Penting Nggak Sih Blog Ber-Niche?

Blog ber-niche Kuliner Wisata yang ngehits

Dunia Blogging saat ini sedang hiruk pikuk dengan segala euforia. Profesi Blogger, saat ini sudah masuk dalam Β list cita-cita. Mungkin sebentar lagi, saat ada anak SD ditanya,”Apa cita-citamu kelak, Nak?”

“Menjadi Blogger, Bu!”, jawab anak SD itu. Cihuy, Blogger sudah setara dengan dokter, guru, polisi, insinyur dan profesi keren lainnya yang masuk daftar cita-cita. πŸ™‚

Bisa jadi itu adalah anak saya yang saya setting pikirannya. Hihi..nggak, ding. Anak saya mau jadi apa Β mah terserah dia saja. Lha wong dia yang menjalani hidupnya, kok. Saya, sebagai orang tua tugasnya hanya mendukung segala keputusan terbaiknya. Itu!

Wew, jadi ngalor ngidul. πŸ™‚

Kembali ke dunia Blogging. Beberapa tahun yang lalu, saat saya belum berani mendeklarasikan diri bahwa saya seorang Blogger, saya kebingungan saat ditanya Blogmu niche-nya apa? Niche? Panganan opo kuwi? Haha..

Kategori blogmu? Ehm..apa ya. Campur-campur kebanyakan curhat. Iya, niche curhat. Ada nggak?

Hahahaha..yang nanya sukses ngakak.

Seiring perjalanan waktu, pelan-pelan saya mulai tahu bahwa blog saya lebih mendekati niche lifestyle, untuk lebih menyamarkan niche gado-gado nan random. Asli, saya sendiri bingung. Mana ngerti kalau blog itu ternyata ada kategorinya. Saya tahunya menulis apa yang ingin saya tulis. Dan kebanyakan tulisan saya based on true story. Apa yang saya alami. Kalau ngarang, ya nulis cerpen yang masuk genre fiksi, itupun biasanya terinspirasi dari pengalaman pribadi. Kalau harus pure berkhayal, saya suka keilangan enggok atau nggak tahu alurnya mau dibawa kemana. Suka nggantung mencari ending yang tak jua ketemu. Halah.

Belakangan bermunculan Blogger populer seperti Beauty Blogger, Traveler Blogger, Lifestyle Blogger, Food Blogger, Reportase Blogger dan lain sebagainya. Memang, dengan fokus pada satu bidang blog, orang akan mudah mengingat dan lambat laun sang Blogger bisa dianggap sebagai mastah untuk menjadi rujukan. Jelas, karena sudah tahu arahnya kemana. Sudah jelas segmen pembacanya dan manfaat yang akan didapat.

Kalau ditanya, bagus mana Blog ber-niche atau blog gado-gado? Tergantung yang ditanya dan yang dijawab ya. Relatif. Tergantung kebutuhan. Ada anggapan, blog berniche lebih cepat melesat kariernya, lebih mudah mendapat job dari brand dan lebih dikenal.

Sedangkan blog gado-gado? Namanya rejeki sudah ada yang ngatur lah ya. Lifestyle blog, sekalipun random, brand apa saja bisa masuk karena sifatnya lebih general. Yang nggak butuh terlalu spesifik, mungkin Lifestyle blog bisa menjadi pilihan. Tergantung tujuan orang ngeblog aja sih. Kalau saya, ngeblog itu untuk stress release, me time dan menjaga kewarasan dari rutinitas hidup di dunia nyata. Ya, sekedar lari dari kenyataan tapi tetap harus memberi manfaat bagi orang lain. Bagaimanapun, saya nggak boleh egois dong. Jadi, ya ritme ngeblog saya masih selow-selow saja nggak terlalu mikirin ini itu yang justru membuat saya stress. Let it go sajalah. Jadi menurut saya, Blog berniche bagus, lifestyle juga bagus. Nggak ada mana yang lebih bagus. Yang penting pengolahannya bisa teratur dan kontennya bermanfaat.

Ssst, tentang Niche Blog ini saya punya teman Blogger Jogja yang concern dengan blog Wisata Kulinernya. Coba aja ketik di Google : kuliner wisata. Dan taaadddaaa…..

Blognya teman saya yang dibuletin

Ada 1.050.000 hasil, dan blog teman saya ini nangkring di page one Google no. 2! Wow..keren yaa..

Namanya Atanasia Rian. Si gesit yang biasa dipanggil Barbie ini rajin update blognya. Dia juga pernah ikut program one day one post. Hal yang sampai saat ini belum bisa saya lakukan. Posting tulisan di blog tiap hari! Top banget dah!

Saya berkesempatan mewawancarai Rian via WhatsApp. Yuk, disimak..

Halo Barbie, mau tanya-tanya nih..

Apakah Niche blog membuat segmentasi pembaca terbatas?

Halo juga..

Hm..pastinya terbatas, ya. Tapi kan segmen kuliner dan wisata itu agak luas jadi enak lah mengolahnya

Bener banget, hari gini siapa sih yang tidak mencari referensi wisata dan kuliner? Ada yang nggak suka makan dan piknik? Ngacunglah.. πŸ™‚

Cara mensiasati tawaran job review, nih..apakah harus selalu sesuai dengan niche blog?

Saya biasanya kalau ada job satu, ditutup dengan postingan lain atasnya jadi bisa ke drop ke bawah

Noted! Bisa ditiru nih tipsnya.. πŸ™‚

Suka duka blog berniche?

Kadang sulit menyamakan tema, jadi harus pintar mensiasatinyaΒ dengan menghubung-hubungkan supaya matching

Yup, siasat itu penting..

Seberapa penting niche blog bagi seorang Atanasia Rian?

Santai sich.. aku gak kaku soal niche, yang penting berusaha menutupinya aja dengan mencari benang merahnya

Hm..*benang merah mana benang merah*

Tips supaya concern di niche blog ini gimana, pernah kehabisan ide, atau pernah bosan mungkin?

Biasanya, kalau pas kehabisan ide atau foto habis, biasanya lari ke tips supaya lebih mudah

Hm..ya..ya..ya..

Well, banyak informasi yang bisa kita dapatkan dari blog Kuliner Wisata ini. Rian pandai mengemas informasi yang disajikan dengan foto-foto yang menarik dan inspiratif. Monggo kepoin saja blognya di sini

Sukses Barbie Rian..Terus berkarya dan menginspirasi ya!

Share

Author: Juliastri Sn

Mom of two. Lifestyle Blogger. Entrepeneur.

29 thoughts on “Penting Nggak Sih Blog Ber-Niche?”

  1. Blog ber niche memang lebih terlihat profesional ya Mba… Tapi buat orang yang masih suka belok-belok kepinginan nulisnya (seperti saya), itu susah banget buat konsisten.
    Btw, tosss sesama pemilik blog bergenre gado-gado-yang-tersamarkan πŸ˜€

  2. Kalau blog yaang punya niche, blog utamaku sih random . Susah mau fokus ke satu bidang. Tapi yang spesifik sih ada, blog resensi buku. Itu juga perlu perjuangan karena harus baca buku dulu sebelum up date πŸ˜€

    1. Hehe..mungkin maksudnya pas ada tawaran job review yang kurang sesuai dengan niche blog bisa disiasati dengan postingan yang sesuai dengan tema niche blog supaya nggak njomplang mba Maria πŸ™‚

  3. Ya betul, setuju banget kalau siasat untuk bermain blog dengan satu niche itu penting. Kebetulan banget nih kak, saya juga rencananya mau membuat blog dengan niche musik. Nggak seperti sebelumnya cuman random. Makasih ya kak atas wawancaranya. Jadi open mind nih. Hehe

  4. dari awla nulis blog, aku memang udh milih travel dan kuliner sbg temanya :).. tapi itu karena aku ga pinter nulis hal lain di luar itu mbak :D.. makanya cuma 2 poin td yg aku jdiin niche blog ku.. tp utk referensi, aku baca semua jenis blog temen2.. sekedar utk nambah ilmu, nambah diksi dan nambah temen πŸ™‚

  5. Jika orang punya keahlian tertentu kelihatannya lebih baik berniche sesuai dengan keahliannya ya ?
    Kayaknya sih ha ha.
    Salam kenal dari pendatang baru πŸ™‚

    1. Halo, mba Lelly..Bener banget, kalau memang kita punya satu keahlian tertentu jadinya lebih mudah dituangkan dalam satu blog khusus berniche keahlian kita itu..Dapet manfaatnya bagi orang lain πŸ™‚

  6. Hi, salam kenal mba.
    Saya sendiri setuju dengan blog ber-niche khusus, seperti yg saya kelola: blog menjahit. Seringkali saya harus menahan diri untuk tidak posting macam2 yg tidak bersangkut paut dengan menjahit. Dan agak susah yaa klo mau ikut lomba blog, karena topik lomba tidak nyangkut dengan niche blog. Jadi kliatan menonjol sndr postingannya.
    Betul yg mba bilang “suka-duka” Tp harus tetap semangat ngeblog. Hihi..

    1. Salam kenal juga, mba Dini..Wuih, soal jahit menjahit itu kan banyak peminatnya..Terus menginspirasi, ya mba..
      Usul ya, kalau mau nulis yang lain di luar jahit menjahit bisa bikin blog lagi aja mba..kan passion yang lain bisa tersalurkan juga πŸ™‚

  7. Blog aku gado-gado mba. Susah klo harus fokus di niche tertentu. Karena kadang isi pikiran terlalu liar utk stay di satu tema.

  8. Setuju mba, niche blog penting supaya pembaca yang concern ke situ sering mampir. Tapi blogku ya gado-gado, hehehe. Tahun ini mulai berbenah banyakin konten parenting and health, kembali ke jalan yang benar. Hahahaha

  9. Wah berarti niche blogku Lifestyle ya mbk wkwkwwk

    Kan aku nulis semua dan apa aja yang ingin aky tulis mbak, ingin juga sih puny blog yang fokus bahas satu topik, tapi masih tahap belajar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *