Misa Agung Bersama Bapa Paus Fransiskus Di GBK Jakarta

Misa Agung Bersama Bapa Paus Fransiskus di GBK Jakarta

Tak menyangka di tahun 2024 ini saya mendapatkan rejeki untuk dapat mengikuti misa agung bersama Bapa Paus Fransiskus. Seperti 35 tahun yang lalu saya berkesempatan mengikuti misa agung bersama Bapa Paus Yohanes Paulus II di lapangan Dirgantara Yogyakarta di tahun 1989

Misa agung bersama Bapa Paus Fransiskus di GBK Jakarta, sungguh pengalaman iman yang luar biasa. Namanya rejeki, datangnya tak pernah kita sangka. Awalnya saya tidak menduga jika bisa mendapat kesempatan untuk berangkat ke Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta untuk mengikuti perayaan Ekaristi bersama puluhan ribu umat Katolik di Indonesia.

Yup, tanggal 5 September 2024 adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh umat Katolik di Indonesia. Kerinduan untuk dapat berjumpa dan dapat merayakan misa agung bersama Bapa Paus ini sudah tak terbendung lagi. Bapa Suci Paus Fransiskus berkenan hadir ke Indonesia dan menggaungkan tentang perdamaian ke seluruh dunia adalah anugerah yang terindah.

Peristiwa ini merupakan pengalaman iman yang amazing bagi saya. Sebagai seorang Katolik yang beriman, saya membutuhkan sekali penyegaran rohani untuk kesehatan mental serta jiwa saya. Saya membutuhkan keseimbangan antara kesehatan jiwa dan raga. Jika selama ini hanya mengolah raga, jiwa saya perlu disiram agar tak gersang.

Misa Agung Bersama Bapa Paus Untuk Kedua Kalinya

Pada tahun 1989, saya masih duduk di bangku SD. Sungguh beruntung, saya diajak oleh orangtua mengikuti misa agung bersama Bapa Paus Yohanes Paulus II yang saat itu sedang berkunjung ke Indonesia. Misa berlangsung di lapangan Dirgantara, Yogyakarta. Umat Katolik seluruh Indonesia tumpah ruah di lapangan itu.

Saya ingat, ibu saya sudah menyiapkan segala sesuatunya dari malam hari sebelum kami berangkat keesokan harinya. Makanan, minuman, koran, topi, dan perlengkapan lainnya mengingat kami akan seharian penuh berada di tempat misa. Acara perayaan ekaristi berlangsung di sore hari, namun kami sudah bersiap dari pagi.

Panas terik sinar matahari tidak kami rasakan karena rasa sukacita kami untuk dapat berjumpa dengan Bapa Paus tercinta. Waktu itu, saya tidak begitu paham Bapa Paus itu siapa. Kata bapak saya, Paus adalah pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia yang bertempat di Vatikan, Roma. Bapa Paus adalah orang baik, wakil Tuhan di dunia.

Lalu bapak saya menceritakan bagaimana proses pemilihan seorang Paus itu. Dimana para Kardinal dan Uskup sedunia berkumpul, berdoa bersama memohon rahmat untuk pemilihan Bapa Paus. Lalu ketika umat melihat cerobong asap di menara Vatikan sudah tampak asap, saat itulah sudah terpilih Paus selanjutnya. Saya takjub dan tertarik dengan cerita itu.

Perjalanan apostolik Bapa Paus Fransiskus kali ini merupakan simbol persahabatan dan dialog antar umat beragama di Indonesia. Sri Paus sebagai pemimpin agama Katolik di dunia senantiasa menyerukan perdamaian untuk seluruh umat manusia di dunia ini. Negara Indonesia khususnya yang kaya akan keberagaman.

Bapa Paus mengatakan bahwa kekayaan sesungguhnya yang dimiliki bukanlah hasil tambang atau kekayaan alam yang melimpah, namun kaya akan budaya dan keberagaman. Kekayaan itu perlu dilestarikan, bukan malah menjadi alasan untuk tidak bersatu karena perbedaan yang ada. Karena pada hakekatnya, semua manusia sama di mata Tuhan.

Misa Agung bersama Bapa Paus Fransiskus yang saya ikuti bersama teman-teman perwakilan dari Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor ini menjadi reminder bagi kami agar lebih  mengutamakan hubungan persaudaraan atau relationship dengan Tuhan dan sesama yang lebih sehat lagi. Bukan lagi suatu hubungan toxic  yang saling meracuni satu sama lain.

Misa Agung Bersama Bapa Paus untuk kedua kalinya
Bapa Paus Fransiskus Sumber foto : Indonesia Papal Visit Committee

Dalam Keterbatasan, Misa Agung Bersama Bapa Paus Fransiskus Di GBK Jakarta Berjalan Khidmat

Di usianya yang sudah 80 tahun lebih, mengalami sakit lutut dan hidup hanya dengan satu paru-paru, Bapa Paus Fransiskus tetap semangat dalam pelayanan. Puluhan ribu bahkan hampir ratusan ribu umat Katolik memenuhi stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Umat yang tak kebagian tiket masuk GBK pun dengan tertib mengikuti misa di luar stadion  GBK.

Misa agung dijadwalkan pukul 17.00, namun rombongan kami dari Paroki Kelor sudah sampai di GBK sekitar pukul 12.00 siang. Kami pun berjalan lumayan jauh menuju pintu gate yang sudah terbagi-bagi menurut wilayah Keuskupan masing-masing.  Namun banyaknya umat yang hadir di GBK membuat kami semangat dalam perjumpaan bersama saudara seiman.

Keterbatasan yang ada pada diri Bapa Paus Fransiskus tidak menjadi halangan untuk dapat berjumpa dan menyapa umat Katolik di Indonesia. Beliau tetap tulus tersenyum kepada siapa pun yang ingin berjumpa dengan beliau. Anak kecil, kaum difabel, ibu hamil, kaum muda, siapapun itu Paus bersedia memberikan berkat tanpa pernah menolaknya.

Padahal sebagai manusia, saya pribadi sering mempunyai seribu alasan untuk menolak sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan saya dengan alasan keterbatasan. Selain itu kadangkala diri ini merasa hebat saat melihat keterbatasan orang lain alih-alih merasa bersyukur. Saat realita tak sesuai dengan ekspektasi pun, saya sering mengeluh.

Padahal, Tuhan tak pernah mempertimbangakan keterbatasaan seseorang menjadi penghalang untuk digunakan menjadi alat-Nya dalam mewartakan kabar sukacita. Siapapun bisa menjadi utusan-Nya. Pertanyaannya, maukah kita menjadi alat-Nya? Tak mudah untuk menjawabnya karena kita seringkali mengelak dengan beribu alasan.

Dalam keterbatasan misa agung bersama Bapa Paus Fransiskus berjalan khidmat

Nilai Keteladanan Dari Bapa Paus Fransiskus

Saya melihat, Bapa Paus Fransiskus adalah pribadi yang penuh kasih, tulus, rendah hati dan amat sangat bersahaja atau sederhana. Senyumnya senantiasa terpancar dari wajahnya yang sudah renta. Beliau laksana malaikat yang diutus oleh Tuhan untuk mewartakan kabar sukacita dan pesan-pesan hidup yang penuh motivasi dan inspiratif.

Dalam homilinya beliau menyatakan bahwa cinta kasih, ketulusan, kerendahhatian, kesederhanaan, jangan serakah menjadi sikap yang perlu diteladani oleh siapapun terutama umat Katolik. Jika sudah menabur namun merasa belum dapat menuai sesuai dengan harapan, tetap berbuat baiklah jangan membalas berbuat jahat atau menjadi orang jahat.

Iman. bela rasa, dan persaudaraan menjadi tema yang diusung dalam perayaan Holy Mass atau Misa Agung bersama Bapa Paus Fransiskus yang berlangsung di GBK Jakarta ini. Kurang lebih 70.000-an umat yang berada di dalam gedung GBK, ditambah yang berada di luar GBK total ada sekitar seratus ribu-an umat Katolik mengikuti misa agung ini.

Umat Katolik yang tersebar di seluruh Indonesia berkumpul di GBK dengan sukacita yang luar biasa. Mereka tertib antri menjalani setiap prosesi, termasuk antri saat akan masuk ke GBK dengan menjalani beragam pemeriksaan barang-barang yang dibawa satu persatu. Pun saat mereka sudah kebelet untuk buang air kecil mereka tetap tertib antri.

Budaya tertib antri ini menjadi lambang perwujudan iman yang nyata. Saling menghargai, saling menghormati, tidak egois dengan sesama meskipun ada banyak perbedaan dari segi budaya dan ras. Karena pada dasarnya, iman tanpa perbuatan adalah mati. Di GBK, saya melihat kedewasaan iman umat Katolik.

Mereka saling tersenyum, bertegur sapa satu sama lain walaupun belum kenal sama sekali awalnya. Saling menanyakan dari daerah mana dan bergembira ria bersama. Pun kami umat Katolik mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari berbagai pihak dari semua kalangan yang berbeda keyakinan tetap menjalankan tugasnya dengan baik.

Hidup dalam perbedaan adalah kekayaan dan aset yang perlu kita junjung tinggi. Indonesia bisa kok bersatu padu dengan damai tentram dalam persaudaraan sebagai sesama umat Tuhan. Hidup akan lebih berwarna ketika kita saling menyadari kelebihan dan kekurangan masing-masing namun tetap sama di hadapan Tuhan.

Berkah Dalem!

Nilai keteladanan dari Bapa Paus Fransiskus
Sumber foto : Indonesia Papal Visit Committee
Share

Author: Juliastri Sn

Mom of two. Lifestyle Blogger. Entrepeneur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *