan alergi susu sapi adalah reaksi atau respon sistem imun yang tidak normal, hipersensitivitas atau berlebihan terhadap protein susu sapi yang sebenarnya tidak berbahaya. Alergi dapat menurun dari satu atau kedua orangtua kepada anak yang mempunyai bakat alergi, disebut atopi.

Dampak pada anak yang mengalami alergi susu sapi dapat berpengaruh pada beberapa aspek jangka panjang di masa depannya antara lain :

  • Kesehatan yang bersifat degeneratif yaitu obesitas, hipertensi, sakit jantung
  • Ekonomi yang terbentur pada biaya pengobatan, tingkat kehadiran atau absen kerja yang tidak teratur yang dapat berujung dengan PHK
  • Psikologi yang mengakibatkan stress pada anak dan orangtua sehingga kulitas hidup mengalami penurunan
  • Gangguan tumbuh kembang anakyang berkaitan dengan keterlambatan perkembangan, jenis dan durasi pantang makanan

Anak yang mengalami alergi susu sapi akan mengalami risiko nutrisi yaitu diet eliminasi atau membatasi asupan makanan penyebab alergi, suplementasi tidak adekuat, nutrisi pengganti yang buruk, diet restriksi yang beragam, mengalami kesulitan untuk makan, dan kebutuhan diet yang semakin meningkat yang pada akhirnya dapat malnutrisi dan pertumbuhan terhambat.

Sehingga, kesimpulan dari dampak tidak cocok susu sapi pada anak adalah dapat meningkatkan risiko gejala yang berkelanjutan. Ini artinya, gejala awal yang tadinya ringan, jika didiamkan bisa menyebabkan gejala yang lainnya. Selain itu, dapat pula meningkatkan risiko penyakit kronis lainnya yang bisa saja membahayakan kesehatannya.

Gejala Alergi Susu Sapi

Ada dua macam kategori alergi susu yaitu alergi susu ringan sedang dan berat. Yang termasuk gejala ringan sedang antara lain muntah, diare, konstipasi dengan atau tanpa ruam pada perianal, dengan atau tanpa darah pada tinja. Lalu dapat pula mengalami pilek, batuk, asma 3 jam/hari atau minggu hingga lebih dari 3 minggu.

Sedangkan yang termasuk alergi susu sapi dengan gejala yang berat yaitu sulit bernafas (asma), dermatitis akut atopik atau berat, anak dapat mengalami gagal tumbuh, anemia karena defisiensi zat besi,enteropati karena kehilangan protein, hingga anak dapat mengalami syok yang jika tidak ditangani segera dapat membahayakan perkembangan jiwanya.

Kita perlu mengenali gejala alergi antara lain yang terjadi pada kulit, saluran pencernaan dan saluran pernafasan. Pada kulit ditandai dengan ruam merah, bengkak. Pada saluran pencernaan menyebabkan sakit perut atau diare, dan muntah. Ketika terjadi pada saluran pernafasan menyebabkan pilek, bersin batuk, mata berair

Risiko dan Tantangan Anak Alergi Susu Sapi

Anak yang mengalami alergi susu sapi dapat sembuh jika orangtua sudah dapat mengenali dari awal segala gejala yang menyertai sebelum terlambat. Namun, jika tidak ada penanganan yang tepat, anak dapat mengalami risiko asupan tidak adekuat yaitu kekurangan zat gizi tertentu yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembangnya dan masa depannya.

Risiko dan tantangan selanjutnya adalah adanya inflamasi atau peradangan akibat gejala alergi pada saluran pencernaan. Hal ini biasanya ditandai dengan diare dan tinja berdarah. Dapat pula menyebabkan terjadinya pendarahan sehingga dapat terjadi defisiensi zat besi yang mempengaruhi penyerapan zat gizi.

Tidak semua anak beruntung dapat merasakan air susu ibunya. Namun, jangan khawatir karena anak yang tidak mendapatkan ASI dapat menjalankan beberapa alternatif yaitu untuk alergi berat dengan konsumsi susu asam amino atau protein terhidrolisis. Lalu untuk alergi sedang bisa dengan protein terhidrolisa eksternal.

Mitos Tentang Isolat Protein Soya

Untuk anak yang mengalami alergi ringan susu sapi dapat mengkonsumsi formula isolat protein soya. Berkaitan dengan protein dari kedelai ini, pernah beredar mitos bahwa anak laki-laki yang minum susu soya dapat bersifat feminin seperti anak perempuan. Hal ini tidak benar karena sudah ada penelitian yang membuktikan berita hoaks itu.

Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa tidak ada efek negatif pada sistem reproduksi dan endokrin serta pada imun dan kognitif (Kneepkens F, 2010)

Yang kedua adalah tidak ada perbedaan aspek kognitif dan bahasa pada anak yang minum susu soya dan anak yang minum susu sapi pada anak usia 3 dan 5 tahun (Bellando J, et al, 2020).

Lalu yang ketiga penelitian (pylot study) Januari 2018-September 2019 di Bandung, Yogya , Jakarta dan Surabaya pada 39 anak alergi susu sapi menunjukkan pemberian isolat protein soya mendukung pertumbuhan WHO serta aman dan mendapat toleransi dengan baik. Namun tetap membutuhkan penelitian lebih lanjut (Budi et al,2020)

Alergi Susu Sapi Dapatkah Sembuh?

Mungkin banyak orang bertanya-tanya, apakah anak yang mengalami alergi susu sapi dapat mengalami kesembuhan? Jawabannya adalah ya, bisa! Berdasarkan penelitian, ada angka remisi di tahun pertama 45-55%, tahun kedua meningkat 60-75% dan di tahun ketiga angka remisi menunjukkan kenaikan hingga menjadi 90%.

Hal ini menunjukkan bahwa anak yang mengalami alergi susu sapi dapat sembuh hampir sama dengan anak yang tidak mengalami alergi. Tentu dengan catatan jika melaksanakan tata laksana alergi susu sapi. Yaitu dengan menghindari protein susu sapi dan produknya, jika ada ASI ibu harus pantang susu sapi dan produknya.

Jika menggunakan susu formula, pilihannya adalah formula terhidrolisis ekstensi, formula asam amino, formula kedelai yang terpilih berdasarkan gejala ringan, sedang atau beratnya alergi susu sapi. Lalu ada tambahan obat-obatan sesuai dengan indikasi. Dan untuk produk olahan, harus memperhatikan betul soal label.

Tata laksana nutrisi termasuk faktor penting yang mendukung kesembuhan anak alergi susu sapi. Selain itu dukungan berupa nutrisi yang tepat dan adekuat untuk tumbuh kembang anak, selain protein yang sesuai juga membutuhkan nutrisi penting makro dan mikro lainnya termasuk zat besi untuk pertumbuhan fisik dan kognitif anak dengan alergi susu sapi.

Peran Sarihusada Bagi Anak Alergi Susu Sapi

Sebagai perusahaan yang memproduksi nutrisi ibu hamil & menyusui dan anak, PT Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada) selalu berinisiatif dan melakukan inovasi untuk mendukung si kecil yang tidak cocok susu sapi agar tetap tumbuh maksimal. Dalam rangka memperingati Pekan Alergi Dunia, SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx hadir dengan kombinasi unik.

Senior Brand Manager SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx, Anggi Morika Septie menyatakan, “Melalui inovasi baru SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx dan rangkaian kegiatan edukasi dalam Festival Soya Generasi Maju, kami berharap para Bunda dapat semakin tanggap dalam menangani kondisi anak yang tidak cocok susu sapi.

Keadaan alergi susu sapi yang dimaksud adalah yang disertai dengan risiko kekurangan Zat Besi pada si Kecil serta dapat memenuhi kebutuhan nutrisi lengkap dan seimbang agar si Kecil bisa tetap tumbuh maksimal dan siap untuk menjadi Anak Generasi Maju yang dapat meraih apa yang menjadi mimpi dan cita-citanya”

Inovasi baru untuk anak usia 1 tahun keatas ini berupa kombinasi unik Zat Besi dan Vitamin C, IronC, Isolat Protein Soya berkualitas, serta minyak ikan dan omega 3&6 untuk penyerapan nutrisi yang optimal bagi anak yang alergi susu sapi. Sehingga, mereka pun berhak mendapatkan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara maksimal sebagai generasi maju.

SGM Eksplor Soya  Progress Maxx
Sumber foto : Tim SGM

Inisiatif dan inovasi Sarihusada untuk mendukung anak yang tidak cocok susu sapi agar tetap tumbuh maksimal berupa banyak kegiatan positif dalam rangka memperingati Pekan Alergi Dunia. Bentuk dukungan itu antara lain berupa Edukasi 3K+, menyediakan Website Alergi Anak, dan terselenggaranya Festival Soya Generasi Maju.

Edukasi Gerakan 3K+

Sebenarnya, apa sih gerakan 3K+ itu? Ini adalah gerakan Sarihusada untuk mengajak orangtua turut berperan serta memperhatikan tumbuh kembang anaknya secara seksama. Jika ada sesuatu yang mungkin mencurigakan, sedini mungkin orangtua harus menjadi orang pertama yang tahu. Hal ini termasuk dalam upaya mengenali gejala alergi susu dan mencari solusinya

Kenali risiko dan gejala alergi. Orangtua harus mengetahui apa saja yang termasuk gejala alergi pada anak. Lalu risiko apa yang yang akan terjadi jika alergi tersebut tidak segera mendapat penanganan yang tepat. Termasuk harus paham jika anak mengalami gejala alergi susu sapi. Lalu mengambil tindakan yang tepat.

Konsultasikan segera gejala alergi tersebut ke dokter ahli yang berkompeten tentang alergi. Orangtua dapat memilih bentuk konsultasi tersebut secara online atau melalui telepon agar anak mendapatkan penanganan secara cepat, tepat dan tidak terlambat. Sebaiknya jangan membiasakan untuk menunda waktu dengan alasan tidak apa-apa.

Kendalikan alergi dan nutrisi alternatif.Orangtua harus mengupayakan supaya alergi tetap terkendali dan tidak melebar kemana-mana. Sebagai contoh jika anak mengalami alergi susu sapi, maka segera cari alternatif pengganti susu sapi yang kandungan nutrisinya tepat demi tumbuh kembang anak yang optimal.

Kembangkan potensi prestasi anak. Asah minat dan bakatnya sejak dini dengan stimulasi yang tepat. Setiap anak pasti memiliki kelebihan tertentu yang berbeda satu sama lain. Keunikan bakat inilah yang harus berkembang agar anak tumbuh maksimal seperti anak lain yang tidak mengalami alergi susu sapi sehingga siap menjadi anak generasi maju.

Mari menyaksikan video di bawah ini tentang Webinar Pentingnya Kombinasi Unik Zat Besi dan Vitamin C untuk Dukung si Kecil yang Tidak Cocok Susu Sapi Tumbuh Maksimal yang merupakan rangkaian acara dari Festival Soya Generasi Maju di channel Youtube NutrisiBangsa. Semoga bermanfaat bagi kita semua ya!

Festival Soya Generasi Maju

Acara Festival Soya Generasi Maju yang berlangsung dari tanggal 23 Maret 2021-3 April 2021 ini menghadirkan serangkaian kegiatan seru antara lain Tanya Dokter, Berbagi Tips dan Cerita bersama Celebrity moms untuk dukung si kecil yang alergi susu sapi,Tips Mengembangkan Potensi Prestasi dan Live Cooking bersama Celebrity Chef.

Dalam webinar kemarin, saya mendengarkan sharing dari Bunda selebriti Natasha Rizky yang bercerita tentang anaknya yang pernah mengalami alergi susu sapi. Namun berkat kerjasama bersama Desta suaminya, bunda Natasha dapat mengurangi risiko alergi pada anaknya dengan memberikan nutrisi yang tepat yaitu SGM Soya Pro-gress Maxx.

Selain memberikan nutrisi yang tepat, bunda Rizky juga memberikan stimulasi yang tepat kepada anaknya agar dapat mengembangkan potensi prestasinya. Sehingga, Miskha dapat bermain, belajar dan melakukan aktivitas favoritnya dengan nyaman tanpa gangguan gejala alergi susu sapi lagi yang selama ini cukup merisaukan.

Festival Soya Generasi Maju

Webinar yang saya ikuti ini merupakan bagian dari rangkaian Festival Soya Generasi Maju. Dalam webinar tersebut menghadirkan 2 narasumber berkompeten di bidang nutris dan alergi, lalu menghadirkan moderator Novita Angie, dan sharing bersama Mom celebrity yaitu Natasha Rizky, Revalina S. Temat, dan Joanna Alexandra.

Dari acara ini saya mendapatkan banyak ilmu dan pengetahuan yang sangat memadai sebagai bekal saya menjadi orangtua yang harus mau terus belajar dan mengasah kemampuan untuk memberikan yang terbaik dalam mendidik anak. Apapun kekurangan anak, harus senantiasa kita dukung agar siap menjadi anak generasi maju.

Happy Parenting!

bunda selebriti
Share

Author: Juliastri Sn

Mom of two. Lifestyle Blogger. Entrepeneur.

46 thoughts on “Hubungan Antara Zat Besi, Vitamin C, dan Risiko Anak yang Alergi Susu Sapi”

  1. Anak saya termasuk yang punya alergi meski kini seiring usia sudah membaik kondisinya. Maka edukasi seperti yang dilakukan SGM ini akan membantu sekali para Bunda untuk tahu altrnatif apa yang bisa diberikan pada anak dengan kondisi tidak cocok susu sapi agar tumbuh kembangnya tetap maksimal
    Ulasan yang lengkap dan bermanfaat, Mbak!

  2. Edukasi ala SGM memang selalu mantab jiwa
    Menarik banget untuk diikuti dan ortu jaman now kudu paham seputar hal ini ya Mak
    Makasiii banget sharing-nya

  3. Saya itu baru sadar kalau minum susu dan teh setelah makan bisa menghambat penyerapan zat besi dari sumber protein nabati. Padahal anak-anak kan suka minum susu dan teh abis makan. Jadi sekaraang harus diatur nih, boleh minum beberapa jam setelah makan.

  4. Alergi susu sapi bukan berarti anak tidak bisa dapet nutrisi setara dengan susu sapi ya.. Masih ada soya yang sekarang makin lengkap nutrisinya. termasuk vitamin C dan zat besi.

    1. Zat besiii.. kalau dewasa aja kekurangan zat tsb bisa lemas, gimana anak2 ya yg masih aktif bergerak kesana kemari. Penting buat ibu untuk tau tentang ini nih mba..soya buat anak alergi, betul.. ponakan yg alergi susunya soya.alhamdulillah sehat berprestasi…

  5. Webinar seperti ini memang bermanfaat bagi bagi orang tua. Saya baru tau makanan/minuman apa aja yang menghambat penyerapan zat besi. Termasuk kombinasi unik vit C dan zat besi yang bisa mengoptimalkan penyerapan

  6. Anak yang mudah lelah, hilang konsentrasi harus diwaspadai ya, jangan-jangan kekurangan zat besi. Ortu harus cepat tanggap terhadap gejala2 yg ada biar cepat ditangani agar pertumbuhan anak tidak terhambat. Bagus sekali ada edukasi seperti yang dilakukan SGM ini.

  7. Waduh … anak yang mengalami alergi terhadap susu sapi rentan kekurangan zat besi ya. Syukurnya sekarang ada SGM Eksplor Soya ya yang bisa membantu pemenuhan zat besi.

  8. Wah webinarnya bermanfaat banget Mbak jadi tahu kalau setelah makan jangan makan cokelat, kopi dan teh karena akan mengabsorbsi zat besi. Efek kekurangan zat ini fatal juga ya

  9. wah..padahal di kita ini lazim banget ya makan trus disambung teh. Apalagi ada itu lho….apapun makanannya minumnya…. eng-ing-eng.
    Wah jd harus biasakan utk berjeda nih. Makasih ulasannya mb juli. Banyak info yg manfaat di sini

  10. kayaknya banyak deh orang tua terutama para moms yang belum teredukasi apa pentingnya vitamin C bagi penyerapan zat besi. merasa udah kasih asupan zat besi cukup tapi ga disupport sm vitamin c… ya jadi proses penyerepan ke tubuh ga maskimal

  11. wah iya ya mbak, vitamin C sangat penting bagi penyerapan zat besi ya mbak
    biar tumbuh kembang anak bisa berkembang optimal
    makanya sangat perlu memberikan gizi seimbang bagi anak

  12. Rasio molar untuk 20 mg vitamin C, maka zat besinya adalah 3 mg. Tapi kok istilahnya 2:1 ya. Ini kan berpotensi membuat kebingungan di masyarakat. Untung di sini dijelaskan lengkap.

  13. Aku baru tau kalau alergi susu sapi berhubungan juga dnegan kekurangan zat besi ya. Makanya harus tanggap 3K+ nih supaya bisa mengatasi anak yanga alergi susu sapi

  14. Bener ya Kekurangan zat besi itu bersifat fatal, apalgkuhusnya utk anak yg alergi protein susu sapi hafus konsen bngt langkah 3K+ dn beri nutrisi yg lngkp dn tepat y mba

  15. Sekarang jadi paham kalau zat besi bukan nutrisi main-main yang harus dipenuhi
    Anak gemuk bukan jaminan zat besinya mencukupinya
    Well noted banget ini informasi seputar zat besi dan vitamin C

  16. Iya nih, ternyata penting banget zat besi bagi tumbuh kembang anak yaaa. Hiks ternyata masih banyak anak2 balita yang kena. Semoga makin banyak orang tua yang paham dan menyadari akan pentingnya zat besi dan vitamin buat anak.

  17. Mba, beneran aku baru tau yang ion ferri dan ion ferro tadi. Ternyata ga asal zat besi aja yang harus kita konsumsi, harus diperhatikan juga ya untuk mengubahnya menjadi zat besi yang aman untuk di usus. Harus memperhatikan nih asupan makanan apa yang tidak seharusnya dimakan secara bersamaan klo gini ya mba.

  18. Ternyata kesulitan dalam berkonsentrasi ini akibat dari otak kekurangan oksigen karena zat besi yang berperan untuk pembentuka hemoglobin yang membawa oksigen ke seluruh tubuh kapasitasnya kurang, ini jadi perhatian banget Mba buat siapin gizi terbaik buat anak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *